Apa Itu Perusahaan Multifinance? Pengertian dan Jenisnya
Multifinance adalah perusahaan pembiayaan non-bank. Kenali fungsi, jenis, risiko, dan contoh perusahaan pembiayaan sebelum ajukan kredit.
Kalau kamu pernah mengajukan kredit motor, cicilan mobil, atau pembiayaan elektronik, besar kemungkinan kamu sudah berurusan dengan perusahaan multifinance. Tapi sebenarnya, apa itu perusahaan multifinance? Apakah sama dengan bank? Dan kenapa perannya cukup besar di dunia pembiayaan Indonesia?
Baca juga: 10 Jenis-Jenis Utang: Pahami Sebelum Putuskan Berhutang
Pengertian Multifinance: Lebih dari Sekadar Leasing
Secara sederhana, multifinance adalah perusahaan pembiayaan non-bank yang menyediakan dana untuk berbagai kebutuhan konsumtif maupun produktif, dengan sistem cicilan dalam jangka waktu tertentu.
Di Indonesia, multifinance dikenal juga sebagai perusahaan pembiayaan dan berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Artinya, operasionalnya resmi serta diatur secara ketat.
Berbeda dengan bank yang menghimpun dana dari masyarakat (tabungan dan deposito), multifinance mendapatkan sumber dana dari modal sendiri, pinjaman bank, atau penerbitan obligasi. Fokusnya pun lebih spesifik: pembiayaan.
Singkatnya, kalau bank itu “serba ada”, multifinance adalah spesialis pembiayaan.

Fungsi Utama Perusahaan Multifinance dalam Kehidupan Sehari-hari
Keberadaan multifinance bikin banyak kebutuhan finansial jadi lebih realistis untuk diwujudkan, terutama kalau belum punya dana tunai besar.
Beberapa fungsi utamanya:
- Membantu pembelian kendaraan (motor & mobil) secara kredit
- Menyediakan pembiayaan alat elektronik dan furnitur
- Mendukung kebutuhan modal usaha skala kecil-menengah
- Menawarkan pembiayaan multiguna dengan jaminan tertentu
Data OJK menunjukkan bahwa pembiayaan perusahaan multifinance di Indonesia bernilai ratusan triliun rupiah dan didominasi sektor kendaraan bermotor. Ini menunjukkan betapa dekatnya multifinance dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Baca juga: Plafond bank: Pengertian, Fungsi & Cara Kerja
Jenis-Jenis Perusahaan Multifinance
Supaya nggak salah pilih, penting untuk tahu bahwa multifinance punya beberapa jenis pembiayaan dengan fungsi berbeda. Dengan memahami jenisnya, kamu bisa menyesuaikan produk pembiayaan dengan kebutuhan serta kondisi keuanganmu.
1. Leasing (Sewa Guna Usaha)
Jenis ini fokus pada pembiayaan barang modal, seperti kendaraan operasional, alat berat, atau mesin produksi. Leasing banyak digunakan oleh pelaku usaha karena membantu ekspansi bisnis tanpa harus mengeluarkan dana besar di awal. Hak milik aset biasanya baru berpindah ke nasabah setelah cicilan lunas.
2. Consumer Finance
Ini yang paling sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Multifinance adalah solusi umum untuk kredit motor, mobil, gadget, hingga perabot rumah tangga. Prosesnya relatif cepat dan praktis, tapi penting untuk tetap menghitung cicilan agar tidak mengganggu cash flow bulanan.
3. Anjak Piutang (Factoring)
Jenis pembiayaan ini biasanya digunakan pelaku usaha untuk menjaga cash flow tetap sehat. Perusahaan multifinance membantu mencairkan piutang yang belum jatuh tempo, sehingga operasional bisnis bisa tetap berjalan tanpa harus menunggu pembayaran dari klien.
4. Pembiayaan Multiguna
Pembiayaan multiguna adalah pinjaman dengan jaminan, seperti BPKB kendaraan atau sertifikat properti. Dana yang didapat bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari biaya pendidikan, modal usaha kecil, hingga renovasi rumah, dengan tenor pinjaman relatif fleksibel.

Perbedaan Multifinance dan Bank: Jangan Sampai Ketukar
Meski sama-sama memberi pinjaman, multifinance dan bank punya pendekatan berbeda.
| Aspek | Bank | Multifinance |
| Sumber dana | Tabungan & deposito | Modal & pinjaman |
| Proses | Lebih ketat | Cenderung lebih fleksibel |
| Fokus | Produk keuangan luas | Pembiayaan spesifik |
| Target | Umum | Konsumtif & produktif tertentu |
Buat sebagian orang, multifinance adalah alternatif ketika pengajuan kredit bank terasa terlalu panjang atau persyaratannya berat.
Baca juga: Rumus Cara Menghitung NPL (Non-Performing Loan) Mudah & Praktis
Risiko Mengajukan Kredit di Multifinance (dan Cara Menyikapinya)
Kemudahan pengajuan kredit di multifinance biasanya disertai dengan konsekuensi tertentu. Salah satunya, tingkat bunga pinjaman multifinance umumnya lebih tinggi dibanding KPR atau kredit bank, terutama karena prosesnya lebih cepat serta persyaratannya relatif fleksibel.
Namun, hal ini bukan berarti kredit multifinance harus dihindari. Risiko tersebut bisa dikelola dengan pendekatan tepat, antara lain:
- Bandingkan bunga dan tenor sebelum tanda tangan
Perbedaan bunga dan jangka waktu cicilan bisa berdampak besar pada total pembayaran. Luangkan waktu untuk membandingkan beberapa penawaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan. - Pastikan cicilan sesuai kemampuan cash flow
Idealnya, cicilan bulanan tidak mengganggu kebutuhan rutin dan dana darurat. Menghitung ulang pemasukan dan pengeluaran sebelum mengajukan kredit bisa membantu menjaga stabilitas keuangan. - Cek reputasi perusahaan multifinance yang terdaftar di OJK
Memilih perusahaan pembiayaan resmi yang diawasi OJK memberi perlindungan lebih bagi konsumen serta mengurangi risiko di kemudian hari.
Dan yang tak kalah penting, pahami kondisi kreditmu sendiri sebelum mengajukan. Dengan mengetahui riwayat hingga kemampuan bayar sejak awal, keputusan pembiayaan bisa diambil secara lebih terukur sekaligus rasional.
Cek Dulu Kondisi Kredit di Aplikasi Traveloka Sebelum Ajukan ke Multifinance
Banyak pengajuan kredit ditolak bukan karena penghasilan kurang, tapi karena riwayat kredit bermasalah, sering telat bayar, atau ada tunggakan lama yang terlewat.
Di sinilah aplikasi Skorlife bisa bantu secara praktis:
- Cek Riwayat Kredit: lihat skor dan histori kreditmu dalam satu aplikasi
- Peluang Pengajuan Kredit: tahu peluang disetujui sebelum mengajukan ke multifinance atau bank
- Manajemen Keuangan: dapat rekomendasi pelunasan tunggakan & pengaturan budget
Dengan data ini, kamu bisa lebih percaya diri saat mengajukan kredit kendaraan, KPR, atau pembiayaan lainnya ke multifinance.
Baca juga: Value at Risk (VaR): Pengertian & Cara Menghitung
Jadi, Apakah Multifinance Cocok untuk Kamu?
Jawabannya tergantung kebutuhan dan kesiapan finansialmu. Multifinance adalah solusi relevan kalau:
- Kamu butuh pembiayaan cepat dan spesifik
- Nilai pinjaman relatif menengah
- Kamu sudah memahami risikonya serta siap disiplin bayar cicilan
Apapun kebutuhanmu, pastikan mulai langkah dengan cek kondisi kredit, hitung cicilan realistis, sebelum ambil keputusan pengajuan kredit. Karena tujuan keuangan itu bukan cuma bisa beli sekarang, tapi juga tetap aman ke depannya.
FAQ Seputar Multifinance
- Apa yang dimaksud dengan multifinance?
Multifinance adalah perusahaan pembiayaan non-bank yang menyediakan fasilitas kredit untuk berbagai kebutuhan, seperti kendaraan, barang konsumsi, hingga modal usaha. Perusahaan multifinance beroperasi di bawah pengawasan OJK dan fokus pada pembiayaan, bukan penghimpunan dana masyarakat.
- Multifinance untuk apa?
Multifinance digunakan untuk membantu masyarakat ataupun pelaku usaha mendapatkan pembiayaan ketika belum memiliki dana tunai memadai. Umumnya dimanfaatkan untuk kredit kendaraan bermotor, pembiayaan elektronik, pembiayaan multiguna, hingga dukungan cash flow usaha.
- Apa itu pembayaran multifinance?
Pembayaran multifinance adalah kewajiban cicilan yang dibayarkan nasabah secara berkala sesuai perjanjian pembiayaan. Cicilan ini biasanya mencakup pokok pinjaman, bunga, serta biaya administrasi yang disepakati di awal.
- Apa saja perusahaan multifinance?
Di Indonesia, terdapat banyak perusahaan multifinance yang terdaftar dan diawasi OJK, baik yang fokus pada pembiayaan kendaraan, konsumen, maupun usaha. Contohnya antara lain perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor, consumer finance, serta multifinance yang menyediakan pembiayaan multiguna.
- Apakah pengajuan kredit di multifinance memengaruhi skor kredit?
Ya, pengajuan dan pembayaran kredit di multifinance tercatat dalam riwayat kredit. Kelancaran pembayaran dapat membantu menjaga skor kredit, sementara keterlambatan atau tunggakan bisa berdampak negatif pada penilaian kredit di masa depan.





