Apa Itu Rekening Dormant dan Dampaknya pada Keuangan
Pernah kepikiran kalau rekening tabungan yang jarang kamu sentuh bisa berubah status jadi rekening dormant? Banyak orang nggak sadar, tahu-tahu saldo berkurang perlahan, bahkan rekening ditutup otomatis oleh bank. Padahal, rekening dormant bukan sekadar “rekening tidur” saja, status ini bisa berdampak pada cash flow pribadi, keamanan finansial, hingga kemudahanmu bertransaksi.
Masalahnya, rekening dormant sering dianggap sepele. Banyak nasabah baru sadar ketika sudah kena potongan biaya admin atau saat ada refund dan gaji yang gagal masuk. Supaya hal ini nggak terjadi padamu, yuk kita bahas lebih detail tentang apa itu rekening dormant, dampaknya, dan cara menghindarinya.
Baca juga: Rekening Koran: Fungsi, Cara Mendapatkan, dan Contohnya
Rekening Dormant Artinya Apa?
Secara umum, rekening dormant adalah rekening bank yang tidak beraktivitas dalam periode tertentu. Aktivitas di sini maksudnya setor tunai, tarik tunai, transfer, atau transaksi lain.
- Di sebagian besar bank di Indonesia, rekening akan dianggap dormant jika tidak ada aktivitas selama 6-12 bulan.
- Setiap bank punya aturan berbeda, tapi prinsipnya sama: rekening yang dibiarkan “nganggur” terlalu lama akan masuk status dormant.
Contoh: kamu punya rekening tabungan mahasiswa dulu, setelah lulus jarang dipakai lagi. Awalnya masih ada saldo, tapi karena tidak aktif berbulan-bulan, rekening berubah jadi dormant.
Menurut laporan PPATK (2024), rekening dormant juga rawan disalahgunakan untuk tindak pidana keuangan, karena nasabah sering lupa atau tidak memantau rekeningnya.

Dampak Rekening Dormant pada Keuangan
“Kalau nggak dipakai, biarin aja dong.” Eits, jangan salah. Rekening dormant bisa merugikan kamu lebih dari yang dibayangkan. Berikut beberapa dampaknya:
1. Saldo Tergerus Biaya Administrasi
Walau tidak aktif, hampir semua bank tetap mengenakan biaya admin bulanan. Misalnya Rp10.000 per bulan. Dalam setahun, saldo bisa terkuras Rp120.000 tanpa kamu sadari. Kalau dibiarkan lebih lama, uang yang seharusnya bisa ditabung malah hilang sia-sia.
2. Risiko Penutupan Rekening
Begitu saldo habis dan tidak ada transaksi, bank berhak menutup rekening secara permanen. Masalahnya, banyak orang masih mencantumkan rekening tersebut untuk gaji, refund belanja online, atau transaksi bisnis. Kalau tiba-tiba rekening ditutup, proses pencairan dana bisa terhambat bahkan gagal.
3. Rentan Disalahgunakan
Rekening dormant yang tidak terpantau bisa jadi sasaran empuk bagi pihak tidak bertanggung jawab. Misalnya, dipakai untuk tindak kejahatan seperti pencucian uang atau penipuan online. Inilah sebabnya regulator seperti PPATK menaruh perhatian khusus pada rekening dormant untuk mencegah penyalahgunaan.
4. Dana Mengendap Tidak Produktif
Kadang, ada saldo sisa yang tertinggal di rekening dormant. Sayangnya, dana itu hanya “tidur” dan tidak memberikan manfaat. Padahal, kalau dialihkan, uang tersebut bisa menambah dana darurat, melunasi cicilan, atau diputar lewat instrumen investasi yang lebih menguntungkan.
Cara Menghindari Rekening Dormant
Biar rekening kamu tetap aman dan aktif, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:
1. Lakukan Transaksi Rutin
Tidak perlu nominal besar, setor atau tarik minimal Rp10.000 saja sudah cukup untuk menjaga rekening tetap aktif. Bisa juga dengan transfer kecil ke rekening lain, atau sekadar top up e-wallet.
2. Gunakan Mobile Banking
Biasakan login ke aplikasi mobile banking secara berkala. Selain memastikan rekening tetap terpantau, kamu juga bisa langsung mendeteksi kalau ada transaksi mencurigakan. Cara ini efektif untuk menjaga keamanan rekening.
3. Kurangi Jumlah Rekening
Kalau kamu punya banyak rekening dari berbagai bank, coba evaluasi. Pilih yang paling relevan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya rekening gaji, rekening untuk bayar tagihan, atau rekening tabungan. Terlalu banyak rekening justru bikin repot dan meningkatkan risiko ada rekening yang jadi dormant.
4. Atur Tujuan Tiap Rekening
Berikan fungsi spesifik untuk setiap rekening. Contohnya: satu rekening untuk tabungan liburan, satu untuk dana darurat, dan satu lagi untuk kebutuhan harian. Dengan begitu, semua rekening aktif digunakan sesuai fungsinya, dan nggak ada yang terbengkalai.

Kalau Rekening Sudah Dormant, Apa Bisa Aktif Lagi?
Tenang, bisa banget. Rekening dormant bukan berarti hangus, hanya saja statusnya “tidur” dan perlu dihidupkan kembali. Umumnya proses reaktivasi cukup mudah:
- Kunjungi cabang bank terkait – sebagian besar bank masih mengharuskan aktivasi lewat kantor cabang untuk verifikasi identitas.
- Siapkan dokumen – biasanya KTP, buku tabungan, atau kartu ATM diperlukan. Untuk rekening online, cukup e-KTP dan aplikasi mobile banking.
- Isi formulir reaktivasi – bank akan minta tanda tangan ulang untuk memastikan data masih valid.
- Lakukan setoran minimal – jumlahnya bervariasi tergantung kebijakan bank, misalnya Rp50.000 atau Rp100.000.
Prosesnya relatif cepat, biasanya hanya butuh beberapa menit hingga rekening aktif kembali. Setelah itu, kamu bisa langsung menggunakan rekening seperti biasa—transfer, tarik tunai, atau bayar tagihan.
Tips tambahan: setelah diaktifkan, lakukan transaksi kecil secara berkala agar rekening tidak kembali dormant. Misalnya, gunakan untuk top up e-wallet atau setor rutin tiap bulan.
Baca juga: Pengertian Liabilities dan Jenis-Jenis Kewajiban dalam Keuangan
Rekening Dormant dan Manajemen Keuangan
Punya rekening dormant artinya ada bagian dari keuanganmu yang kurang termonitor. Itu tanda kamu perlu financial hygiene yang lebih baik.
Kalau kamu bingung mengelola rekening, kartu kredit, atau riwayat kredit, tools seperti Skorlife bisa jadi solusi:
- SkorPintar → Bantu kelola semua kartu kredit dalam satu portal, lengkap dengan analisis penggunaan.
- Cek Riwayat Kredit → Pastikan histori pembayaran tetap sehat.
- Peluang Pengajuan Kredit → Lebih percaya diri saat ajukan KPR atau kredit kendaraan.
- Manajemen Keuangan → Dapat rekomendasi bayar tunggakan & budgeting biar cash flow lebih lancar.
Dengan begitu, kamu bisa fokus pakai rekening aktif secara bijak, dan nggak lagi kecolongan saldo di rekening dormant.
Kesimpulan
Singkatnya, rekening dormant artinya rekening tidak aktif dalam jangka waktu tertentu. Dampaknya bisa cukup serius: saldo tergerus biaya admin, rekening ditutup permanen, hingga risiko penyalahgunaan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Jangan sampai uangmu hilang sia-sia hanya karena rekening dibiarkan tidur terlalu lama.
Rekening dormant juga menjadi sinyal bahwa sebagian dana kamu belum dikelola dengan optimal. Dengan manajemen keuangan yang lebih rapi, misalnya rutin memantau rekening, menetapkan tujuan keuangan, dan memanfaatkan teknologi seperti Skorlife, kamu bisa menjaga cash flow tetap sehat, menghindari kerugian kecil yang menumpuk, dan lebih siap menghadapi kebutuhan finansial di masa depan.