7 Jenis Instrumen Investasi: Contoh, Kelebihan, dan Cara Memilih yang Tepat

Kenali jenis-jenis instrumen investasi lengkap dengan contoh, kelebihan, dan tips memilih yang sesuai tujuan finansialmu.

Pernah nggak kamu merasa bingung mulai dari mana untuk investasi? Tenang, kamu nggak sendiri. Banyak orang tahu bahwa investasi itu penting, tapi belum paham apa saja instrumen investasi yang tersedia dan bagaimana cara memilih instrumen investasi sesuai dengan kondisi keuangan.

Padahal, dengan memahami berbagai jenis instrumen investasi, kamu bisa menyesuaikan pilihan dengan profil risiko, tujuan keuangan, bahkan nilai yang kamu anut, termasuk kalau kamu ingin berinvestasi lewat instrumen investasi syariah.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Investasi Jangka Pendek dan Jenis-jenisnya

Apa Itu Instrumen Investasi?

Secara sederhana, instrumen investasi adalah sarana atau produk keuangan yang digunakan untuk menempatkan dan mengembangkan dana kamu. Tujuannya bisa bermacam-macam: dari menjaga nilai uang terhadap inflasi, sampai membangun kekayaan jangka panjang.

Setiap instrumen punya karakteristik, risiko, serta potensi imbal hasil berbeda-beda. Nah, kuncinya bukan memilih instrumen investasi “paling cuan”, tapi yang paling cocok dengan kebutuhan serta kemampuan kamu.

Apa Itu Investasi
Sumber gambar: Freepik

Jenis Instrumen Investasi

1. Deposito dan Tabungan Berjangka

Kalau kamu baru mulai berinvestasi, deposito bisa jadi langkah awal yang aman. Deposito adalah simpanan berjangka di bank dengan bunga tetap serta jangka waktu tertentu (misalnya 3, 6, atau 12 bulan).

Kelebihan:

  • Risiko sangat rendah karena dijamin Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS (hingga Rp2 miliar per nasabah per bank).
  • Mudah diakses dan cocok untuk pemula.

Kekurangan:

  • Imbal hasil cenderung rendah, sering kali kalah dari inflasi.
  • Tidak fleksibel karena dana tidak bisa ditarik sebelum jatuh tempo tanpa penalti.

💡 Tips: Gunakan deposito untuk menyimpan dana darurat jangka menengah atau tujuan keuangan yang butuh kepastian hasil.

2. Obligasi (Surat Utang)

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Kamu meminjamkan uang, dan mereka akan mengembalikannya beserta bunga setelah periode tertentu.

Kelebihan:

  • Imbal hasil lebih tinggi daripada deposito.
  • Bisa jadi sumber pendapatan tetap lewat kupon bunga rutin.

Kekurangan:

  • Nilainya bisa turun jika dijual sebelum jatuh tempo.
  • Risiko gagal bayar jika penerbit tidak mampu melunasi.

📈 Fun fact: Obligasi pemerintah seperti ORI atau SBR kini bisa dibeli mulai dari Rp1 juta lewat platform online resmi, diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) aman dan transparan.

Baca juga: Apa itu DCA (Dollar Cost Averaging) dan Panduan Investasinya

3. Saham

Saham termasuk instrumen investasi paling populer karena potensi imbal hasilnya besar. Saat kamu membeli saham, kamu memiliki sebagian kecil kepemilikan perusahaan.

Kelebihan:

  • Potensi keuntungan tinggi dari kenaikan harga saham dan dividen.
  • Cocok untuk investasi jangka panjang.

Kekurangan:

  • Risiko tinggi; harga bisa naik-turun signifikan dalam waktu singkat.
  • Butuh pemahaman serta waktu untuk memantau pasar.

💡 Tips memilih: Pilih saham perusahaan dengan fundamental kuat serta bisnis yang kamu pahami. Jika belum siap analisis sendiri, kamu bisa mulai lewat reksa dana saham yang dikelola profesional.

