Biaya Overhead: Komponen, Contoh, dan Cara Menghitungnya Agar Bisnis Tetap Efisien
Biaya overhead adalah pengeluaran penting dalam bisnis. Pelajari contoh biaya overhead, cara menghitungnya, dan strategi efisiensi agar keuangan tetap sehat.
Pernah merasa keuangan bisnis kamu “jalan di tempat”? Penjualan sudah meningkat, tapi saldo akhir bulan kok nggak ikut naik? Nah, bisa jadi jawabannya tersembunyi di satu hal yang sering luput dari perhatian: biaya overhead.
Banyak pelaku usaha fokus ke biaya produksi dan pemasaran, tapi lupa bahwa biaya overhead adalah pengeluaran rutin yang bisa diam-diam menggerus margin keuntungan. Kalau tidak dikelola dengan bijak, bisnis bisa kelihatan sehat di luar, padahal arus kasnya ketat banget di dalam.
Mari kita bahas lebih dalam apa itu biaya overhead, biaya overhead apa saja yang perlu kamu perhatikan, hingga cara menghitungnya agar keuangan bisnismu tetap terkontrol dan efisien.
Baca juga: Biaya Provisi: Arti, Besaran, dan Cara Menghitungnya
Apa Itu Biaya Overhead dan Kenapa Penting Diperhatikan?
Secara sederhana, biaya overhead adalah semua pengeluaran yang dibutuhkan untuk menjaga bisnis tetap berjalan, tapi tidak terkait langsung dengan proses produksi barang atau jasa.
Contoh paling gampang:
Kamu punya usaha laundry. Biaya sabun cuci dan plastik pembungkus termasuk biaya langsung, karena berhubungan langsung dengan jasa yang kamu tawarkan. Tapi biaya sewa tempat, listrik, dan gaji resepsionis? Hal-hal inilah yang termasuk biaya overhead.
Artinya, tanpa membayar biaya overhead, bisnis kamu bisa berhenti beroperasi, walaupun kamu nggak sedang memproduksi apa pun. Bahkan menurut Investopedia, biaya overhead mencerminkan biaya menjaga roda bisnis tetap berputar, baik itu untuk fasilitas, staf pendukung, maupun administrasi.
Jadi, memahami biaya overhead adalah hal penting buat siapa pun untuk menjaga keuangan bisnis tetap sehat serta efisien.

Jenis dan Komponen Biaya Overhead
Biar gampang dipahami, yuk bedah satu per satu biaya overhead apa saja yang biasa muncul dalam operasional bisnis. Secara umum, ada tiga kategori besar:
1. Overhead Tetap (Fixed Overhead)
Biaya yang besarannya nggak berubah, meskipun produksi naik atau turun. Biasanya dikeluarkan secara rutin setiap bulan.
Contoh biaya overhead tetap:
- Sewa tempat usaha atau gudang
- Gaji staf tetap (seperti HR atau administrasi)
- Premi asuransi
- Biaya keamanan (satpam atau CCTV)
- Pajak properti
Jenis ini paling mudah diprediksi, tapi juga wajib diperhitungkan dalam anggaran jangka panjang. Kalau beban tetap terlalu besar, bisnis bisa kesulitan beradaptasi saat penjualan menurun.
Baca juga: Biaya Tambahan KPR yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Ajukan Rumah Impian
2. Overhead Variabel (Variable Overhead)
Jenis biaya yang naik turun tergantung aktivitas operasional. Semakin tinggi volume produksi atau transaksi, biasanya makin besar pula pengeluarannya.
Contoh biaya overhead variabel:
- Tagihan listrik dan air
- Biaya perawatan alat
- Bahan habis pakai (tinta printer, alat kebersihan, dll)
- Lembur karyawan
- Biaya pengiriman
Mengetahui pola biaya overhead variabel bisa membantu kamu menyesuaikan strategi efisiensi saat beban operasional meningkat.
3. Overhead Semi-Variabel (Mixed Overhead)
Kombinasi antara tetap dan variabel. Misalnya, kamu membayar langganan internet Rp500.000 per bulan (biaya tetap), tapi ditambah biaya penggunaan berlebih jika melewati kuota (biaya variabel).
Contoh lainnya:
- Gaji dengan bonus lembur
- Telepon kantor (ada langganan tetap dan tambahan pemakaian)
- Perawatan mesin dengan biaya tambahan kalau rusak berat
Jenis ini sering bikin pengeluaran bulanan sedikit “kejutan”, jadi penting banget dipantau dengan baik.

Contoh Biaya Overhead dalam Berbagai Jenis Usaha
Supaya makin jelas, berikut contoh biaya overhead di beberapa sektor bisnis secara umum:
| Jenis Usaha | Contoh Biaya Overhead |
| Restoran | Sewa tempat, listrik, air, seragam staff, biaya kebersihan |
| Bisnis Online | Hosting website, iklan digital, biaya customer service |
| Toko Retail | Gaji kasir, sewa ruko, biaya transportasi logistik |
| Pabrik | Pemeliharaan mesin, biaya administrasi, keamanan pabrik |
| Startup Digital | Langganan software, coworking space, biaya internet |
Setiap bisnis punya struktur overhead berbeda. Tapi satu hal yang sama: semua harus dicatat dan dihitung agar kamu tahu seberapa besar beban bisnis sebenarnya.
Baca juga: Contoh Biaya Peluang dalam Kehidupan Sehari-Hari dan Ekonomi
Cara Menghitung Biaya Overhead
Menghitung biaya overhead adalah langkah penting agar kamu tahu apakah bisnis kamu efisien atau justru boros di area tertentu.
Langkah sederhananya seperti ini:
1. Catat Semua Pengeluaran Overhead
Kumpulkan semua biaya tidak langsung seperti sewa, listrik, gaji staf non-produksi, biaya langganan, asuransi, dan sebagainya.
2. Hitung Total Overhead Bulanan
Misalnya:
- Sewa tempat: Rp8.000.000
- Listrik & air: Rp2.000.000
- Gaji staf admin: Rp4.000.000
Total Overhead = Rp14.000.000/bulan
3. Hitung Persentase Overhead terhadap Penjualan
Gunakan rumus:
Persentase Overhead = (Total Overhead ÷ Total Penjualan) × 100%
Jika omzet bulan ini Rp100.000.000, maka:
(Rp14.000.000 ÷ Rp100.000.000) × 100% = 14%
Artinya, 14% dari pendapatanmu habis untuk overhead. Angka ini bisa kamu gunakan sebagai tolok ukur efisiensi. Biasanya, rasio overhead yang ideal adalah 10-20%, tergantung jenis bisnisnya.

Strategi Mengelola Biaya Overhead agar Lebih Efisien
Sekarang kamu tahu biaya overhead apa saja yang perlu diperhatikan, saatnya cari cara buat mengefisienkannya tanpa mengorbankan kualitas operasional.
1. Gunakan Teknologi Keuangan
Gunakan aplikasi akuntansi atau spreadsheet digital untuk mencatat serta memantau seluruh pengeluaran. Dengan begitu, kamu bisa tahu area mana yang bisa ditekan tanpa mengganggu bisnis utama.
2. Evaluasi Pengeluaran Rutin
Coba tinjau ulang kontrak sewa, langganan software, atau tagihan yang jarang dipakai. Banyak bisnis bisa menghemat hingga 10-15% hanya dengan memangkas pengeluaran berlebih tidak disadari.
3. Automasi Proses Administratif
Gunakan sistem otomatis untuk absensi, laporan keuangan, hingga payroll. Mungkin ada investasi awal, tapi dalam jangka panjang bisa menurunkan biaya tenaga kerja dan human error.
4. Pantau Kesehatan Finansial Bisnismu
Jangan hanya fokus pada omzet. Periksa juga kondisi kredit dan arus kas. Melalui aplikasi Skorlife, kamu bisa:
- Cek riwayat kredit pribadi atau bisnis
- Lihat peluang pengajuan kredit lebih besar sebelum ajukan pinjaman modal
- Dapat rekomendasi pembayaran tunggakan & budgeting agar keuangan lebih stabil
Langkah kecil seperti ini bisa bantu kamu lebih percaya diri dalam mengambil keputusan finansial.
Kenapa Pemahaman Biaya Overhead Bisa Menyelamatkan Bisnismu
Kalau kamu merasa profit usaha tidak sejalan dengan omzet, bisa jadi karena biaya overhead adalah pengeluaran yang selama ini kamu abaikan.
Dengan memahami struktur biaya, kamu bisa:
- Menentukan harga jual produk lebih akurat
- Mengukur efisiensi operasional
- Membuat proyeksi keuangan realistis
- Menyiapkan strategi penghematan tanpa mengorbankan kualitas
Intinya, contoh biaya overhead bukan hanya sekadar daftar pengeluaran, tapi cerminan dari cara kamu mengelola bisnis secara menyeluruh.
Baca juga: Mengenal Hedging, Strategi Lindung Nilai dalam Dunia Keuangan
Kesimpulan: Kelola Overhead, Kunci Bisnis Berkelanjutan
Jadi, bisa disimpulkan bahwa biaya overhead adalah fondasi penting dalam menjaga stabilitas bisnis. Tanpa manajemen overhead yang baik, seberapa pun besar omzetmu, profit bisa tetap bocor di sana-sini.
Kenali biaya overhead apa saja, catat dengan rapi, serta pantau terus efisiensinya. Kalau kamu ingin melangkah lebih jauh, manfaatkan Skorlife untuk membantu mengevaluasi kondisi keuangan, melihat peluang pengajuan kredit, hingga menyusun strategi pembayaran agar bisnis tetap sehat dan berkembang.
Karena sehatnya keuangan bisnis bukan cuma soal penjualan tinggi, tapi juga kemampuan mengatur setiap rupiah dengan bijak.
FAQ Seputar Biaya Overhead
- Apa saja contoh biaya overhead?
Beberapa contoh biaya overhead antara lain sewa tempat usaha, tagihan listrik dan air, gaji staf administrasi, biaya kebersihan, asuransi bisnis, serta langganan software kantor. Semua pengeluaran ini tidak terlibat langsung dalam proses produksi, tapi tetap dibutuhkan agar bisnis bisa beroperasi dengan lancar.
- Overhead itu apa artinya?
Secara sederhana, overhead adalah biaya tidak langsung yang dikeluarkan untuk menjaga aktivitas bisnis tetap berjalan. Jadi, walaupun tidak berkaitan langsung dengan pembuatan produk, biaya ini tetap penting, seperti biaya sewa, gaji staf, atau listrik kantor.
- Apakah gaji masuk biaya overhead?
Tergantung jenis pekerjanya. Jika gaji tersebut untuk staf yang tidak terlibat langsung dalam produksi (seperti HR, akuntansi, atau resepsionis), maka gaji tersebut termasuk biaya overhead. Namun, gaji karyawan produksi biasanya masuk ke biaya langsung (direct cost).
- Apakah biaya overhead sama dengan biaya operasional?
Tidak sama, meskipun keduanya saling berkaitan. Biaya operasional mencakup semua pengeluaran bisnis, termasuk biaya produksi dan overhead. Sementara biaya overhead adalah bagian dari biaya operasional yang sifatnya tidak langsung, seperti administrasi, sewa, hingga utilitas.
- Mengapa penting menghitung biaya overhead dalam bisnis?
Karena tanpa mengetahui biaya overhead apa saja yang kamu keluarkan setiap bulan, kamu bisa salah menilai keuntungan sebenarnya. Menghitung overhead membantu kamu menentukan harga jual lebih realistis, menekan pemborosan, serta menjaga arus kas tetap sehat.





