Perbandingan Reksadana vs SBN. Mana yang Lebih Cocok Untuk Kamu?
Yuk, baca ulasan mengenai perbandingan reksadana vs SBN (Surat Berharga Negara). Kira-kira mana yang lebih menguntungkan ya?
Reksadana dan Surat Berharga Negara atau SBN ritel menjadi instrumen yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengembangkan kekayaan melalui investasi.
Daya tarik dari kedua instrumen investasi ini ada pada imbal hasil yang bisa diperoleh pemegangnya.
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia, Ezra Nazula menerangkan keunggulan reksa dana adalah likuiditas dan bebas pajak.
Sedangkan keunggulan SBN di antaranya yakni memberi peluang yield dari kupon. Hal ini dilansir dari laman Bisnis.com.
Namun, kira-kira antara reksadana vs SBN ritel mana yang lebih menguntungkan? Mari sama-sama cari tahu melalui penjelasan di bawah ini.
Blog SkorLife telah merangkumnya dari berbagai sumber.
Definisi Reksadana dan SBN (Surat Berharga Negara)
Apa Itu Reksadana dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat dan dikelola oleh badan hukum bernama Manajer Investasi (MI).
Dana investasi itu kemudian diinvestasikan ke dalam surat berharga, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Adapun cara investasi reksadana itu artinya investor mempercayakan uang yang mereka miliki kepada Manajer Investasi untuk dikelola ke dalam surat berharga.
Apa Itu SBN?
Berdasarkan informasi di laman Djkn.kemenkeu.go.id, Surat Berharga Negara atau SBN itu artinya instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai anggaran negara.
Lantas, apakah investasi di SBN aman?
Salah satu Surat Berharga Negara adalah SBN Ritel dinilai aman, karena pembayaran pokok dan bunganya dijamin oleh pemerintah melalui Undang-Undang SBSN dan Undang-Undang APBN.
Mungkin di antara kamu ada yang bertanya-tanya SBN apakah termasuk obligasi atau bukan.
SBN dan obligasi merupakan dua instrumen investasi yang memiliki beberapa kesamaan dan juga perbedaan.
Persamaan antara kedua instrumen ini adalah sama-sama investasi yang bersifat utang dan dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.
Adapun perbedaan obligasi dan SBN adalah ada pada nilai nominal investasi. SBN bisa dibeli mulai dari Rp1.000.000, sedangkan obligasi bervariasi.
Nah, kalau perbedaan antara reksadana dan SBN apakah kamu sudah tahu? Bila belum, simak ulasannya di bawah ini.
Perbedaan Reksadana vs SBN
1. Tujuan Investasi
Hal pertama yang membedakan antara reksadana dengan SBN, yakni tujuan investasi dari kedua instrumen ini.
Reksadana cenderung memiliki jangka waktu investasi yang fleksibel dan lebih pendek. Itu berarti, cocok bagi kamu yang punya tujuan investasi dengan jangka waktu pendek, antara 1-3 tahun.
Sementara berapa lama investasi di SBN (Surat Berharga Negara) adalah instrumen investasi dengan jangka waktu menengah-panjang atau minimal 5 tahun.
2. Penerbit
Bila dilihat dari penerbitnya, Reksadana Saham merupakan instrumen investasi yang diterbitkan oleh perusahaan Manajer Investasi.
Sedangkan siapa yang menerbitkan SBN Retail adalah surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
3. Waktu Pembelian
Perbedaan selanjutnya antara reksadana vs SBN yakni perihal waktu pembelian dan tempatnya.
Kamu bisa membeli reksadana kapan pun, melalui Manajer Investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Adapun cara beli SBN berbeda dengan reksa dana.
Kamu bisa mendapatkan Surat Berharga Negara yang diterbitkan Pemerintah Indonesia pada masa penawaran perdana secara online atau melalui mitra distribusi.
Selain itu, kamu juga bisa beli SBN di pasar sekunder sebelum akhir jatuh tempo.
4. Pajak
Beda reksadana dan Surat Berharga Negara (SBN) juga bisa dilihat dari pengenaan pajak dari imbal hasil yang diperoleh kedua instrumen investasi tersebut.
Untuk imbal hasil atau bunga obligasi dari reksadana dibebaskan dari pajak penghasilan (PPh)
Lantas, apakah SBN kena pajak? Setiap pembelian SBN Ritel akan dikenakan pajak 10% dari kupon yang diterima investor.
5. Keuntungan investasi
Perbedaan reksadana vs SBN juga bisa terlihat dari keuntungan yang diperoleh pemiliknya.
Pada investasi reksadana, pemiliknya akan mendapatkan capital gain, yaitu keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli sesuai dengan kondisi pasar.
Sedangkan keuntungan SBN datang dari kupon atau bunga obligasi yang diberikan penerbit (pemerintah) secara berkala hingga jatuh tempo.
6. Risiko Investasi
Kalau kamu cari instrumen dengan risiko investasi rendah, maka SBN Ritel merupakan pilihan tepat.
Pasalnya, ada jaminan dari pemerintah untuk nilai investasi SBN hingga Rp3 miliar sehingga terbilang aman dari risiko gagal bayar.
Sementara investasi reksa dana memiliki tingkat risiko menengah.
Lantaran dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti kondisi ekonomi global dan nasional yang berdampak pada tingkat suku bunga perbankan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan baik reksadana dan SBN Ritel memiliki karakteristik masing-masing.
Kamu cukup memilih instrumen investasi yang paling sesuai dengan tujuan dan profil setiap individu. Pastikan kamu menaruh dana dalam sejumlah instrumen investasi berbeda.
Itulah ulasan mengenai perbedaan reksadana vs SBN yang merupakan singkatan dari Surat Berharga Negara.
Sebelumnya, ada ulasan mengenai reksadana vs emas. Calon investor harus mengetahui mengenai sejumlah instrumen investasi.
Jika ingin mengetahui update terkini dari dunia bisnis, investasi, ekonomi, hingga gaya hidup, pantau terus blog SkorLife.
Bagi kamu yang berencana ingin berinvestasi pada instrumen properti dan mengambil kredit di bank, yuk cek dulu skor kreditnya di aplikasi SkorLife melalui smartphone.
Cuma kartu kredit Mayapada Skorcard yang memberikan banyak kelebihan setelah melakukan transaksi di mana saja.
Cari tahu rekomendasi teranyar mengenai destinasi wisata, hotel, makanan, dan minuman, hanya di blog Skorcard.