Mengenal Apa Itu Reksadana Konvensional:  Jenis, Keuntungan dan Risikonya

Mari mengetahui dengan apa itu Reksadana Konvensional dan perbedaannya dengan Reksadana Syariah melalui pembahasan artikel ini.

Reksadana Konvensional merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak digunakan masyarakat Indonesia.

Secara umum, ada dua jenis reksadana yang berlaku di Indonesia, yakni konvensional dan Reksadana Syariah.

Tentu untuk kamu yang ingin menjadi investor ingin tahu Reksadana Konvensional apa saja ya?

Nah, sebelum tahu jenisnya ada baiknya kamu memahami terlebih dahulu reksa dana konvensional itu apa, blog SkorLife telah merangkum dari berbagai sumber. 

Pengertian Reksadana Konvensional

Dikutip dari Indopremierinvestment.com, Reksadana Konvensional adalah wadah yang menghimpun dana dari pemodal untuk kemudian dibelikan portofolio efek dan dikelola oleh Manajer Investasi (MI).

Dengan demikian apa yang dimaksud dengan investasi konvensional yakni produk yang  mekanisme transaksinya hanya mengacu pada Hukum Negara dan kepentingan bisnis.

Adapun jenis reksa dana konvensional meliputi Reksadana Pasar Uang (RDPU), Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT), Reksa Dana Saham (Equity Funds) dan Reksadana Campuran (Mixed Asset Funds).

Hal ini tentu berbeda dengan Reksa Dana Syariah yang artinya wadah menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum bernama Manajer Investasi dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam.

Perbedaan mendasar dari reksadana syariah dan konvensional ada pada prinsip pengelolaan dan pembagian keuntungannya.

Lalu, apa saja produk Reksadana Syariah? Contoh Reksadana Syariah di antaranya, Sukuk (Tabungan dan Ritel), Reksadana Syariah KIK Penyertaan Terbatas dan Reksadana Syariah Indeks.

Keuntungan Reksadana Konvensional

Terdapat sejumlah keuntungan yang menjadi pertimbangan untuk kamu kenapa harus nabung di reksadana.

Berdasarkan informasi di laman Indo Premier Investment, inilah kelebihan reksa dana konvensional.

  • Tidak memerlukan modal besar. Investor cukup mengeluarkan modal minimal Rp100.000 untuk bisa memiliki jenis reksa dana konvensional.
  • Dikelola oleh profesional, dalam artian keputusan riset investasi dan transaksi portofolio reksadana dijalankan oleh Tim Pengelola Investasi dengan kredensial, pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang mendalam di bidangnya.
  • Diversifikasi portofolio investasi.
  • Efisiensi waktu, maksudnya para pemodal tidak perlu repot memantau kinerja investasinya setiap saat lantaran reksa dana konvensional dikelola oleh Manajer Investasi (MI).

Risiko Reksadana Konvensional

Sebagai sebuah produk investasi yang memberikan keuntungan, jenis reksadana ini juga punya risiko tersendiri.

Lalu, apa resiko investasi reksadana? Berikut ini ulasannya.

1. Risiko Wanprestasi

Risiko pertama yang harus diwaspadai para investor reksa dana yakni wanprestasi.

Umumnya, masalah investasi ini terjadi akibat kelalaian dari pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi, seperti Bank Kustodian, KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia), dan KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), sehingga menyebabkan transaksi tidak berhasil dilaksanakan.

2. Likuiditas

Likuiditas juga menjadi risiko dari investasi jenis reksadana ini.

Kondisi ini mungkin saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan (UP) melakukan penjualan kembali (redemption).

Kemudian, Manajer Investasi akan mengkonversi portofolio investasi reksa dana menjadi uang tunai atas redemption tersebut dalam waktu singkat.

3. Risiko Perdagangan

Jenis reksadana ini berpotensi pula untuk terkena dari risiko perdagangan.

Selisih antara harga Unit Penyerta (UP) dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) dapat diakibatkan dari kekuatan permintaan dan penawaran di pasar.

4. Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Risiko investasi reksadana ini dipengaruhi oleh naik turunnya harga Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya).

5. Risiko Menjadi Underlying Produk

Sebagian besar produk reksadana konvensional adalah instrumen sesuai dengan kebijakan investasi sehingga pergerakan harga masing-masing instrumen mempengaruhi kinerja produk.

6. Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik

Apa kelemahan dari reksadana? Salah satu kekurangan jenis reksa dana ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik suatu negara.

Jika terjadi hal tersebut, akan membuat nilainya tidak stabil, bahkan sangat anjlok.

Nah, demikianlah ulasan jenis reksadana ini berikut dengan pengertian, keuntungan dan risiko investasinya.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk kamu, ya!

Pada kesempatan sebelumnya, ada ulasan mengenai Reksadana Terproteksi. Instrumen investasi yang perlu kamu ketahui. 

Yuk, update pengetahuan kamu mengenai tips dan panduan mengenai dunia investasi, ekonomi, dan lainnya hanya di blog SkorLife .

Bagi kamu yang berencana memiliki motor listrik dengan skema cicilan ke multifinance, cek dulu skor kreditnya di aplikasi SkorLife yang tersedia di smartphone.

Gunakan kartu kredit Mayapada Skorcard setiap saat, lantaran selalu memberikan sederetan keunggulan setelah bertransaksi di mana saja. 

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments