Mengenal Jenis-Jenis Reksadana Campuran: Panduan Lengkap untuk Investor

Kenali jenis-jenis reksadana campuran, risiko, keuntungan, serta tips memilih yang sesuai profil risiko dan tujuan keuanganmu.

Kalau kamu sedang mencari instrumen investasi dengan risiko tidak terlalu tinggi tapi bisa kasih potensi keuntungan lebih besar dari deposito atau reksadana pasar uang, reksadana campuran bisa jadi pilihan pas.

Produk investasi ini sering dilirik investor pemula maupun investoryang sudah berpengalaman karena fleksibilitasnya. Reksadana campuran menggabungkan beberapa instrumen sekaligus, jadi risiko bisa tersebar (diversifikasi) tapi peluang cuan tetap ada.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Investasi Jangka Panjang dan Jenis-jenisnya

Apa Itu Reksadana Campuran?

Reksadana campuran adalah produk reksadana yang mengalokasikan dana investor ke beberapa instrumen sekaligus, seperti saham, obligasi, pasar uang, hingga deposito.

Aturannya, menurut OJK, alokasi dana pada tiap instrumen maksimal 79%, sehingga tak ada satu instrumen yang benar-benar dominan. Dengan komposisi seperti ini, risikonya ada di level menengah (moderat), lebih rendah dari reksadana saham, tapi lebih berisiko dibanding reksadana pendapatan tetap.

Karakteristik Reksadana Campuran:

  • Tingkat risiko: moderat.
  • Potensi return: rata-rata 10%-20% per tahun (bisa lebih tinggi jika pasar saham sedang bullish).
  • Jangka waktu investasi: menengah, idealnya 3-5 tahun.
  • Cocok untuk: investor yang ingin seimbang antara stabilitas dan peluang keuntungan.

Apa Itu Investasi Reksadana

Jenis-Jenis Reksadana Campuran

Biar lebih mudah memilih, kenali dulu tipe-tipe reksadana campuran berikut ini:

1. Reksadana Campuran Defensif

Jenis ini cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif atau jika kamu masih baru memulai berinvestasi.

Ciri-ciri:

  • Komposisi terbesar ditempatkan pada obligasi dan instrumen pasar uang.
  • Fluktuasi harga relatif rendah.
  • Cocok untuk jangka menengah (3-5 tahun).

Kelebihan: stabil dan aman, return lebih baik dari deposito, cocok buat investor yang lebih mementingkan keamanan modal.

Kekurangan: potensi keuntungan lebih rendah dibanding jenis lain, sehingga pertumbuhan kekayaan bisa terasa lebih lambat.

👉 Biasanya dipilih oleh investor yang mengutamakan stabilitas, misalnya untuk dana pendidikan atau persiapan DP (Down Payment) rumah.

Baca juga: Apa itu DCA (Dollar Cost Averaging) dan Panduan Investasinya

2. Reksadana Campuran Agresif

Kebalikan dari defensif, jenis ini lebih cocok jika kamu lebih berani ambil risiko lebih tinggi demi return maksimal.

Ciri-ciri:

  • Mayoritas dana ditempatkan di saham (hingga 79%), sisanya di obligasi & pasar uang.
  • Potensi return lebih tinggi, tapi fluktuasi harga juga lebih besar.

Kelebihan: peluang cuan tinggi terutama ketika pasar saham sedang bullish.

Kekurangan: nilai investasi bisa turun signifikan saat pasar bearish, sehingga butuh mental kuat untuk bertahan.

👉 Jenis ini cocok untuk investor muda dengan horizon investasi panjang dan kemampuan menahan risiko jangka pendek.

3. Reksadana Campuran Berimbang

Jenis ini jadi opsi tengah-tengah antara defensif dan agresif, sehingga sering disebut “jalan aman” bagi investor yang ingin mencoba cuan saham tapi tetap punya pegangan di obligasi.

Ciri-ciri:

  • Komposisi dana relatif seimbang antara saham dan obligasi/pasar uang (misalnya 50:50).
  • Fluktuasi harga ada, tapi tidak setinggi agresif.

Kelebihan: risiko lebih terkontrol, tapi return bisa lebih tinggi dari defensif. Cocok buat investor yang sudah memahami dasar investasi dan ingin portofolio lebih variatif.

Kekurangan: tetap ada risiko kerugian, terutama jika pasar saham sedang lesu.

👉 Ideal untuk investor yang ingin pertumbuhan stabil tapi tetap punya potensi keuntungan lebih besar dari deposito atau obligasi saja.

4. Reksadana Campuran Dinamis

Jenis ini paling fleksibel karena komposisinya bisa berubah-ubah sesuai kondisi pasar.

Ciri-ciri:

  • Manajer investasi bebas memindahkan dana ke saham, obligasi, atau pasar uang sesuai analisis fundamental dan tren pasar.
  • Alokasi bisa 1%-79% di setiap instrumen.

Kelebihan: sangat adaptif, bisa memberikan hasil optimal kalau dikelola oleh manajer investasi berpengalaman.

Kekurangan: performa sangat bergantung pada kualitas analisis manajer investasi. Jika salah strategi, potensi rugi bisa lebih besar.

👉 Cocok untuk investor yang percaya pada keahlian manajer investasi dan ingin portofolio lebih luwes mengikuti pergerakan pasar.

Jenis Reksadana Campuran
Sumber gambar: Freepik

Tips Memilih Reksadana Campuran

Sebelum memutuskan jenis reksadana campuran untuk pilihan investasi, ada beberapa hal penting untuk kamu pertimbangkan supaya investasi lebih aman dan sesuai tujuan:

  1. Kenali profil risiko kamu
    Apakah konservatif, moderat, atau agresif. Investor konservatif lebih cocok ke reksadana campuran defensif, sementara yang agresif bisa pilih jenis agresif atau dinamis. Jangan sampai salah pilih, karena bisa bikin nggak nyaman saat pasar bergejolak.
  2. Tentukan tujuan keuangan
    Misalnya untuk biaya pendidikan anak, persiapan beli rumah, atau dana pensiun. Tujuan jelas dalam berinvestasi akan menentukan berapa lama kamu perlu berinvestasi dan jenis reksadana campuran mana yang lebih pas.
  3. Lihat track record manajer investasi
    Cek kinerja produk reksadana campuran dalam 3-5 tahun terakhir. Bukan cuma return tinggi, tapi juga konsistensi performanya yang penting.
  4. Perhatikan biaya pengelolaan (management fee)
    Biasanya sekitar 1-3% per tahun. Biaya ini akan langsung mengurangi imbal hasil, jadi pilih produk dengan fee wajar dan sepadan dengan kinerjanya.
  5. Diversifikasi portofolio
    Jangan menaruh semua dana di satu jenis reksadana campuran saja. Kombinasikan dengan instrumen lain seperti reksadana pasar uang atau saham agar risiko lebih terkelola.

Baca juga: Waspada Investasi Bodong: Ciri, Contoh, dan Cara Melaporkannya

Hubungan Investasi dan Skor Kredit

Banyak orang hanya fokus ke investasi, tapi lupa kalau skor kredit juga sangat berpengaruh pada kesehatan finansial.

Contohnya, ketika kamu sudah rajin investasi reksadana untuk menyiapkan DP rumah, tapi saat ajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) ke bank ternyata ditolak karena skor kredit jelek. Nah, sayang banget kan?

Di sinilah Skorlife bisa bantu kamu:

  • Cek Riwayat Kredit biar tahu catatan finansialmu di SLIK OJK.
  • Gunakan SkorPintar untuk pantau semua kartu kredit dalam satu portal, lengkap dengan jadwal jatuh tempo dan analisa pola penggunaan.
  • Lihat Peluang Pengajuan Kredit sebelum apply pinjaman, jadi lebih percaya diri saat ajukan KPR atau kredit kendaraan.
  • Dapat rekomendasi dari fitur Manajemen Keuangan untuk melunasi tunggakan dan atur budget dengan lebih efisien.

Dengan begitu, kamu bisa lebih aman secara finansial: investasi jalan, skor kredit tetap sehat, serta peluang pengajuan kredit pun lebih besar.

Kesimpulan

Reksadana campuran adalah instrumen investasi fleksibel dengan risiko moderat serta return cukup menarik. Ada empat jenis utama: defensif, agresif, berimbang, dan dinamis, semuanya bisa dipilih sesuai profil risiko serta tujuan keuanganmu.

Kalau kamu ingin investasi yang seimbang antara risiko dan cuan, reksadana campuran bisa jadi jawaban. Tapi jangan lupa, investasi yang sehat juga harus diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang baik, termasuk menjaga skor kreditmu tetap prima.

Yuk, mulai investasi cerdas dan kelola finansialmu lebih bijak dengan bantuan Skorlife. Unduh aplikasinya sekarang dan rasakan kemudahannya!

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments