5 Kesalahan Fatal First Jobber dalam Mengelola Uang. Saatnya Belajar Pengaturan Keuangan

Wah, apa saja ya kesalahan fatal first jobber dalam mengelola uang. Hal ini harus diketahui oleh orang yang baru pertama kali bekerja.

Kesalahan first jobber dalam mengelola uang seringkali menjadi penghalang dalam mencapai stabilitas finansial pada awal karier.

Ketika kamu pertama kali memasuki dunia kerja profesional dan mendapatkan gaji pertama, berbagai tantangan dalam mengelola keuangan mulai bermunculan.

Dari pengeluaran impulsif, ketidakmampuan menyusun anggaran, hingga kegagalan dalam merencanakan tabungan dan investasi, berbagai kesalahan ini sangat umum terjadi.

Dalam artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang kesalahan-kesalahan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya agar kamu dapat membangun fondasi keuangan yang kuat dan stabil sejak awal.

Blog Skorlife telah merangkumnya dari berbagai sumber media online.


Kesalahan-Kesalahan First Jobber dalam Mengelola Uang

Berikut adalah beberapa kesalahan yang umum dilakukan oleh first jobber dalam mengelola uang, dilengkapi dengan contoh dan kalkulasi:

1. Tidak Memiliki Anggaran

Memulai karier tanpa anggaran bulanan adalah kesalahan awal. Tanpa anggaran, pengeluaran bisa tidak terkontrol dan uang bisa habis untuk hal-hal yang tidak terencana.

Ilustrasi dan Kalkulasi: misalnya, penghasilan bulanan kamu Rp5 juta. Selain itu, kamu tidak mendapatkan tambahan penghasilan lain. 

Idealnya, alokasi untuk kebutuhan pokok adalah 50%, tabungan dan investasi 30%, dan 20% untuk kebutuhan lainnya. Kamu bisa menggunakan pembagian dengan skema lainnya. 

Ini bisa mencegah pengeluaran berlebihan dan membantu dalam mencapai tujuan keuangan. Kamu harus mulai belajar pengaturan keuangan. 

2. Gaya Hidup yang Berlebihan

Kenaikan penghasilan seringkali diikuti oleh kenaikan gaya hidup. Ini adalah jebakan yang harus dihindari untuk mencegah pengeluaran melebihi pemasukan.

Ilustrasi dan Kalkulasi: Jika penghasilan naik 20%, idealnya kenaikan pengeluaran gaya hidup tidak lebih dari 10%, sisanya bisa dialokasikan untuk tabungan atau investasi.

Kamu harus disiplin dalam menerapkan pola pengaturan keuangan.

3. Tidak Menabung atau Investasi

Kesalahan lain adalah tidak memiliki kebiasaan menabung atau berinvestasi sejak dini, yang membuat kamu tidak siap dalam menghadapi kebutuhan mendadak.

Ilustrasi dan Kalkulasi: Alokasikan minimal 20% dari penghasilan bulanan untuk tabungan atau investasi.

Jika penghasilan Rp5 juta, setidaknya Rp1 juta dialokasikan untuk tabungan atau investasi.

4. Tidak Mempertimbangkan Asuransi

Mengabaikan asuransi adalah kesalahan karena asuransi bisa menjadi jaring pengaman finansial dalam menghadapi risiko kehidupan.

Ilustrasi dan Kalkulasi: Premi asuransi kesehatan biasanya sekitar 1-5% dari penghasilan bulanan.

Untuk penghasilan Rp 5 juta, kamu bisa mengalokasikan Rp50 ribu sampai Rp250 ribu untuk premi asuransi kesehatan bulanan.

5. Terlalu Banyak Utang

Memiliki utang atau kredit yang berlebihan bisa membebani keuangan dan harus dihindari untuk mengelola uang dengan lebih baik.

Ilustrasi dan Kalkulasi: Pastikan total angsuran utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan bulanan. Dengan penghasilan Rp 5 juta, angsuran idealnya tidak lebih dari Rp1,5 juta.

Sebenarnya, tidak bermasalah kalau kamu memiliki utang produktif seperti KPR (Kredit Pemilikan Rumah) untuk membeli hunian.

Atau kamu memiliki KUR (Kredit Usaha Rakya), mungkin kamu sedang merintis usaha kecil di rumah sebagai tambahan penghasilan.

Dengan mengenali dan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kamu bisa mengelola keuangan dengan lebih baik dan mencapai tujuan keuanganmu dengan lebih efektif dan efisien.


Cara Menghindari Kesalahan First Jobber dalam Mengelola Keuangan

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kamu harus mulai merencanakan dan mengelola keuangan dengan bijak.

Kamu bisa memulainya dengan membuat anggaran, menetapkan target tabungan, dan membuat rencana keuangan jangka panjang.

1. Membuat Anggaran

Memulai karier pertama dengan membuat anggaran adalah langkah bijaksana. Anggaran adalah alat yang membantu kamu memahami pemasukan dan pengeluaran bulanan.

Dengan anggaran, kamu bisa mengontrol pengeluaran, sehingga tidak lebih dari pemasukan, dan memastikan bahwa ada dana yang dialokasikan untuk tabungan atau investasi.

Contoh Kasus dan Kalkulasi: misalkan Dika memiliki penghasilan bulanan Rp5 juta.

Dia bisa mengalokasikan 50% untuk kebutuhan pokok, 20% untuk tabungan, dan 30% untuk keperluan dan hiburan lainnya.

2. Menetapkan Target Tabungan

Tentukan target tabungan atau investasi berdasarkan tujuan keuangan. Hal ini bisa memberikan motivasi untuk konsisten dalam mengelola pengeluaran dan fokus pada tujuan keuangan jangka panjang.

Contoh Kasus dan Kalkulasi: Jika Dika ingin berlibur dengan biaya total Rp6 juta, dia perlu menabung Rp500 ribu tiap bulan selama 12 bulan.

3. Membuat Rencana Keuangan Jangka Panjang

Rencana keuangan jangka panjang sangat penting untuk mempersiapkan masa depan.

Mulailah dengan merencanakan beberapa tujuan keuangan jangka panjang, seperti pembelian rumah, kendaraan, atau pendidikan.

Contoh Kasus dan Kalkulasi: Jika tujuannya adalah membeli rumah dalam 10 tahun dengan harga Rp1 miliar, maka Dika harus menabung sekitar Rp8.333.333 setiap bulan.

Dengan menggunakan anggaran, menetapkan target tabungan, dan membuat rencana keuangan jangka panjang, kamu akan terhindar dari kesalahan umum yang sering dilakukan oleh first jobber dalam mengelola uang.

Ingin belajar mengatur keuangan hingga berinvestasi di pasar modal, pastikan kamu selalu membaca artikel terbaru dari blog Skorlife.

Pantau skor kredit melalui aplikasi Skorlife, kalau kamu berencana mengajukan aplikasi kredit ke bank untuk membeli rumah. Jangan sampai ditolak lantaran skor kredit yang buruk.

Yuk, miliki segera kartu kredit Mayapada Skorcard dan nikmati berbagai manfaatnya setelah kamu melakukan transaksi secara online dan offline.

Cuma blog Skorcard yang memberikan rekomendasi makanan dan minuman terbaik. Saatnya kamu melakukan wisata kuliner.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments