Mengenal Ragam Jenis Reksadana Campuran. Jangan Sampai Salah!
Bila ingin tahu apa saja jenis-jenis reksadana? Maka, salah satunya adalah reksadana campuran yang kerap digunakan sebagai instrumen investasi masyarakat di Indonesia.
Untuk yang masih awam dengan apa itu reksadana campuran adalah jenis reksadana yang di dalamnya terdapat beragam instrumen investasi, seperti saham, obligasi, deposito dan pasar uang.
Berdasarkan informasi di laman Bions.id, komposisi portofolio pada reksadana jenis ini tidak boleh melebih 79% dari masing-masing instrumen.
Lalu, berapa keuntungan reksadana campuran? Jenis reksadana ini memiliki tingkat keuntungan sebesar 10%-20% per tahun.
Adapun risiko terbilang moderat, dengan jangka waktu investasi menengah yakni berkisar antara 3 tahun hingga 5 tahun.
Nah dalam artikel kali ini, blog SkorLife bakal membahas berbagai jenis reksadana campuran yang dirangkum dari laman Bareksa.com dan sumber lainnya.
Jenis-jenis Reksadana Campuran
1. Defensif
Jenis reksadana ini yang pertama adalah defensif yang punya profil risiko lebih rendah.
Umumnya, komposisi penempatan reksadana defensif lebih besar di obligasi dan instrumen pasar uang.
Untuk investor dengan profil risiko yang relatif rendah, maka reksadana campuran defensif ini merupakan pilihan terbaik.
Jenis reksadana satu ini juga cocok bagi investor yang memerlukan produk investasi dengan risiko gejolak rendah, tetapi masih bisa memberikan potensi pengembalian yang menarik.
2. Agresif
Reksadana campuran agresif memiliki tingkat risiko yang relatif tinggi dan mayoritas komposisinya ditempatkan pada pasar saham.
Sebagai contoh, manajer investasi reksadana jenis yang agresif akan menempatkan pada pasar saham hingga 79% dari total dana investasi.
Sedangkan sisanya ditempatkan pada reksadana obligasi dan instrumen pasar uang.
Oleh karena itu, jenis reksadana ini lebih cocok bagi investor yang telah berpengalaman dan berusia relatif masih muda.
3. Campuran Berimbang
Seperti namanya, manajer investasi akan menempatkan dana reksadana campuran relatif berimbang.
Di luar penempatan kas, komposisi penempatan dana investasi biasanya terbagi masing-masing 50% pada obligasi dan reksadana pasar uang atau saham.
Bila dibandingkan dengan defensif, jenis reksadana berimbang memiliki profil risiko yang lebih tinggi serta memberikan potensi pengembalian yang lebih tinggi pula.
Jenis reksadana berimbang ini cocok bagi investor yang telah memiliki cukup pengalaman.
4. Campuran Dinamis
Jenis reksadana yang terakhir bersifat dinamis. Artinya, reksadana ini memiliki kemampuan bermanuver antar aset sehingga penempatan pada pasar saham, obligasi dan pasar uang dapat dilakukan secara dinamis.
Hal ini tergantung dengan penilaian manajer investasi atas kondisi dan fundamental dari masing-masing aset tersebut.
Reksadana jenis ini biasanya memiliki komposisi di pasar uang, obligasi dan saham masing-masing sebesar 1% hingga 79%.
Nah, demikianlah penjelasan mengenai ragam jenis reksadana campuran yang patut diketahui. Jadi, kalau menurut kamu jenis mana yang lebih mengundang cuan?
Bila ingin mendapatkan insight mengenai investasi hingga perencanaan keuangan, silahkan membacanya di blog SkorLife.
Sedangkan untuk kamu yang berencana membeli rumah dengan skema KPR ke bank, yuk cek dulu skor kreditnya di aplikasi SkorLife yang diunduh melalui smartphone.