Kesalahan First Jobber dalam Mengelola Uang
First jobber atau fresh graduate yang baru merasakan pertama kali menerima gaji dari hasil keringat mereka sendiri, pastinya merasa over excited. First jobber yang didominasi oleh Gen Z ini akan memiliki tantangan baru, yaitu bagaimana mengelola keuangan mereka.
Pastinya menyenangkan ketika sumber pendapatan sudah beralih dari yang semula berasal dari orang tua, beasiswa, ataupun sumber lainnya, kini beralih menjadi hasil usaha sendiri.
Namun, karena ini adalah pengalaman baru bagi mereka, kerap terjadi beberapa kesalahan finansial first jobber dalam menata keuangan. Tapi jangan khawatir, di artikel ini akan dibahas apa-apa saja yang menjadi kesalahan first jobber dalam mengelola gaji. Yuk, kita simak satu per satu!
Tidak memiliki anggaran
Anggaran atau budget, adalah pedoman bagi kamu untuk mengalokasikan uang yang kamu terima setiap bulannya. Mungkin kamu semasa kuliah pernah menjadi panitia dari suatu acara kampus, tentunya di dalam proses menyusun agenda acara tersebut, kamu harus mengatur terlebih dahulu anggaran acara tersebut, bukan?
Hal yang sama berlaku untuk kehidupan finansial kamu sekarang. Sebisa mungkin, buat anggaran bulanan sesuai dengan kebutuhan pribadi kamu.
Tidak masalah jika jika tidak terlalu detil, cukup kamu mulai dari kategori utama seperti berapa anggaran untuk makan, transportasi, paket internet, dan keperluan bulanan lainnya.
Terlalu banyak berutang
Kuncinya adalah, hindari gaya hidup konsumtif. Gaya hidup adalah sesuatu yang perlu kamu perhatikan dan pertimbangkan dengan bijak. Status kamu adalah pekerja dan bukan lagi sebagai pelajar, hal ini merupakan hal pertama yang harus kamu pahami.
Sebagai pelajar, jika uang kamu habis di pertengahan bulanan, kamu mungkin masih akan bisa menerima support dari orang tua. Beda halnya dengan kamu sebagai pekerja, orang tua mungkin masih bisa membantu kamu, namun hal utama yang harus kamu fokuskan di tahap ini justru adalah bagaimana menjadi pribadi yang mandiri secara finansial.
Berlawanan dengan gaya hidup konsumtif, ada baiknya jika kamu di saat ini memikirkan bagaimana caranya untuk lebih menjadi produktif. Usia yang muda, pikiran serta ide yang fresh, tentunya menjadi modal kamu untuk dapat terus berkembang dan produktif.
Tidak memikirkan masa depan
Euphoria yang berlebihan terkadang membuat first jobber melupakan hal yang penting, yaitu untuk menata masa depan. Masa depan sebenarnya tidaklah terlalu jauh dari masa kini. Justru sebaliknya, kehidupan kita di masa kini justru akan menentukan masa depan kita.
Begitu pula dari sisi finansial, jika saat ini kamu terlalu sering menghamburkan uang, maka gambaran di masa depan tentunya kamu akan memiliki keterbatasan finansial. Padahal, tujuan dari setiap orang adalah untuk memiliki financial freedom.
Menghabiskan uang untuk hal-hal tidak perlu
Prioritas yang tidak diatur kerap menjadi penyebab utama dari over spending alias menghabiskan uang untuk hal yang sebenarnya tidak diperlukan.
Bisa juga karena sifat impulsive yang menyebabkan kamu tidak dapat berhenti untuk membeli barang atau membayar suatu layanan.
Baik prioritas yang belum jelas maupun sifat impulsive buyer dapat kamu hindari dengan cara kembali lagi melihat ke anggaran yang telah kamu buat.
Dengan begitu, mindset kamu akan terlatih untuk melihat hal-hal yang menjadi prioritas dan mengurangi distraksi yang dapat membuat uang kamu lenyap begitu saja.
Tidak mengikuti aturan pengeluaran
Kuncinya adalah untuk disiplin dan komitmen. Banyak yang sudah membuat anggaran bulanan, tapi sedikit yang benar-benar menjalankannya.
Terkadang memang ada beberapa kondisi di luar kontrol yang menyebabkan kita mengeluarkan sejumlah uang di luar anggaran utama. Contohnya jika ban mobil kamu bocor dan perlu langsung diganti. Perlu dipahami bahwa hal ini adalah normal.
Semakin kamu menjadi dewasa, pembuatan anggaran kamu tentunya juga akan menjadi lebih detil. Pos pengeluaran juga akan menjadi lebih jelas dan bisa kamu ikuti. Tujuannya adalah untuk menjaga arus keuangan bulanan dan tidak mengeluarkan uang secara berlebihan.
Kira-kira itulah kesalahan pengelolaan uang first jobber. Terkadang memang kesalahan-kesalahan ini tidak terasa begitu penting. Namun kenyataannya, menyadari dampak dari hal-hal yang kelihatan sepele ini justru akan melatih kemampuanmu mengelola uang lebih baik.