Memahami LTV (Loan To Value) Sebelum Mengajukan KPR ke Bank

Saatnya, kamu memahami LTV (loan to value) sebelum mengakses KPR (kredit pemilikan rumah) ke bank agar bisa disetujui dengan cepat.

Mengajukan KPR bukan cuma soal cicilan ringan atau bunga rendah. Ada faktor teknis seperti rasio LTV yang sangat memengaruhi persetujuan pinjaman.

Banyak calon debitur belum memahami rasio pinjaman ini, sehingga bingung saat pinjaman ditolak atau jumlahnya di bawah harapan.

Padahal, rasio pinjaman ini membantu memperkirakan seberapa besar pinjaman yang bisa disetujui dibandingkan nilai rumah.

Jika kamu bisa memahami rasio pinjaman sejak awal bisa membuat proses pengajuan KPR menjadi lebih lancar dan cepat disetujui oleh bank.

Blog Skorlife menyajikan pembahasan lengkap yang dirangkum dari berbagai sumber tepercaya, termasuk situs properti dan portal berita daring.

Mengenal Apa Itu LTV (Loan to Value)?

LTV adalah rasio antara jumlah pinjaman yang diajukan dengan nilai properti yang dijadikan jaminan. Rasio ini digunakan bank untuk menilai risiko kredit.

LTV tinggi berarti pinjaman mendekati nilai rumah, lebih berisiko bagi bank. Sebaliknya, LTV rendah menunjukkan kamu sanggup bayar uang muka lebih besar.

Dalam KPR, rasio pinjaman menjadi acuan utama untuk menentukan jumlah pinjaman dan besarnya uang muka atau down payment.

Kenapa LTV Penting dalam Pengajuan KPR?

Ada beberapa alasan kenapa rasio pinjaman menjadi fokus utama saat kamu mengajukan KPR:

1. Mengukur Risiko bagi Pemberi Pinjaman

Rasio pinjaman membantu pihak perbankan menghitung potensi kerugian jika terjadi gagal bayar pada nasabah.

Semakin besar pinjaman dibandingkan dengan harga rumah, semakin besar pula risiko bank harus menanggung kerugian jika rumah harus dijual untuk menutup kredit.

2. Menentukan Besaran Uang Muka

Melalui rasio ini, kamu bisa mengetahui berapa persen uang muka yang perlu disiapkan. Misalnya, jika batas LTV dari bank adalah 80%, artinya kamu wajib menyediakan uang muka 20% dari harga rumah.

3. Menyesuaikan Suku Bunga

Rasio pinjaman juga mempengaruhi tingkat bunga yang akan diberikan. Biasanya, peminjam dengan LTV rendah akan mendapat bunga yang lebih ringan dibandingkan mereka yang mengambil pinjaman dengan LTV tinggi.

4. Jadi Acuan Regulasi Bank Sentral

Di Indonesia, ketentuan tentang rasio pinjaman diatur oleh Bank Indonesia dan berlaku untuk semua institusi keuangan. Aturan ini membantu menjaga stabilitas sektor properti dan mencegah risiko kredit macet secara sistemik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi LTV

Beberapa hal berikut bisa membuat rasio LTV kamu lebih tinggi atau lebih rendah:

1. Nilai Properti

Bank akan melakukan penilaian (appraisal) terhadap harga pasar dari rumah yang kamu ajukan. Nilai ini yang akan jadi acuan, bukan harga jual yang kamu lihat di iklan.

2. Uang Muka

Semakin besar uang muka yang bisa kamu bayarkan, semakin kecil rasio pinjaman. Ini akan memperbesar peluang persetujuan dan bisa memperingan beban bunga.

3. Tujuan Pembelian

Properti yang dibeli untuk dihuni biasanya mendapatkan toleransi rasio pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan rumah kedua atau properti untuk investasi.

4. Skor Kredit dan Riwayat Finansial

Jika kamu memiliki catatan kredit yang baik, bank bisa memberi fleksibilitas lebih dalam hal rasio pinjaman. Sebaliknya, catatan kredit buruk bisa membuat rasio pinjaman yang disetujui jadi lebih rendah.

5. Kebijakan Internal Bank

Setiap bank punya standar masing-masing soal batas maksimal LTV. Beberapa bank memberikan penawaran rasio pinjaman  hingga 90% untuk rumah pertama, tetapi bisa lebih rendah untuk rumah kedua atau ketiga.

Cara Menghitung LTV (Loan to Value)

Rumus perhitungannya sederhana:

LTV = (Jumlah Pinjaman / Nilai Properti) x 100

Contoh:

Jika kamu ingin membeli rumah seharga Rp700 juta dan mengajukan pinjaman Rp560 juta, maka:

LTV = (560 juta / 700 juta) x 100 = 80%

Artinya, kamu perlu menyiapkan uang muka sebesar 20% atau Rp140 juta. Rasio ini akan jadi dasar bank dalam memutuskan besaran kredit dan ketentuan lainnya.

Hal yang Perlu Kamu Perhatikan

  • Jika nilai properti yang kamu ajukan ternyata lebih rendah dari harga jual, maka rasio pinjaman  otomatis akan lebih tinggi.
  • Untuk rumah pertama, Bank Indonesia memperbolehkan LTV hingga 90–100% tergantung kebijakan makroprudensial saat itu.
  • Meskipun rasio pinjaman tinggi bisa membuat uang muka lebih ringan, kamu perlu waspada dengan kemungkinan bunga yang lebih besar atau tenor (jangka waktu) yang lebih panjang.
  • Beberapa bank menyediakan promo bunga KPR tetap untuk debitur dengan rasio pinjaman tertentu, jadi pastikan kamu bandingkan penawaran dari beberapa bank sebelum memutuskan.

Memahami rasio pinjaman adalah langkah awal yang penting sebelum kamu mengajukan KPR. Dengan tahu berapa rasio yang diminta dan bagaimana cara menghitungnya, kamu bisa lebih siap menghadapi proses persetujuan pinjaman.

Rasio ini bukan sekadar angka, tapi gambaran soal kesiapan finansialmu di mata bank. Jadi, sebelum mulai mengisi formulir KPR, pastikan kamu sudah menghitung rasio pinjaman dan mempertimbangkan semua faktor pendukung lainnya.

Kalau kamu tertarik investasi emas, cek berbagai ulasannya di blog Skorlife. Ada banyak pilihan mulai dari emas perhiasan, logam mulia, hingga emas digital. 

Ingin ajukan kredit mobil listrik ke lembaga pembiayaan? Cek dulu skor kreditmu lewat aplikasi Skorlife agar prosesnya lebih mudah dan lancar. 

Gunakan kartu kredit Mayapada Skorcard dan nikmati berbagai keuntungannya setelah bertransaksi. Belum punya? Ajukan sekarang, prosesnya simpel karena menggunakan aplikasi. 

Sebelum liburan, cari inspirasi hotel terbaik di blog Skorcard untuk destinasi dalam dan luar negeri. Saatnya kamu healing untuk menenangkan pikiran dari aktivitas bekerja. 

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments