Apa Itu DBR? Cara Menghitung Rasio Utang dan Pentingnya dalam Pengajuan Kredit

DBR adalah rasio utang terhadap penghasilan. Ketahui cara hitung DBR dan kenapa ini penting untuk ajukan kredit dengan aman.

Pernah mengalami pengajuan kredit ditolak, padahal penghasilan kamu terasa aman dan catatan kredit pun mulus? Banyak orang mengira itu cuma soal “kurang hoki” atau prosedur bank yang rumit. Padahal bisa jadi masalahnya ada di satu angka penting yang sering terlewat: DBR.

Meski terdengar teknis, DBR adalah indikator sederhana tapi krusial yang bisa menentukan apakah bank bakal bilang “ya” atau “mohon maaf” saat kamu ajukan pinjaman, entah itu KPR, kredit kendaraan, atau KTA. Bagi bank, DBR adalah cermin apakah kamu mampu menambah cicilan baru tanpa bikin cash flow keuangan jadi kacau.

Apa Itu DBR? Ini Penjelasan Gampangnya

DBR, atau Debt Burden Ratio, adalah rasio antara total cicilan bulanan yang kamu bayarkan dengan penghasilan tetap bulanan. Gampangnya, DBR adalah cara untuk menghitung berapa persen dari gaji atau penghasilan bersih kamu yang habis buat bayar utang setiap bulan.

Contohnya begini: Kalau kamu punya penghasilan Rp10 juta dan cicilan total Rp4 juta, berarti DBR kamu 40%. Bank akan menilai angka ini untuk melihat apakah kamu “cukup longgar” dari sisi keuangan untuk menerima cicilan tambahan.

Biasanya, batas aman DBR ada di angka 30 – 40%. Kalau DBR kamu lewat dari angka itu, bank bisa ragu untuk menyetujui pinjaman, meskipun kamu nggak pernah telat bayar cicilan sekalipun. Jadi, bisa dibilang, DBR adalah pertahanan awal bagi bank untuk mengelola risiko, dan kamu pun bisa memanfaatkannya sebagai alat bantu supaya tidak terjebak dalam beban utang berlebihan.

DBR (Debt Burden Ratio)

Cara Menghitung DBR: Pakai Rumus Sederhana Ini

Kamu bisa hitung DBR sendiri, cukup pakai rumus berikut:

DBR = (Total Cicilan Bulanan / Penghasilan Bulanan) x 100%

Contoh: Kamu punya penghasilan tetap Rp10 juta per bulan. Cicilan KPR Rp2,5 juta, cicilan motor Rp1 juta, dan tagihan kartu kredit Rp500 ribu. Total cicilan = Rp4 juta.

Maka DBR kamu:

(4 juta / 10 juta) x 100% = 40%

Artinya, 40% gaji kamu tiap bulan habis untuk bayar utang. Ini udah masuk batas maksimal yang umumnya diterima bank, yaitu DBR 30% – 40%. Di atas itu, biasanya pengajuan kredit kamu akan ditolak atau disetujui tapi dengan bunga lebih tinggi.

Baca juga: Anuitas: Pengertian, Jenis, Rumus, dan Contoh Perhitungannya

Kenapa DBR Penting Saat Ajukan Kredit?

Saat kamu ajukan KPR, kredit kendaraan, atau pinjaman lainnya, bank bukan cuma lihat penghasilan atau skor kredit. Mereka juga cek:

Apakah kamu masih “mampu” nambah cicilan baru tanpa ganggu cash flow?

Di sinilah DBR jadi pertimbangan utama.

📉 DBR rendah = ruang cicilan masih aman → peluang disetujui lebih besar.
📈 DBR tinggi = cash flow dianggap ketat → risiko gagal bayar makin besar.

DBR (Debt Burden Ratio)

Apa Hubungannya DBR dengan Skor Kredit?

Meskipun DBR adalah angka yang nggak langsung muncul di laporan kredit, jangan anggap enteng dampaknya. Bank menghitung DBR berdasarkan data pinjaman aktif yang tercatat di laporan kredit kamu. Jadi meskipun kamu selalu bayar cicilan tepat waktu dan skor kreditmu bagus, DBR tinggi tetap bisa bikin bank ragu.

