Arti Spread dalam Trading dan Jenis-jenisnya
Spread adalah selisih harga dalam trading. Pelajari jenis-jenis Spread serta cara mengelolanya agar biaya transaksi trading lebih efisien.
Dalam pergerakan cepat dunia trading, salah satu konsep dasar yang kerap dilewatkan banyak pemula: spread. Padahal, memahami spread bisa jadi kunci untuk menghemat biaya transaksi serta membaca kondisi pasar dengan lebih jernih. Spread membantu kamu melihat apakah sebuah aset sedang likuid, apakah pasar sedang tenang atau justru penuh gejolak, dan seberapa besar biaya yang harus kamu keluarkan untuk membuka posisi.
Semakin kamu paham cara kerja spread, semakin mudah kamu menentukan waktu terbaik untuk masuk dan keluar dari market tanpa “kaget” dengan biaya-biaya lainnya.
Baca juga: Memahami Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal sebelum Investasi
Apa Itu Spread?
Spread adalah selisih antara harga jual (bid) dan harga beli (ask) dari sebuah aset. Selisih kecil ini mungkin kelihatannya sepele, tapi justru menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi profit serta biaya transaksi.
Bayangin kamu beli dolar di money changer, terdapat perbedaan harga beli dan harga jual, bukan? Nah, konsepnya sama. Dalam trading pun begitu, hanya saja semua terjadi secara digital serta jauh lebih cepat.
Buat trader, memahami spread adalah bagian dari strategi. Semakin paham, semakin kamu bisa mengatur timing entry dan exit dengan bijak.

Kenapa Spread Penting dalam Trading?
Sebelum masuk lebih dalam, penting buat kamu tahu bahwa spread adalah salah satu sumber biaya terbesar dalam trading harian. Bahkan, beberapa broker meniadakan komisi dan hanya mengambil keuntungan dari spread.
Beberapa alasan kenapa spread itu penting:
1. Menentukan Biaya Trading Secara Real-Time
Karena spread adalah biaya tidak langsung, kamu harus memperhitungkannya setiap kali membuka posisi. Kalau spread melebar, biaya transaksi otomatis ikut naik.
Menurut data BIS (Bank for International Settlements), pasar forex global bisa bergerak lebih dari US$7,5 triliun per hari, sehingga pergerakan spread bisa berubah dengan cepat, terutama saat volatilitas meningkat.
2. Mempengaruhi Keputusan Entry dan Exit
Saat pasar tenang, spread biasanya lebih kecil. Tapi saat rilis data ekonomi besar, misalnya pengumuman suku bunga, spread bisa melebar dalam hitungan detik.
Makanya banyak trader menggunakan aturan sederhana: masuk saat spread stabil, hindari saat volatilitas ekstrem.
3. Mengukur Likuiditas Pasar
Semakin likuid sebuah aset, biasanya spread semakin kecil. Jadi, spread adalah indikator tidak langsung yang memberi gambaran seberapa ramai pasar tersebut.
Baca juga: Apa Itu Rebate dan Gimana Cara Kerjanya dalam Dunia Trading
Jenis-jenis Spread dalam Trading
1. Fixed Spread
Fixed spread adalah jenis spread bernilai tetap, meskipun kondisi pasar berubah. Biasanya ditawarkan oleh broker market maker.
- Cocok untuk: Trader yang butuh kepastian biaya dan tidak banyak trading saat rilis data ekonomi.
- Kelemahan: Kadang lebih lebar karena broker ambil risiko dari fluktuasi.
2. Floating Spread
Floating spread adalah spread yang berubah sesuai kondisi pasar. Saat pasar likuid, spread bisa super kecil. Tapi saat volatilitas naik, spread langsung melebar.
- Cocok untuk: Trader aktif yang ingin biaya lebih kecil saat kondisi pasar normal.
3. Raw Spread / Zero Spread
Raw spread adalah jenis spread yang sangat tipis (bahkan bisa 0,0 pips), tapi biasanya dikenakan komisi per lot.
- Cocok untuk: Trader profesional yang sering membuka posisi besar atau melakukan scalping.
4. Spread Lebar (Wide Spread)
Ini bukan jenis khusus dari broker, tapi kondisi spread melebar akibat news besar atau likuiditas rendah.
- Contoh: Saat pasar Asia baru buka atau saat peristiwa geopolitical.
Di kondisi seperti ini, memahami bahwa spread adalah faktor risiko bisa bantu kamu menghindari posisi impulsif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Spread
Beberapa faktor umum penyebab nilai spread berubah-ubah, antara lain:
- Likuiditas Aset → Semakin besar volume transaksi, semakin kecil spread.
- Volatilitas Pasar → Saat harga bergerak cepat, spread melebar.
- Jam Trading → Pair forex tertentu punya jam likuiditas tertinggi.
- Kebijakan Broker → Setiap broker punya model bisnis berbeda.
Dengan kata lain, kamu perlu paham bahwa spread adalah bagian dari kondisi market yang tidak bisa dikendalikan, tapi bisa diantisipasi.
Baca juga: Cara Trading Crypto untuk Pemula: Panduan Lengkap Mulai dari Nol
Cara Mengelola Spread agar Trading Lebih Efektif
Berikut beberapa tips praktis:
1. Trading di Jam Likuid
Misalnya untuk EUR/USD, jam terbaik biasanya saat sesi London dan New York overlap.
2. Hindari News Berdampak Besar (Kalau Kamu Pemula)
Spread sering melebar saat rilis suku bunga, inflasi, atau Non-Farm Payroll (NFP).
3. Pilih Broker Sesuai Gaya Trading
Kalau kamu tipe scalper, floating spread rendah bisa lebih menguntungkan. Kalau kamu butuh kepastian biaya, fixed spread lebih pas.
4. Perhatikan Kualitas Eksekusi
Karena spread adalah bagian dari transaksi, eksekusi lambat bisa bikin biaya makin besar.
Hubungan Spread dengan Kesehatan Finansialmu
Mungkin kamu berpikir, “Apa hubungannya spread sama kesehatan keuangan pribadi?” Jawabannya: cukup banyak.
Spread menggambarkan biaya, risiko, hingga keputusan. Ini mirip ketika kamu siap mengajukan kredit, KTA (Kredit tanpa Agunan), atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah), ada biaya, ada risiko, serta ada momen tepat.
Sebelum kamu ambil keputusan finansial besar, penting untuk tahu kondisi kreditmu. Aplikasi Skorlife bisa sangat membantu untuk:
- Cek Riwayat Kredit dengan Skorlife
Pastikan status kamu aman, apakah masih “lancar” atau sudah masuk kategori risiko seperti DPK atau kolektibilitas tertentu.
- Lihat Peluang Pengajuan Kredit Disetujui
Kalau kamu lagi persiapan KPR atau kredit kendaraan, insight dari Skorlife bisa bantu kamu lebih percaya diri serta tahu apa yang perlu diperbaiki dulu.
- Atur Keuangan dan Kelola Tunggakan
Kalau lagi ada tunggakan, Skorlife kasih rekomendasi pembayaran lebih realistis supaya keuanganmu tetap sehat.
Sama seperti trading, semakin kamu ngerti kondisi, semakin baik keputusan yang bisa kamu ambil.
Baca juga: Apa Itu Diversifikasi? Strategi Mengurangi Risiko Investasi
Kesimpulan
Spread adalah konsep dasar yang wajib dipahami setiap trader, bahkan sebelum mulai buka posisi. Spread mempengaruhi biaya, strategi, hingga potensi profit kamu. Dengan memahami jenis-jenis spread, faktor yang mempengaruhi, serta cara mengelolanya, kamu bisa trading lebih tenang sekaligus terarah.
Dan sama seperti mengelola keuangan pribadi, semua keputusan terbaik lahir dari data dan pemahaman. Mulai dari mengecek kondisi kredit hingga merencanakan pinjaman, semua bisa kamu lakukan dengan lebih bijak dibantu layanan seperti Skorlife.
FAQ seputar Spread
- Apa sebenarnya spread dalam trading?
Spread adalah selisih antara harga jual (bid) dan harga beli (ask) dari suatu aset. Ini menjadi biaya transaksi yang perlu kamu perhitungkan setiap kali membuka posisi.
- Kenapa spread bisa berubah-ubah?
Spread bisa melebar atau menyempit tergantung likuiditas pasar, volatilitas, jam trading, hingga kebijakan broker. Biasanya, semakin likuid pasar, semakin kecil spread.
- Mana yang lebih bagus: fixed spread atau floating spread?
Fixed spread cocok untuk trader yang ingin kepastian biaya. Floating spread cocok buat kamu yang sering trading di jam-jam likuid karena bisa jauh lebih kecil. Pilih sesuai gaya trading kamu.
- Apa risiko trading saat spread melebar?
Saat spread melebar, biaya transaksi meningkat dan peluang profit bisa berkurang. Karena itu, banyak trader menghindari momen rilis berita ekonomi besar agar eksekusi lebih stabil.
- Bagaimana cara mengelola spread agar trading lebih efisien?
Trading di jam likuid, hindari news besar (kalau kamu pemula), serta pilih broker sesuai dengan gaya tradingmu. Ingat, spread adalah bagian dari biaya yang wajib kamu pahami sejak awal.





