5 Biaya Tinggal di Apartemen yang Harus Kamu Siapkan
Ketahui biaya tinggal di apartemen dari studio hingga 3BR+. Simak simulasi biaya IPL, listrik, air, parkir, dan tips atur budget tinggal di apartemen.
Tinggal di apartemen makin populer di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, atau Bandung. Hunian vertikal ini dianggap lebih praktis karena lokasinya biasanya strategis, dekat pusat bisnis, transportasi umum, mall, hingga fasilitas kesehatan. Selain itu, apartemen juga menawarkan kenyamanan dan gaya hidup modern dengan fasilitas seperti kolam renang, gym, dan keamanan 24 jam.
Namun, di balik semua keunggulannya, ada hal penting yang sering luput diperhitungkan calon penghuni: biaya tinggal di apartemen. Tidak hanya cicilan KPA (Kredit Pemilikan Apartemen) atau uang sewa unit, ada sederet iuran rutin yang wajib dibayarkan penghuni setiap bulannya.
Agar kamu lebih siap, yuk bahas satu per satu jenis biaya apartemen berikut ini lengkap dengan kisaran biayanya.
Baca juga: Beli Rumah atau Apartemen: Mana yang Lebih Baik? Panduan Lengkap Sebelum Memutuskan
Biaya Tinggal di Apartemen
1. Iuran Pengelolaan Apartemen (IPL)
Bisa dibilang, Iuran Pengelolaan Apartemen (IPL) adalah biaya utama yang wajib dibayar semua penghuni. Biaya ini juga dikenal sebagai service charge dan digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan operasional serta perawatan gedung, mulai dari:
- Kebersihan area umum.
- Perawatan lift, genset, dan sistem kelistrikan.
- Keamanan 24 jam dan CCTV.
- Perawatan taman dan fasilitas umum lain seperti kolam renang atau gym.
Besaran IPL biasanya dihitung berdasarkan luas unit apartemen. Umumnya berkisar antara Rp10.000 – Rp50.000/m² per bulan. Artinya, untuk unit berukuran 45 m², kamu bisa dikenakan sekitar Rp450 ribu – Rp2,2 juta tiap bulan.
Tips: sebelum membeli atau menyewa unit apartemen, tanyakan dulu detail biaya IPL ke pihak pengelola. Setiap apartemen punya standar yang berbeda, tergantung lokasi dan kelasnya (menengah, premium, atau mewah).

2. Tagihan Listrik, Air, dan Internet
Selain IPL, penghuni juga harus menanggung biaya tinggal di apartemen rutin lainnya yang sifatnya personal, yaitu listrik, air, dan internet.
- Listrik: rata-rata apartemen di kelas menengah punya daya 1.300 VA – 3.500 VA. Tagihan listrik bulanan bisa sekitar Rp500 ribu – Rp1,5 juta, tergantung besar unit dan pemakaian alat elektronik.
- Air: kisarannya sekitar Rp100 ribu – Rp350 ribu per bulan. Semakin banyak penghuni dalam satu unit, tentu tagihannya bisa lebih besar.
- Internet/Wi-Fi: dengan semakin banyaknya kebutuhan digital, hampir semua penghuni apartemen memasang Wi-Fi. Biayanya berkisar Rp200 ribu – Rp500 ribu per bulan tergantung provider dan paket.
Tips hemat: pilih paket internet sesuai kebutuhan. Kalau kamu lebih sering kerja di kantor atau jarang streaming, paket standar sudah cukup tanpa harus bayar lebih mahal.
Baca juga: SP3K: Pengertian, Fungsi, dan Prosedur Pengajuannya
3. Sinking Fund
Selain IPL, ada juga biaya tinggal di apartemen lain yang sering membuat calon penghuni bingung, yaitu sinking fund.
Sinking fund adalah dana cadangan yang dikumpulkan untuk kebutuhan renovasi besar atau perbaikan fasilitas dalam jangka panjang. Misalnya, pengecatan ulang gedung, penggantian pompa air, atau renovasi atap yang bocor.
Besarnya iuran sinking fund biasanya lebih kecil dibanding IPL, yakni sekitar Rp100 ribu – Rp200 ribu per bulan. Namun, sifatnya sangat penting karena menjaga apartemen tetap terawat dalam jangka panjang.

4. Biaya Parkir
Pertanyaan umum calon penghuni: apakah pemilik apartemen bayar parkir? Jawabannya: iya, sebagian besar apartemen menerapkan biaya parkir khusus.
- Parkir motor: sekitar Rp100 ribu – Rp200 ribu per bulan.
- Parkir mobil: sekitar Rp250 ribu – Rp500 ribu per bulan.
Ada apartemen yang sudah meng-cover biaya parkir ke dalam IPL, tapi lebih banyak yang memisahkannya. Bahkan, beberapa apartemen menerapkan sistem reserved parking, di mana kamu harus membayar tambahan untuk mendapatkan slot parkir tetap.
Tips: jika kamu tinggal di apartemen dengan akses transportasi umum yang baik (MRT, LRT, KRL, TransJakarta), pertimbangkan untuk tidak membawa kendaraan pribadi agar lebih hemat.
Baca juga: 7 Penyebab BI Checking Jelek dan Cara Memperbaikinya
5. Biaya Tambahan Lainnya (Opsional)
Selain biaya utama di atas, ada beberapa iuran lain yang sifatnya opsional atau tergantung kebijakan manajemen apartemen, seperti:
- Biaya penggunaan fasilitas: misalnya untuk booking ruang serbaguna, lapangan olahraga, atau BBQ area.
- Iuran kebersihan khusus: biasanya untuk sampah besar atau renovasi unit pribadi.
- Asuransi isi apartemen: opsional tapi penting untuk melindungi barang-barang berharga dari risiko kebakaran, banjir, atau pencurian.

Berapa Total Biaya Tinggal di Apartemen? Simak Simulasinya
Banyak orang sering terjebak hanya fokus pada harga sewa atau cicilan KPA saat memutuskan tinggal di apartemen. Padahal, ada biaya rutin bulanan yang tidak kalah penting untuk diperhitungkan. Besarnya biaya bisa berbeda-beda, tergantung ukuran unit, lokasi, serta gaya hidup penghuni.
Untuk memberikan gambaran lebih jelas, berikut simulasi estimasi biaya bulanan apartemen di Jakarta berdasarkan tipe unit. Simulasi ini mencakup komponen utama: IPL (Iuran Pengelolaan Lingkungan), listrik, air, internet, sinking fund, dan parkir.
Tabel Simulasi Biaya Tinggal di Apartemen
Ukuran Unit | IPL (Rp10k–Rp50k/m²) | Listrik (Rp) | Air (Rp) | Internet (Rp) | Sinking Fund (Rp) | Parkir (Rp) | Total (Rp) |
18 m² (Studio) | Rp180 ribu – Rp900 ribu | 300 ribu – 600 ribu | 100 ribu – 200 ribu | 200 ribu – 300 ribu | 100 ribu | 100 ribu – 250 ribu | Rp980 ribu – Rp2,45 juta |
36 m² (1BR) | Rp360 ribu – Rp1,8 juta | 400 ribu – 700 ribu | 150 ribu – 250 ribu | 250 ribu – 400 ribu | 150 ribu | 150 ribu – 300 ribu | Rp1,31 juta – Rp3,6 juta |
49 m² (2BR) | Rp490 ribu – Rp2,45 juta | 500 ribu – 900 ribu | 200 ribu – 300 ribu | 300 ribu – 450 ribu | 150 ribu | 200 ribu – 400 ribu | Rp1,84 juta – Rp4,5 juta |
72 m² (3BR) | Rp720 ribu – Rp3,6 juta | 700 ribu – 1,2 juta | 250 ribu – 400 ribu | 350 ribu – 500 ribu | 200 ribu | 250 ribu – 500 ribu | Rp2,47 juta – Rp6,4 juta |
100 m² (3BR+) | Rp1 juta – Rp5 juta | 900 ribu – 1,5 juta | 300 ribu – 500 ribu | 400 ribu – 600 ribu | 200 ribu | 300 ribu – 600 ribu | Rp3,1 juta – Rp8,2 juta |
Catatan Penting:
- Angka di atas adalah estimasi untuk apartemen kelas menengah di Jakarta. Untuk apartemen premium atau lokasi super strategis (CBD, SCBD, Mega Kuningan, dll.), biaya IPL bisa lebih tinggi dari range tabel.
- Pengeluaran sangat dipengaruhi oleh gaya hidup penghuni (pemakaian listrik, jumlah kendaraan, paket internet, dll.).
- Belum termasuk cicilan KPA atau uang sewa unit yang biasanya jauh lebih besar.
Baca juga: Mengenal Rumah Subsidi: Syarat, Kelebihan, & Kekurangannya
Kesimpulan
Dari tabel simulasi di atas, terlihat jelas bahwa biaya tinggal di apartemen bisa berbeda jauh antara studio dan 3BR+. Untuk unit studio, biaya bulanan bisa kurang dari Rp1 juta jika pemakaian hemat. Namun untuk unit 3BR+, total biaya bulanan bisa menembus lebih dari Rp8 juta.
Karena itu, penting banget buat menghitung biaya operasional bulanan sebelum memutuskan membeli atau menyewa apartemen. Jangan hanya hitung cicilan KPA, tapi juga pastikan kemampuan finansialmu cukup untuk menanggung biaya rutin ini.
👉 Supaya lebih tenang, kamu bisa gunakan aplikasi Skorlife untuk cek kondisi finansialmu. Dengan fitur Cek Riwayat Kredit dan Peluang Pengajuan Kredit, kamu bisa tahu apakah kondisi keuanganmu cukup sehat untuk ajukan KPA atau cicilan apartemen. Plus, dengan SkorPintar, kamu bisa mengelola kartu kredit lebih rapi, sehingga cash flow tetap terkendali meski ada tambahan biaya bulanan dari apartemen.