Kenapa? Karena DBR adalah sinyal seberapa “padat” beban utang kamu setiap bulan. Semakin tinggi angkanya, makin kecil ruang untuk cicilan baru dan itu bikin bank pikir dua kali sebelum menyetujui permohonan kredit.

Nah, di sinilah kamu bisa manfaatkan fitur dan layanan Skorlife untuk bantu jaga DBR tetap sehat:

  • Cek Riwayat Kredit – Lihat semua cicilan aktif kamu secara real-time, supaya tahu beban utang sebenarnya.
  • Peluang Pengajuan Kredit = Dapat estimasi peluang persetujuan pinjaman berdasarkan kondisi finansial terkini.
  • SkorPintar – Pantau limit dan jatuh tempo semua kartu kredit agar bunga dan cicilan tidak diam-diam menaikkan DBR kamu.
  • Manajemen Keuangan – Dapat rekomendasi pelunasan utang dan budgeting yang bisa bantu menjaga rasio cicilan tetap terkendali.

Intinya, DBR adalah angka yang bisa membuka atau menutup peluang keuangan kamu. Jadi, penting banget untuk memantau dan mengelolanya secara aktif. Skorlife bisa bantu kamu di setiap langkahnya.

Baca juga: Mengenal Restrukturisasi Kredit, Solusi Saat Tak Mampu Bayar Cicilan

Tips Jaga DBR Tetap Aman

Kalau kamu mau peluang pengajuan kredit tetap tinggi dan keuangan pribadi nggak kewalahan, penting untuk menjaga DBR tetap di level aman. Berikut beberapa tips praktis yang bisa langsung kamu terapkan:

1. Pahami Kapasitas Finansial Sebelum Ambil Cicilan

Jangan langsung tergoda ambil cicilan hanya karena limitnya disetujui. Ingat, DBR adalah tolok ukur seberapa kuat kondisi keuanganmu menanggung utang. Sebelum setuju tanda tangan kredit, hitung dulu dampaknya ke DBR kamu, biar nggak menyesal di tengah jalan.

2. Prioritaskan Cicilan yang Produktif

Cicilan rumah, kendaraan untuk usaha, atau modal kerja punya nilai jangka panjang dan bisa menghasilkan. Sebaliknya, cicilan konsumtif seperti gadget atau liburan, meski menyenangkan, bisa bikin DBR membengkak tanpa imbal hasil. Jadi, bijaklah memilih.

3. Naikkan Penghasilan atau Kurangi Beban Utang

Ada dua cara utama untuk memperbaiki rasio DBR: tambah penghasilan atau kurangi cicilan. Kalau saat ini penghasilan belum bisa naik, coba fokus ke strategi pelunasan utang. Kamu bisa memanfaatkan fitur Manajemen Keuangan di Skorlife untuk bantu atur prioritas pembayaran yang paling efektif.

4. Pantau DBR Secara Rutin

Jangan tunggu pengajuan pinjaman ditolak baru sibuk hitung DBR. Dengan Skorlife, kamu bisa pantau DBR dan seluruh riwayat kredit secara real-time. Jadi, kamu tahu kapan saatnya ajukan pinjaman, dan kapan harus tahan dulu.

Kesehatan finansial bukan cuma soal punya gaji besar, tapi soal bisa mengatur utang dengan cerdas. Dengan menjaga DBR tetap ideal dan stabil, kamu membuka lebih banyak peluang, dari pinjaman rumah, kendaraan, sampai modal usaha.

Baca juga: Biaya Provisi: Arti, Besaran, dan Cara Menghitungnya

Kesimpulan

Pada akhirnya, DBR adalah angka penting yang bukan cuma dipakai bank, tapi bisa jadi alat bantu kamu buat jaga keseimbangan keuangan pribadi. Dengan DBR yang sehat, kamu lebih leluasa mengatur cash flow, punya peluang lebih besar ajukan kredit, dan bisa tidur lebih nyenyak tanpa mikirin utang berlebihan.

Mau tahu DBR kamu sekarang? Yuk, mulai kelola dan pantau keuanganmu lebih cerdas bareng Skorlife. Jangan tunggu sampai utang menumpuk, baru sadar DBR kebablasan.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments