8 Cara Mengatasi Inflasi di Kehidupan Sehari-Hari
Pelajari cara mengatasi inflasi dengan budgeting, investasi, dan manajemen utang agar daya beli tetap aman dan keuangan lebih terkontrol.
Apakah kamu pernah merasa heran ketika belanja bulanan tiba-tiba lebih mahal daripada biasanya? Hal ini merupakan salah satu contoh dari Inflasi. Inflasi kerap terasa seperti musuh diam-diam yang membuat harga kebutuhan sehari-hari naik tanpa kita sadari. Dari harga sembako hingga tagihan listrik, semua terasa lebih mahal. Tapi jangan khawatir, ada tips serta cara mengatasi inflasi dalam keseharian yang bisa kamu lakukan untuk melawan inflasi serta tetap menjaga daya beli.
Baca juga: Tips & Panduan Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Apa Itu Inflasi dan Penyebabnya
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu, yang membuat nilai uang menurun. Misalnya, Rp100.000 hari ini mungkin hanya bisa beli barang setara Rp95.000 tahun depan jika inflasi 5%.
Beberapa penyebab inflasi antara lain:
- Tingginya permintaan: Ketika banyak orang membeli suatu barang tertentu, harga barang tersebut cenderung akan naik.
- Biaya produksi meningkat: Kenaikan harga bahan baku atau energi membuat produsen menaikkan harga jual.
- Kebijakan moneter: Penambahan uang beredar tanpa peningkatan produksi dapat memicu inflasi.
- Faktor eksternal: Fluktuasi harga komoditas global atau krisis pasokan juga mempengaruhi harga di dalam negeri.
Dengan memahami inflasi dan penyebabnya, kamu bisa lebih siap mengambil langkah-langkah praktis untuk mengelola keuangan serta melindungi daya beli.

Cara Mengatasi Inflasi
1. Buat Budget Harian dan Bulanan
Mengelola uang adalah fondasi utama untuk mengatasi inflasi. Mulai dari mencatat pengeluaran harian hingga membuat budget bulanan, langkah ini membantu kamu melihat pos-pos pengeluaran mana yang penting dan mana yang bisa dipangkas. Misalnya, catat belanja bulanan, transportasi, hingga kebutuhan hiburan. Dengan cara ini, kamu tak akan kaget ketika harga barang naik.
Untuk membuat budget lebih efektif, bisa gunakan metode 50-30-20: 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk gaya hidup, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Catatan rinci juga membantu melihat pola pengeluaran, misalnya berapa pengeluaran untuk makan di luar atau belanja impulsif. Fitur Manajemen Keuangan di aplikasi Skorlife bisa bantu kamu menata budget, memberikan rekomendasi pembayaran tunggakan hingga memonitor pengeluaran bulanan secara otomatis sehingga kamu bisa mengalokasikan uang dengan lebih efisien.
2. Bandingkan Harga Sebelum Belanja
Harga barang bisa berbeda antar toko, bahkan untuk produk-produk serupa. Dengan sedikit usaha membandingkan harga, kamu bisa hemat puluhan hingga ratusan ribu rupiah per bulan. Selain itu, manfaatkan promo, cashback, atau loyalty points tanpa membeli barang yang tak diperlukan. Kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi perbandingan harga atau fitur online shopping untuk cek harga terbaik. Strategi sederhana ini efektif sebagai salah satu cara mengatasi inflasi secara nyata serta membantu kamu tetap hemat tanpa mengorbankan kebutuhan.
Baca juga: Wajib Tahu! Cara Mengatur Dana Darurat agar Keuangan Aman
3. Investasi Sesuai Profil Risiko
Inflasi membuat nilai uang menurun, tapi investasi bisa membantu menjaga daya beli. Pilihan investasi bisa disesuaikan dengan risiko yang nyaman bagi kamu, mulai dari deposito, reksa dana, hingga emas. Misalnya, deposito cocok untuk dana darurat karena aman dan likuid, sementara reksa dana saham cocok untuk pertumbuhan jangka panjang. Evaluasi kinerja investasi secara berkala, serta pastikan alokasi dana sesuai tujuan finansial. Investasi bukan hanya soal keuntungan, tapi juga strategi melawan inflasi agar daya beli tetap terjaga.
4. Bayar Utang dengan Bijak
Utang berbunga tinggi, seperti kartu kredit atau KTA (Kredit tanpa Agunan), memperburuk efek inflasi karena bunga menumpuk. Bayar utang tepat waktu untuk mengurangi beban finansial. SkorPintar dari Skorlife mempermudah kamu mengelola semua kartu kredit dalam satu portal, mengecek jatuh tempo, hingga menganalisis pola pengeluaran. Dengan begitu, utang bisa dikelola lebih cerdas, bunga bisa ditekan, dan kamu lebih siap menghadapi fluktuatif-nya situasi ekonomi.

5. Hemat Energi dan Sumber Daya
Tagihan listrik, air, hingga gas juga terdampak inflasi. Gunakan peralatan hemat energi, matikan lampu atau peralatan listrik jika tidak digunakan, dan pertimbangkan penggunaan air secara efisien. Sedikit perubahan gaya hidup ini, seperti menggunakan lampu LED, timer untuk peralatan listrik, atau shower hemat air, dapat menghemat pengeluaran bulanan secara signifikan. Selain hemat biaya, langkah ini juga mendukung gaya hidup lebih berkelanjutan.
6. Cari Penghasilan Tambahan
Salah satu cara mengatasi inflasi adalah meningkatkan pendapatan. Pertimbangkan pekerjaan sampingan, freelance, atau monetisasi hobi. Penghasilan tambahan bisa membantu menyeimbangkan kenaikan biaya hidup tanpa mengorbankan kebutuhan utama. Misalnya, jualan online, menjadi tutor, atau ikut program afiliasi. Ini memberi fleksibilitas finansial sekaligus menambah cadangan dana jika inflasi meningkat.
Baca juga: Mengenal Hedging, Strategi Lindung Nilai dalam Dunia Keuangan
7. Evaluasi dan Optimalkan Gaya Hidup
Banyak orang tetap merasa terbebani inflasi karena gaya hidup yang boros. Evaluasi kebiasaan belanja, makan di luar, atau langganan yang jarang dipakai. Fokus pada pengeluaran yang memberi nilai lebih dan kurangi pengeluaran tak penting. Misalnya, membiasakan membawa bekal dari rumah, mengurangi langganan streaming yang jarang digunakan, atau memilih transportasi publik ramah di kantong. Langkah kecil ini bisa berdampak besar terhadap kondisi finansial serta membantu mengendalikan inflasi dalam kehidupan sehari-hari.
8. Tingkatkan Literasi Finansial
Pahami konsep inflasi, manajemen utang, serta investasi agar lebih siap menghadapi kenaikan harga. Mengikuti webinar, membaca artikel keuangan, atau menggunakan tools seperti Skorlife untuk cek riwayat kredit dan peluang pengajuan kredit dapat membantu membuat keputusan finansial lebih percaya diri. Literasi finansial yang baik membuat kamu lebih peka terhadap perubahan ekonomi dan mampu mengambil langkah tepat untuk melindungi daya beli.
Kesimpulan
Mengatasi inflasi bukan hal mustahil. Dengan budgeting, banding harga, investasi, bayar utang tepat waktu, hemat energi, dan literasi finansial, kamu bisa tetap menjaga daya beli. Skorlife juga membantu mempermudah kontrol keuangan, mulai dari manajemen kartu kredit hingga rekomendasi pembayaran hingga pengaturan budget.
FAQ seputar Inflasi
- Inflasi terjadi karena apa?
Inflasi terjadi karena beberapa faktor, seperti permintaan yang tinggi, biaya produksi meningkat, kebijakan moneter yang meningkatkan jumlah uang beredar, hingga faktor eksternal seperti fluktuasi harga komoditas global.
- Contoh dari inflasi itu apa?
Contohnya, harga beras yang biasanya Rp10.000/kg naik menjadi Rp12.000/kg dalam satu tahun, atau harga tiket transportasi umum yang naik seiring waktu.
- Apa saja dampak inflasi?
Dampak inflasi meliputi berkurangnya daya beli uang, meningkatnya biaya hidup, gangguan pada perencanaan keuangan, hingga potensi kenaikan bunga kredit yang membuat utang lebih berat.
- Apa ciri-ciri inflasi?
Ciri-cirinya antara lain harga barang dan jasa meningkat secara umum, uang yang sama membeli lebih sedikit barang, serta adanya kenaikan biaya hidup yang dirasakan secara luas.
- Apa Perbedaan Inflasi dan Deflasi?
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum, sedangkan deflasi adalah penurunan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi menurunkan daya beli uang, sementara deflasi bisa meningkatkan daya beli tapi berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi.