Mengenal Reksadana Pendapatan Tetap (RDPT): Pengertian, Keuntungan dan Risikonya

Bila kamu mencari instrumen investasi dengan return yang menggiurkan, maka reksadana pendapatan tetap (RDPT) bisa jadi salah satu pilihannya.

Berinvestasi pada reksadana mungkin sudah tak asing terdengar di telinga kamu, meski sebagian besar orang masih belum paham. 

Maklum saja, masih banyak orang yang belum mengenal dan mengenal berbagai macam instrumen investasi seperti Sukuk Tabungan, saham, hingga reksadana. 

Kamu perlu tahu kalau reksadana terbagi menjadi empat jenis berdasarkan portofolio investasinya. Salah satunya yakni reksadana pendapatan tetap.

Blog SkorLife telah merangkum dari sejumlah sumber untuk menjelaskannya lebih lanjut. 

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap?

Melansir laman Sikapiuangmu.ojk.go.id, reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menempatkan dana investasi ke dalam portofolio investasi berpendapatan tetap.

Manajemen investasi (MI) akan mengalokasikan dana investasi RDPT paling sedikit 80% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) dalam bentuk Efek bersifat utang.

Hal ini berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 47/POJK.04/2015 Tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka.

Adapun contoh efek bersifat utang adalah surat utang (obligasi) atau sukuk yang memiliki masa jatuh tempo 1 tahun atau lebih.

Salah satu keuntungan reksadana pendapatan tetap yakni memiliki risiko lebih rendah apabila dibandingkan reksadana saham.

Secara singkat, apa itu reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang portofolionya sebagian besar diinvestasikan dalam instrumen pendapatan tetap seperti surat berharga dan obligasi.

apa risiko reksadana pendapatan tetap
Foto: Eastspring Investments Indonesia

Keuntungan Investasi RDPT

Nah, kini saatnya kamu mengetahui berbagai kelebihan dari investasi RDPT. Berikut ini penjelasannya yang dilansir dari laman resmi OJK.

1. Modal Investasi Terjangkau

Salah satu keuntungan RDPT adalah investor dapat berinvestasi dengan modal yang terjangkau. Pastinya masih terjangkau untuk investor ritel. 

Melalui aplikasi reksadana pendapatan tetap terbaik, kamu bisa membelinya secara online mulai dari Rp10 ribu saja.

Banyak pula platform digital yang mewajibkan investor menyediakan modal Rp100 ribu untuk berinvestasi.

2. Bebas Pajak

Jenis reksadana ini bukanlah objek pajak, sehingga keuntungan atau imbal hasil yang kamu dapatkan bebas dari pajak penghasilan (PPh).

Hal ini tentu berbeda dari bunga deposito yang kena pajak PPh sebesar 20% atau investasi lainnya seperti Sukuk Ritel yang dikenakan pajak.

3. Potensi Imbal Hasil Tinggi

Keuntungan lainnya dari berinvestasi pada RDPT yakni memiliki peluang imbal hasil yang tinggi.

Penasaran RDPT punya return berapa? Mengutip laman Ocbc.id, rata-rata return reksadana pendapatan tetap per tahun berkisar antara 7% hingga 9%.

Imbal hasilnya tentu lebih tinggi jika dibandingkan dengan obligasi seperti Sukuk Tabungan yang menawarkan hanya 6%. 

4. Pencairan yang Fleksibel

Berinvestasi pada RDPT juga mudah dijual dan dapat dicairkan atau ditarik sewaktu-waktu pada hari bursa.

Hal ini serupa dengan Sukuk Ritel. Salah satu jenis Surat Berharga Negara ini memang bisa diperdagangkan di pasar sekunder. 

5. Diawasi OJK

Keuntungan terakhir dari investasi pada reksadana jenis ini adalah pengelolaan dana diawasi dan diatur OJK.

Pastikan kalau kamu ingin berinvestasi, manajer investasinya telah mendapatkan izin dari OJK. 

Risiko RDPT

Seperti dua sisi mata koin, di balik keuntungan juga ada kekurangan berupa risiko investasi yang harus diwaspadai pemegang reksadana.

  • Penurunan nilai unit penyertaan karena dipengaruhi turunnya harga surat utang.
  • Risiko likuiditas bila investor ramai-ramai mencairkan reksa dananya.
  • Potensi wanprestasi adalah risiko yang muncul ketika perusahaan asuransi kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi.
  • Dana investor tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) karena bukan produk perbankan.

Simulasi Reksadana Pendapatan Tetap

Berikut contoh kasus perhitungan investasi RDPT:

Pak Andi berinvestasi sebesar Rp1.000.000 pada reksadana A dengan harga Rp1.000 per unit.

Maka, ia akan mendapatkan unit penyertaan sebanyak 1.000 unit.

Setelah dua tahun kemudian, harga NAB menjadi Rp1.200 per unit, berarti keuntungan yang didapatkan sebagai berikut:

= 1.000 unit x Rp 1.200

= Rp1.200.000

= Rp1.200.000 – Rp1.000.000

= Rp200.000

Jadi, Pak Andi mendapatkan untung sebesar Rp200.000 atau sama dengan 20%.

Itulah penjelasan mengenai apa itu reksadana pendapatan tetap (RDPT), keuntungan dan risikonya.

Bila ingin tahu mengenai instrumen investasi yang aman hingga perencanaan keuangan, kamu bisa membacanya di blog SkorLife.

Sedangkan bagi kamu yang berencana membeli mobil listrik dengan skema cicilan ke bank, yuk cek dulu skor kreditnya di aplikasi SkorLife yang tersedia di smartphone.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments