Investasi Saham Syariah: Pengertian, Kriteria, Keuntungan, dan Tips Praktis
Kenali apa itu saham syariah, kriteria OJK, keuntungan, risiko, dan tips investasi saham syariah agar cuan halal dan finansial sehat.
Investasi kini bukan lagi sekadar tren, tapi sudah jadi kebutuhan untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Salah satu instrumen yang banyak diminati adalah saham syariah, pilihan tepat bagi kamu yang ingin berinvestasi halal, aman, dan sesuai prinsip Islam.
Beda dengan saham konvensional, saham syariah dijalankan berdasarkan prinsip hukum ekonomi Islam. Jadi, tidak ada unsur riba, judi, atau praktik bisnis yang dilarang syariat.
Tapi bagaimana cara kerja saham syariah? Apa saja kriterianya? Dan bagaimana cara memulai investasi ini dengan benar? Yuk, kita bahas lebih detail.
Baca juga: Mengenal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG): Pengertian, Cara Kerja, dan Fungsinya
Apa Itu Saham Syariah?
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham adalah tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan publik. Saham syariah adalah jenis saham yang aktivitas perusahaannya sudah diverifikasi halal sesuai prinsip syariah Islam.
Ciri utamanya:
- Bebas dari praktik riba (bunga), maysir (judi), dan gharar (ketidakpastian).
- Tidak terlibat dalam bisnis yang diharamkan, misalnya alkohol, rokok, pornografi, perjudian, atau produk non-halal.
- Transparan dan adil dalam pembagian keuntungan maupun risiko.
OJK bersama Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) rutin menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES) dua kali setahun, pada Mei dan November. Kalau mau investasi aman, pastikan dulu saham pilihanmu ada di daftar ini.
Selain DES berkala, ada juga DES insidentil untuk perusahaan baru IPO atau perusahaan yang status syariahnya berubah di luar jadwal.
Kriteria Saham Syariah
Supaya lebih jelas, berikut beberapa kriteria yang harus dipenuhi emiten (perusahaan penerbit saham) agar masuk ke kategori saham syariah:
1. Bidang Usaha Halal
Perusahaan wajib bergerak di sektor usaha halal serta bermanfaat. Artinya, mereka tidak boleh terlibat dalam bisnis bertentangan dengan prinsip syariah seperti:
- Perjudian dan permainan berbasis taruhan,
- Produksi atau distribusi minuman keras, narkoba, atau zat adiktif,
- Pornografi atau prostitusi,
- Rokok dan produk sejenisnya,
- Lembaga keuangan berbasis bunga (ribawi).
Dengan begitu, investor lebih tenang karena modalnya hanya mendukung bisnis yang halal.
2. Tidak Spekulatif
Transaksi saham syariah harus berbasis pada kegiatan usaha nyata. Artinya, perusahaan harus memiliki barang/jasa yang jelas, bukan sekadar spekulasi. Larangan yang berlaku meliputi:
- Jual beli saham tanpa underlying asset (aset dasar),
- Manipulasi harga dengan permintaan/penawaran palsu,
- Transaksi yang menimbulkan ketidakpastian berlebihan (gharar).
Prinsip ini melindungi investor dari praktik curang atau investasi semu yang hanya mengandalkan spekulasi.
3. Batas Utang Berbasis Bunga
Salah satu filter penting saham syariah adalah rasio utang ribawi. OJK menetapkan bahwa total utang berbasis bunga tidak boleh lebih dari 45% dari total aset. Tujuannya adalah memastikan perusahaan tidak terlalu bergantung pada pembiayaan konvensional yang mengandung riba.
4. Tidak Merusak Moral
Selain halal secara bisnis, perusahaan juga tidak boleh memproduksi atau memperdagangkan barang/jasa yang merusak moral masyarakat. Misalnya, produk yang mengarah pada kekerasan, pornografi, atau aktivitas ilegal. Dengan begitu, saham syariah tidak hanya menguntungkan secara finansial, tapi juga menjaga nilai-nilai etika dan keberlanjutan.
📌 Contoh saham syariah di Indonesia yang masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) OJK antara lain: Telkom Indonesia, Unilever, Indofood, Semen Indonesia, serta Adaro Energy. Daftar ini terus diperbarui, jadi pastikan selalu cek versi terbaru sebelum berinvestasi.
Keuntungan Investasi Saham Syariah
Banyak investor mulai melirik saham syariah bukan hanya karena faktor halal, tapi juga karena potensi keuntungan menjanjikan dari investasi saham syariah. Berikut manfaatnya:
- Halal & Sesuai Syariah
Investor bisa tenang karena terhindar dari transaksi yang dilarang Islam. - Stabil untuk Jangka Panjang
Karena emiten syariah biasanya bergerak di sektor riil dan berkelanjutan, harga sahamnya relatif lebih stabil. - Pertumbuhan Industri Syariah
Menurut OJK, aset keuangan syariah di Indonesia per 2023 tumbuh 13,37% (YoY) dengan market share 10,94%. Artinya, peluang pertumbuhan saham syariah juga makin besar. - Diversifikasi Portofolio
Saham syariah mencakup berbagai sektor: makanan & minuman, kesehatan, properti, hingga energi terbarukan. Cocok untuk memperkaya portofolio. - Prinsip Bagi Hasil
Alih-alih bunga, keuntungan dibagi sesuai kinerja bisnis. Sistem ini lebih adil dan berorientasi kebersamaan.
Baca juga: Mengenal Hedging, Strategi Lindung Nilai dalam Dunia Keuangan
Risiko Investasi Saham Syariah
Meski banyak keuntungan, saham syariah juga punya risiko yang perlu diperhatikan:
- Fluktuasi Harga
Meski lebih stabil, harga saham tetap bisa naik-turun sesuai kondisi pasar. - Risiko Industri
Kalau sektor usaha emiten sedang lesu (misalnya sektor energi saat harga batu bara turun), harga saham bisa tertekan. - Likuiditas
Tidak semua saham syariah aktif diperdagangkan, sehingga ada risiko sulit menjual kembali.
Tipsnya: pilih saham dengan likuiditas tinggi dan fundamental perusahaan yang kuat.

Tips Investasi Saham Syariah untuk Pemula
Banyak investor mulai melirik saham syariah bukan hanya karena faktor halal, tapi juga karena potensi keuntungan menjanjikan. Berikut manfaatnya:
Kalau kamu baru mau mulai investasi saham syariah, jangan asal ikut tren ya. Ada beberapa langkah praktis yang bisa bikin perjalanan investasimu lebih aman dan terarah:
1. Pelajari Prinsip Syariah
Pahami dulu dasar-dasarnya: saham syariah wajib bebas dari riba (bunga), maysir (judi), dan gharar (ketidakpastian berlebihan). Dengan menguasai prinsip ini, kamu jadi lebih peka dalam memilih emiten yang benar-benar sesuai syariat.
2. Cek Daftar Efek Syariah (DES)
Sebelum beli, pastikan saham incaranmu ada di DES terbaru yang diterbitkan OJK. Daftar ini diperbarui dua kali setahun (Mei & November), dan juga bisa ada pembaruan insidentil. Kalau tidak ada di DES, lebih baik hindari agar tetap aman secara syariah.
3. Analisis Fundamental Perusahaan
Jangan cuma ikut-ikutan beli saham populer. Lihat laporan keuangannya, prospek bisnis, tata kelola perusahaan, dan kepatuhan syariah. Saham yang sehat biasanya punya kinerja stabil, dividen konsisten, serta konsistensi pertumbuhan bisnis.
4. Diversifikasi Investasi
Hindari menaruh semua modal di satu saham atau satu sektor. Sebar investasimu ke sektor berbeda seperti makanan & minuman, telekomunikasi, kesehatan, atau energi terbarukan. Dengan diversifikasi, kalau satu saham turun, portofoliomu tidak langsung terguncang.
5. Fokus Jangka Panjang
Harga saham syariah bisa naik-turun tiap hari. Jangan panik kalau ada penurunan sesaat. Ingat, saham itu lebih cocok untuk tujuan jangka panjang, seperti dana pendidikan, persiapan pensiun, atau tabungan masa depan.
6. Konsultasi dengan Ahli
Kalau masih bingung, kamu bisa diskusi dengan penasihat keuangan atau ustaz yang paham fikih muamalah kontemporer. Dengan begitu, kamu bisa dapat pandangan finansial sekaligus syariah dalam satu waktu.
7. Kelola Risiko dengan Bijak
Saham tetap punya risiko. Jadi siapkan strategi seperti cut loss (jual rugi untuk batasi kerugian) atau averaging down (beli lagi saat harga turun untuk menurunkan harga rata-rata beli). Dengan manajemen risiko yang baik, kamu bisa tetap tenang meski pasar berfluktuasi.
Baca juga: Mengenal KPR Syariah: Pengertian, Jenis Akad, Keunggulan, dan Tips Pengajuan
Hubungan Investasi Saham Syariah dengan Kesehatan Finansial
Banyak orang fokus ke cuan dari investasi, tapi lupa kalau kesehatan finansial pribadi sama pentingnya. Percuma portofolio sahammu tumbuh kalau ternyata:
- Masih ada tunggakan kartu kredit,
- Skor kredit rendah,
- Atau riwayat pinjamanmu kurang bagus.
Di sinilah Skorlife bisa bantu kamu:
- SkorPintar → Kelola semua kartu kreditmu dalam satu portal, cek jatuh tempo, dan analisa pola penggunaan.
- Cek Riwayat Kredit → Pastikan histori keuanganmu sehat sebelum ajukan pinjaman.
- Peluang Pengajuan Kredit → Ukur kemungkinan kreditmu (KPR, kredit mobil, pinjaman bank) disetujui.
- Manajemen Keuangan → Dapat rekomendasi cara melunasi tunggakan dan atur budget dengan lebih efektif.
Dengan pondasi finansial yang sehat, investasi saham syariah jadi lebih maksimal.
Kesimpulan
Investasi saham syariah adalah pilihan cerdas untuk kamu yang ingin berinvestasi halal sekaligus mendapatkan potensi keuntungan jangka panjang. Dengan kriteria jelas dari OJK dan peluang pertumbuhan industri keuangan syariah di Indonesia, instrumen ini semakin menarik untuk dilirik.
Tapi ingat, sukses berinvestasi bukan hanya soal memilih saham yang tepat, melainkan juga tentang mengelola keuangan pribadi dengan bijak. Jadi, sebelum makin dalam terjun ke dunia investasi syariah, pastikan kondisi finansialmu sehat dengan bantuan aplikasi Skorlife.