Mengenal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

4. Reksa Dana

Kalau kamu ingin investasi tanpa ribet analisis pasar, reksa dana bisa jadi pilihan. Dana kamu akan dikelola manajer investasi ke berbagai aset seperti saham, obligasi, hingga pasar uang.

Kelebihan:

  • Modal terjangkau (mulai Rp10 ribu di beberapa platform).
  • Dikelola profesional.
  • Bisa diversifikasi otomatis ke banyak aset.

Kekurangan:

  • Ada biaya manajemen.
  • Nilainya tetap bisa turun tergantung kondisi pasar.

🔍 Jenis reksa dana:

  • Reksa dana pasar uang (risiko rendah)
  • Reksa dana pendapatan tetap
  • Reksa dana campuran
  • Reksa dana saham (risiko tinggi, potensi imbal hasil besar)

Baca juga: Mengenal Reksadana Terproteksi: Panduan Lengkap untuk Pemula

5. Emas atau Logam Mulia

Investasi klasik tapi tetap relevan. Emas sering dianggap sebagai pelindung nilai (hedging) saat ekonomi tidak menentu. Kini ada dua bentuk: emas fisik dan emas digital.

Kelebihan:

  • Nilainya stabil dalam jangka panjang.
  • Mudah dijual kembali.

Kekurangan:

  • Keuntungan bisa kecil dalam jangka pendek.
  • Butuh tempat penyimpanan aman (kalau fisik).

📊 Fakta menarik: Berdasarkan survei Snapcart, lebih dari 50% investor Indonesia memilih emas sebagai investasi favorit karena dianggap paling aman serta mudah dipahami.

apa itu investasi emas digital

6. Properti

Siapa tak ingin punya properti? Rumah atau apartemen bukan cuma tempat tinggal, tapi juga bisa jadi instrumen investasi bernilai tinggi.

Kelebihan:

  • Aset berwujud dengan nilai cenderung naik.
  • Bisa menghasilkan pendapatan pasif lewat sewa.

Kekurangan:

  • Butuh modal besar serta waktu lama untuk balik modal.
  • Tidak likuid (susah dijual cepat).

💡 Tips: Cek lokasi serta potensi sewa sebelum beli. Properti di daerah berkembang bisa memberikan keuntungan besar dalam jangka panjang.

Baca juga: Panduan Investasi Properti: Pengertian, Jenis & Caranya

7. Instrumen Investasi Syariah

Jika kamu ingin investasi tanpa riba serta sesuai prinsip Islam, kini banyak pilihan instrumen investasi syariah.

Contohnya:

  • Reksa dana syariah
  • Sukuk (obligasi syariah)
  • Saham syariah (terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia – ISSI)
  • Emas/logam mulia

Kelebihan:

  • Sesuai dengan nilai dan prinsip etika Islam.
  • Pengelolaan transparan serta diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan OJK.

Kekurangan:

  • Pilihannya sedikit lebih terbatas dibanding instrumen konvensional.

✨ Insight: Nilai pasar modal syariah di Indonesia terus tumbuh pesat, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan ekosistem keuangan syariah terbesar di dunia (data OJK 2024).

Investasi Saham Syariah

Tips & Cara Memilih Instrumen Investasi

Berikut langkah sederhana sebelum kamu menentukan pilihan:

  1. Tentukan tujuan investasi.
    Apakah untuk dana pensiun, DP rumah, pendidikan anak, atau sekadar menambah penghasilan?
  2. Kenali profil risiko.
    Kamu tipe konservatif, moderat, atau agresif? Ini penting supaya kamu nggak panik ketika nilai investasi naik-turun.
  3. Pertimbangkan jangka waktu.
    • Jangka pendek: deposito, pasar uang, emas.
    • Jangka menengah: obligasi, reksa dana campuran.
    • Jangka panjang: saham, properti.
  4. Periksa legalitas dan pengawasan.
    Pastikan produk investasimu terdaftar dan diawasi OJK.
  5. Diversifikasi portofolio.
    Jangan taruh semua telur di satu keranjang. Kombinasikan beberapa instrumen investasi agar risiko lebih seimbang.
  6. Pantau secara berkala.
    Evaluasi hasil investasimu setiap 6-12 bulan agar tetap sesuai dengan tujuan finansialmu.

Kapan Waktu Tepat untuk Mulai Investasi?

Jawaban singkatnya: sekarang. Tak perlu menunggu punya modal besar. Dengan platform digital, kamu bisa mulai investasi mulai dari Rp10 ribu saja. Yang penting, mulai dulu dengan instrumen investasi paling kamu pahami.

Dukung Langkah Investasimu dengan Skorlife

Sebelum berinvestasi, pastikan keuanganmu dalam kondisi sehat. Di sinilah Skorlife bisa jadi partner finansialmu:

  • Cek Riwayat Kredit: Pastikan reputasi keuanganmu baik sebelum mengambil keputusan investasi atau mengajukan pinjaman.
  • Lihat Peluang Pengajuan Kredit: Ingin beli rumah atau kendaraan lewat kredit? Skorlife bantu kamu lihat peluang disetujui.
  • Manajemen Keuangan: Dapatkan rekomendasi cara bayar tunggakan dan atur budget bulanan dengan cerdas.

Karena keuangan yang sehat = langkah investasi yang kuat. 

Baca juga: Mengenal Hedging, Strategi Lindung Nilai dalam Dunia Keuangan

Kesimpulan

Memahami jenis instrumen investasi bukan sekadar mencari untung, tapi membangun masa depan finansial yang stabil dan sesuai nilai hidupmu. Pilih instrumen investasi sesuai dengan profil risiko serta tujuanmu, termasuk opsi instrumen investasi syariah yang aman dan transparan. Mulailah dari langkah kecil namun konsisten, dan pastikan keuanganmu tetap sehat bersama Skorlife agar setiap langkah investasimu makin mantap.


FAQ seputar Instrumen Investasi

  1. Apa itu instrumen investasi?

Instrumen investasi adalah sarana atau produk keuangan yang digunakan untuk menempatkan dana agar nilainya berkembang seiring waktu. Tujuannya bisa beragam, mulai dari menjaga nilai uang terhadap inflasi hingga membangun kekayaan jangka panjang. Contohnya antara lain deposito, obligasi, saham, hingga reksa dana.

  1. Instrumen investasi itu apa saja?

Ada banyak jenis instrumen investasi yang bisa kamu pilih, seperti deposito, obligasi, saham, reksa dana, emas, properti, hingga instrumen investasi syariah seperti sukuk dan reksa dana syariah. Masing-masing punya risiko serta potensi imbal hasil berbeda, jadi penting menyesuaikannya dengan tujuan finansialmu.

  1. Empat instrumen investasi apa saja yang bisa kita beli di pasar modal?

Empat instrumen utama di pasar modal meliputi saham, obligasi, reksa dana, dan ETF (Exchange Traded Fund). Semua instrumen ini diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta cocok jika kamu ingin berinvestasi secara legal dan transparan.

  1. Apa keuntungan instrumen investasi?

Keuntungan utamanya adalah potensi peningkatan nilai uang (capital gain), pendapatan pasif dari bunga atau dividen, serta perlindungan terhadap inflasi. Selain itu, investasi juga bisa membantumu mencapai tujuan keuangan besar seperti dana pensiun, pendidikan anak, atau pembelian rumah.

  1. Apa itu instrumen dalam saham?

Instrumen dalam saham merujuk pada berbagai bentuk investasi terkait dengan kepemilikan perusahaan, seperti saham biasa, saham preferen, atau reksa dana saham. Melalui instrumen ini, investor bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham serta pembagian dividen sesuai kinerja perusahaan.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments