Mengenal Apa Itu Resesi Ekonomi. Kamu Harus Tahu Berbagai Hal Terkait Ekonomi
Kamu harus mengetahui apa itu resesi ekonomi, apalagi kalau ingin menjadi investor dan memiliki kebebasan finansial nantinya.
Kata resesi ekonomi sering terdengar di kalangan masyarakat dan masih terus menghantui seluruh negara di dunia termasuk Indonesia.
Bahkan, semakin banyak yang memprediksi bahwa resesi akan benar-benar terjadi terutama setelah pandemi Covid-19 melanda.
Selepas pandemi mereda, ditambah lagi dengan adanya perang yang terjadi di Eropa yang masih memberikan dampak buruk pada persoalan supply and demand menyebabkan masyarakat dihadapkan dengan inflasi yang tinggi.
Akibatnya, bank sentral di berbagai negara agresif dalam menaikkan suku bunga. Pada akhirnya, inilah yang dianggap sebagai penyebab terjadinya resesi.
Sebenarnya, apa itu resesi ekonomi dan apa yang menyebabkan timbulnya resesi? Kamu harus mengetahui hal ini.
Berikut penjelasan mengenai pengertian, penyebab, ciri-ciri, dampak dan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi resesi ekonomi.
Blog Skorlife telah merangkum dari berbagai sumber tepercaya termasuk laman berita daring, situs perbankan, dan lainnya.
Pengertian Resesi Ekonomi
Resesi ekonomi adalah suatu kondisi saat perekonomian suatu negara sedang memburuk karena adanya penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resesi merupakan kelesuan dalam dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti) atau menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).
Resesi ini sendiri dapat memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya jumlah pengangguran hingga kebangkrutan ekonomi.
Penyebab Resesi Ekonomi
1. Ekonomi yang Gonjang Ganjing
Perekonomian negara yang mendadak gonjang-ganjing ditandai dengan lemahnya daya beli akibat kesulitan finansial.
Hal ini disebabkan karena ketidakstabilan politik dan sosial, bencana alam, terorisme, perang, hingga situasi pandemi.
2. Konsumsi masyarakat yang rendah
Salah satu penyebab resesi ekonomi adalah karena rendahnya konsumsi masyarakat akibat kesulitan finansial.
Hal ini terjadi karena adanya inflasi atau kenaikan harga, sehingga masyarakat lebih menjadi berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
3. Asset Bubble
Penyebab lainnya dari resesi adalah asset bubble atau gelembung aset seperti yang dipicu oleh krisis di Amerika Serikat pada tahun 2008 di pasar saham dan properti.
Resesi ini muncul lantaran gegabahnya para investor dalam mengambil keputusan yang akhirnya merusak pasar.
Pada saat itu, mereka membeli banyak saham dan menumpuk properti dengan asumsi bahwa harganya akan terus naik di masa depan.
Ketika kondisi ekonomi sedang berantakan, mereka akan ramai-ramai menjual atau yang biasa disebut panic selling.
4. Suku Bunga Tinggi
Hal lainnya penyebab resesi ekonomi adalah suku bunga yang tinggi. Kenaikan dan penurunan suku bunga dilakukan oleh bank sentral.
Inflasi yang semakin tinggi membuat bank sentral pun menaikkan suku bunganya untuk melindungi nilai mata uang, tetapi hal ini akan membebani debitur dan menyebabkan kredit macet.
5. Inflasi dan Deflasi
Situasi-situasi yang menyebabkan terjadinya resesi adalah inflasi dan deflasi. Inflasi adalah kenaikan harga barang dalam waktu tertentu akibat naiknya permintaan dari masyarakat.
Sedangkan deflasi adalah permintaan masyarakat yang menurun terhadap suatu barang yang disebabkan karena daya beli masyarakat yang rendah. Tingkat konsumsi masyarakat yang rendah dapat menimbulkan perlambatan ekonomi dan bisa menyebabkan resesi.
Ciri-ciri Resesi Ekonomi
Selanjutnya, setelah mengetahui apa itu resesi dan hal-hal yang menjadi penyebabnya, ketahui apa saja ciri-ciri resesi ekonomi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ciri-ciri resesi ekonomi.
1. Pertumbuhan Ekonomi yang Melambat
Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara.
Biasanya, pertumbuhan ekonomi yang melambat biasanya dipengaruhi oleh ketidakstabilan investasi, konsumsi, pendapatan nasional, pengeluaran, dan ekspor atau impor.
Apabila penurunan pendapatan negara terjadi selama dua kuartal berturut-turut, maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut mengalami resesi.
2. Impor Lebih Besar dibanding Ekspor
Kondisi ekspor impor juga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. Mungkin banyak yang belum tahu ya.
Ketika suatu negara mendatangkan kebutuhan dari luar negeri lebih banyak dibandingkan ekspor, maka ada risiko defisit anggaran.
Apabila ini terjadi, maka pendapatan nasional akan menurun dan dapat menyebabkan resesi.
3. Turunnya Jumlah Lapangan Kerja
Turunnya jumlah lapangan kerja membuat tingkat pengangguran semakin meningkat dan menunjukkan lemahnya ekonomi suatu negara.
Tingkat kriminalitas pun berpotensi untuk meningkat pula dan akan mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modal di negara tersebut.
4. Produksi dan Konsumsi Tidak Seimbang
Selanjutnya, salah satu ciri-ciri resesi ekonomi yaitu produksi dan konsumsi yang tidak seimbang. Apabila produksi berlebih dan konsumsi rendah, stok barang akan menumpuk.
Sementara itu, konsumsi yang lebih banyak dibanding produksi barang tidak dapat memenuhi permintaan, hal ini berpotensi mendorong impor dalam skala besar.
Akhirnya, produksi dan konsumsi yang tidak seimbang dapat membuat pengeluaran negara jadi tinggi dan keuntungan perusahaan di dalam negeri menipis.
Dampak Resesi Ekonomi
1. Dampak bagi Pemerintah
Resesi memiliki dampak negatif bagi pendapatan negara dari pajak dan non pajak menjadi lebih rendah. Hal ini disebabkan karena penghasilan masyarakat di negara tersebut menurun.
2. Dampak bagi Perusahaan
Saat terjadi resesi ekonomi, daya beli masyarakat menurun dan laba yang akan didapat perusahaan semakin kecil. Kondisi ini berpotensi mengancam kelangsungan bisnis.
Agar terhindar dari kebangkrutan, biasanya perusahaan akan menutup area bisnis yang kurang menguntungkan hingga memotong biaya operasional.
Hal ini tentunya berdampak pada tingkat pengangguran yang menjadi semakin tinggi.
3. Dampak bagi Pekerja
Seperti yang telah dijelaskan di atas, ketika perusahaan menutup area bisnis yang kurang menguntungkan, maka artinya terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan pengangguran menjadi semakin meningkat.
Pekerja yang tidak terkena PHK pun juga terancam akan terkena pemotongan upah dan hak-hak lainnya saat terjadi resesi ekonomi.
Hal ini karena biaya operasional yang dipotong untuk mendukung kelangsungan bisnis perusahaan.
Cara Mengatasi Resesi Ekonomi
1. Belanja Pemerintah Besar-Besaran
Cara ini dilakukan oleh pemerintah dengan memperkuat daya beli sehingga permintaan dalam negeri meningkat dan dunia usaha tergerak untuk berinvestasi. Langkah tersebut diharapkan dapat mengatasi resesi ekonomi.
2. Bantuan UMKM
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menjadi salah satu sektor yang paling berdampak akibat adanya pandemi Covid-19.
Namun, usaha jenis di sektor ini memiliki daya tahan lebih baik jika terjadi krisis karena lingkupnya yang kecil dibanding perusahaan.
Bantuan UMKM dari pemerintah dan perbankan diharapkan dapat mendorong kegiatan produksi tetap berjalan.
Demikianlah penjelasan mengenai apa itu resesi dan hal-hal yang dapat menjadi penyebab terjadinya resesi.
Selain itu, ciri-ciri, dampak dan cara yang dapat dilakukan pemerintah dalam mengatasi resesi ekonomi juga telah dijelaskan di atas.
Penting bagi kamu para individu untuk mengelola keuangan pribadi agar dapat bertahan ketika resesi terjadi seperti dengan cara menghemat, mengurangi atau melunasi utang, mulai siapkan dana darurat, investasi dan juga menabung.
Ingin mendapatkan kebebasan finansial, cari tahu mengenai passive income dan beberapa usaha kecil yang bisa dilakukan di rumah.
Pastinya blog Skorlife selalu memiliki artikel yang lengkap mengenai tips menabung hingga instrumen investasi di pasar modal. Yuk, investasi.
Jangan pernah melewatkan proses cek skor kredit melalui aplikasi Skorlife, kalau kamu berencana mengajukan kredit ke bank untuk membeli rumah.
Ingin memiliki kartu kredit digital yang memiliki desain keren dan kekinian, pastikan kamu sudah menggunakan Mayapada Skorcard.
Yuk, jalan-jalan ke Eropa Timur dan Eropa Barat. Jangan lupa cek sejumlah destinasi wisata menarik di kawasan ini dengan membaca blog Skorcard.