Apakah Latar Belakang Finansial Karyawan Bisa Berpengaruh ke Kinerja? Simak Biar Lebih Paham
Hmm, apakah latar belakang finansial karyawan bisa berpengaruh ke kinerja sehari-hari? Kamu perlu tahu pendapat pakar.
Ada yang mengungkapkan kalau masalah keuangan bisa berdampak kepada performa kerja seorang pegawai.
Hal ini diduga bisa berdampak kepada pengambilan keputusan, etika pegawai, bahkan sampai ke kesehatan mental. Benarkah demikian?
Blog Skorlife sempat mewawancarai Dr. Maharsi Anindyajati untuk membicarakan karier dan hubungannya dengan masalah keuangan.
Perempuan yang akrab disapa Nina ini adalah doktor psikologi lulusan Universitas Padjadjaran dan konsultan bidang Human Capital di PPM Manajemen.
“Yang menjadi jembatan mengapa permasalahan finansial seseorang bisa berpengaruh ke performa adalah karena faktor stres,” kata Nina.
Ia menjelaskan kalau mungkin seorang karyawan memiliki banyak cicilan di bank atau lembaga pembiayaan lainnya.
Atau si karyawan harus menanggung hidup keluarganya mulai dari orang tua dan kakak adik. Fenomena generasi sandwich yang marak saat ini.
Hal yang bisa dijumpai ketika penghasilan masih kalah jauh dari pengeluaran, apalagi biaya hidup semakin tinggi belakangan ini.
Mengungkap Apakah Latar Belakang Finansial Karyawan Bisa Berpengaruh ke Kinerja
Masalah keuangan karyawan bisa menjadi sumber stres, apalagi kalau ia tidak bisa mengelola stres ini dengan baik. Lantas, hal ini pun berpengaruh kepada performa seorang karyawan.
“Bentuk stres setiap orang berbeda,” ujar Nina yang menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister psikologi di Universitas Indonesia.
“Ada yang jadi malas atau tidak produktif. Ada yang cenderung mudah marah atau gampang panik. Ada yang cemas atau marah-marah. Pelampiasan ekspresinya macam-macam,” lanjutnya,
Lantaran hal ini, tidak dipungkiri kalau karyawan bisa saja tidak bisa berkonsentrasi alias tidak dapat fokus dalam bekerja di kantor saat mengalami stres.
Tidak heran, saat ini sejumlah perusahaan terutama multinational company atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara) merumuskan salah satu aspek well-being adalah financial well-being.
Seperti dikutip dari Kumparan.com, American Psychological Association (APA) menyatakan well being adalah a state of happiness and contentment, with low levels of distress, overall good physical and mental health and outlook, or good quality of life.
Artinya, suatu keadaan bahagia dan puas, dengan tingkat stres yang rendah, kesehatan fisik dan mental yang baik secara keseluruhan, pandangan hidup yang positif, atau kualitas hidup yang baik
Hal ini juga menggambarkan kondisi yang baik terhadap kesehatan seseorang baik secara fisik, tetapi juga mental.
Orang ini mempunyai kualitas hidup yang baik sehingga bisa mengatasi sejumlah masalah, meraih kebahagiaan, dan merasakan kepuasan dalam hidupnya.
Mungkin dalam bahasa generasi Z, hidup seperti ini work life balance-nya. Kerja dan kehidupan pribadi tetap seimbang.
“Salah satu ciri orang sehat mental adalah mampu mengelola stres dengan efektif,” kata Nina yang juga menulis novel bertema psikologi.
Dengan demikian, ketidakmampuan seseorang mengelola stres mengindikasikan adanya masalah kesehatan mental, tetapi tidak serta merta dianggap memiliki gangguan kejiwaan.
Apa yang Bisa Dilakukan oleh Manajemen Perusahaan Dalam Hal ini Human Resources Department?
Nina mengungkapkan kalau HRD harus turun tangan untuk melakukan pembinaan jika terjadi masalah terkait kesehatan mental karyawan dengan karyawan.
“Training karyawan tidak hanya soal teknis pekerjaan lho. Tetapi, juga harus terkait dengan hal non teknis seperti pengelolaan finansial dan pengelolaan stres,” kata Nina
“Hal non teknis bisa berdampak ke performa pegawai. Hal ini sering dilupakan oleh perusahaan. Namun, sudah ada beberapa perusahaan yang berupaya mengatasi kondisi stres karyawan, mulai dari preventif hingga kuratif, salah satunya melalui pemberian edukasi manajemen stres hingga penyediaan jasa pelayanan psikologis,” lanjutnya.
Adanya pelatihan non teknis ini tentunya bisa meningkatkan kemampuan karyawan dalam berbagai hal. Dampaknya bisa meningkatkan kinerjanya dalam bekerja.
Bagi kamu yang ingin mengetahui banyak hal soal skor kredit dengan karier, ada sejumlah artikel yang membahas hal ini, salah satunya cek finansial karyawan saat rekrutmen.
Ada banyak artikel di blog Skorlife yang membahas mengenai pilihan usaha kuliner atau rekomendasi bisnis di rumah. Tidak usah untuk merintis usaha.
Sebelum mengajukan kredit mobil listrik terbaru ke multifinance, jangan lupa mengecek skor kredit menggunakan aplikasi Skorlife. Biasakan cek skor kredit secara rutin.
Bagi kamu yang biasa menggunakan pesawat, kumpulkan Skorpoin dengan menggunakan kartu kredit Mayapada Skorcard. Tukarkan Skorpoin dengan Garuda Miles atau KrisFlyer Miles.
Yuk, jalan-jalan ke Lombok dan Bali. Sebelumnya, baca blog Skorcard untuk mendapatkan rekomendasi hotel, tempat wisata, hingga makanan khas.