Perbandingan Reksadana vs Crypto. Lebih Cuan Mana?
Yuk, baca ulasan mengenai perbandingan reksadana vs trading crypto. Instrumen investasi mana yang lebih mendatangkan cuan, ya?
Reksadana dan crypto merupakan dua jenis instrumen investasi yang berbeda karakteristiknya dan risikonya.
Di sisi lain, cryptocurrency yang artinya mata uang kripto semakin populer di dunia, termasuk Indonesia dan seringkali diperdagangkan atau trading.
Lalu, mana yang lebih baik antara kripto atau reksa dana? Mata uang kripto atau cryptocurrency cenderung memiliki harga yang fluktuatif dan tak memiliki batas.
Sedangkan reksa dana pengelolaannya dipegang oleh Manajer Investasi (MI), sehingga risiko terdiversifikasi.
Nah, agar lebih yakin instrumen mana yang lebih cocok untuk kamu, mari simak bersama-sama ulasan di bawah ini yang telah blog SkorLife lansir dari berbagai sumber.
Definisi Reksadana dan Crypto
Apa Itu Reksadana?
Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal dan dikelola oleh badan hukum yang disebut Manajer Investasi (MI).
Pengertian reksadana yang artinya instrumen investasi itu berdasarkan pada Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, Pasal 1 ayat (27).
Dana yang terkumpul kemudian akan digunakan untuk investasi ke berbagai jenis portofolio Efek, seperti surat berharga, obligasi, dan saham.
Apa Itu Crypto?
Melansir laman Allianz.co.id, cryptocurrency adalah mata uang digital yang dapat digunakan untuk transaksi antar pengguna tanpa perlu peran pihak ketiga, dalam hal ini lembaga keuangan atau sekuritas.
Adapun contoh mata kripto adalah Bitcoin, Litecoin, Monero, Dogecoin dan Bitcoin Cash. Itulah nama-nama coin dari jenis cryptocurrency itu populer di Indonesia.
Asal tahu saja, 1 Bitcoin jika dirupiahkan hari ini setara dengan Rp Rp977.043.267.
Secara umum, crypto tidak memiliki underlying asset itu artinya tak memiliki aset yang mendasari, seperti reksadana, obligasi maupun saham.
Lalu, apa yang mempengaruhi harga crypto? Faktor naik atau turunnya mata uang crypto sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar, distribusi kripto, inflasi hingga pengaruh sistem hukum dan regulasi.
Jadi, crypto termasuk investasi apa? Menurut laman CNBC Indonesia, investasi mata uang kripto merupakan instrumen yang berisiko paling tinggi.
Meski demikian, banyak orang di dunia, termasuk Indonesia tertarik dengan trading crypto lantaran menawarkan keuntungan tinggi.
Perbedaan Reksadana vs Crypto
1. Pengelolaan
Saat dihadapkan pada kebingungan apa perbedaan crypto dan reksadana, maka paling utama yakni pengelolaannya.
Seperti telah disebutkan di awal, reksa dana artinya jenis instrumen yang dikelola oleh badan hukum yakni Manajer Investasi.
Untuk bisa mengelola reksadana, Manajer Investasi harus memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hal yang sama juga berlaku untuk Bank Kustodian yang menyimpan aset reksadana, serta agen penjual reksadana (APERD).
Sedangkan, trading crypto hadir karena adanya sistem blockchain. Pergerakan naik dan turun mata uang kripto murni berdasarkan permintaan pasar saja dan tidak ada regulasi yang mengaturnya.
2. Volatilitas Harga
Faktor yang membedakan lainnya dari reksadana vs crypto yakni perihal volatilitas pergerakan harganya.
Sebagai informasi, volatilitas adalah gambaran naik turun harga yang signifikan pada aset keuangan, seperti reksadana, saham, dan mata uang.
Pergerakan nilai atau harga reksadana cenderung lebih stabil. Instrumen investasi pasar uang ini cocok untuk investor pemula.
Apa kelemahan mata uang kripto? Volatilitas pergerakan harga crypto sangat fluktuatif. Nilai mata uang kripto sering kali mengalami kenaikan maupun koreksi hingga double digit dalam jangka pendek.
3. Risiko Investasi
Dalam hal risiko investasi, reksa dana memiliki jenis yang lebih variatif.
Bila mencari reksadana dengan risiko rendah, ada Reksadana Pendapatan Tetap yang cenderung stabil dan cocok untuk investor pemula.
Sedangkan untuk investor dengan profil agresif dan mencari keuntungan dan risiko lebih tinggi, maka cocok memilih Reksadana Saham.
Hal ini tentu sangat berbeda bila kamu melakukan trading crypto. Sebab, pergerakan dari mata uang ini sangat fluktuatif.
Kalau sedang untung, bisa mendapat cuan ratusan persen sehari. Begitupun sebaliknya, kamu bisa rugi banyak dalam waktu singkat bila harga kripto sedang turun.
4. Keuntungan Investasi
Salah satu prinsip investasi yakni high risk high return, maka reksadana vs trading crypto juga berbeda dari sisi keuntungan investasinya.
Potensi keuntungan yang diperoleh dari reksadana bergantung pada jenisnya.
Contohnya, keuntungan atau imbal hasil Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) per tahun sekitar 3-4%. Sedangkan Reksadana Saham imbal hasilnya bisa mencapai lebih dari 10% per tahun.
Bila dibandingkan dengan keuntungan dari trading crypto, angka itu bisa dicapai hanya dalam hitungan hari atau bahkan jam.
5. Diversifikasi
Perbedaan lain dari reksadana dan mata uang kripto bisa dilihat dari diversifikasi asetnya.
Saat investasi pada produk reksadana, maka akan terdiri dari beragam aset.
Dengan demikian, ketika ada satu aset yang nilainya anjlok, belum tentu berpengaruh kepada keseluruhan portofolio.
Tentunya, hal ini tidak bisa kamu temui ketika trading crypto. Saat harga Bitcoin naik 20% sehari, otomatis nilai investasi menjadi naik.
Namun, kalau turun 20% sehari, kamu kerugian investasi tidak bisa dibatasi.
Nah, itulah ulasan mengenai perbandingan reksadana vs trading crypto. Semoga informasi dalam artikel ini bermanfaat untuk kamu, ya!
Sebelumnya, ada pembahasan mengenai reksadana vs trading saham yang perlu diketahui oleh calon investor.
Hanya di blog SkorLife yang memberikan panduan investasi emas, properti, saham, dan obligasi secara lengkap.
Bagi kamu yang ingin membeli motor baru dengan skema cicilan ke multifinance, yuk cek dulu skor kreditnya di aplikasi SkorLife yang tersedia di smartphone.
Ingin memiliki kartu kredit yang memberikan banyak kelebihan setelah bertransaksi? Ajukan aplikasi untuk mendapatkan Mayapada Skorcard.
Yuk, cari tahu mengenai rekomendasi daerah tujuan wisata, belanja, dan makanan terkini, hanya di blog Skorcard.