SBI: Pengertian, Fungsi, Jenis, Suku Bunga & Contoh Terlengkap
Sertifikat Bank Indonesia adalah instrumen moneter; pahami fungsi, jenis, dan suku bunganya dalam penjelasan ringkas dan mudah.
Di balik stabilnya nilai rupiah dan terjaganya inflasi, ada satu instrumen moneter yang bekerja secara senyap namun sangat strategis, Sertifikat Bank Indonesia atau SBI. Meski namanya sering terdengar dalam dunia keuangan, banyak orang hanya mengenalnya di permukaan. Padahal, Sertifikat Bank Indonesia adalah salah satu instrumen berperan penting dalam mengatur ritme likuiditas, menentukan arah suku bunga, hingga membantu menjaga keseimbangan ekonomi Indonesia.
Memahami SBI bukan berarti kamu harus jadi ekonom. Cukup tahu dasar dan mekanismenya, kamu sudah bisa melihat gambaran besar tentang bagaimana kebijakan moneter bisa berpengaruh pada bunga kredit, investasi, hingga kondisi keuangan kita sehari-hari.
Baca juga: Cara Berinvestasi Surat Berharga Negara (SBN) Paling Mudah dan Aman untuk Pemula
Apa Itu Sertifikat Bank Indonesia atau SBI?
Sertifikat bank indonesia adalah surat berharga jangka pendek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). SBI dipakai oleh BI sebagai alat untuk mengatur jumlah uang beredar di masyarakat.
Sebagai ilustrasi, kurang lebih seperti ini:
BI seperti “pengatur lalu lintas uang” di negara ini. Kalau uang yang beredar terlalu banyak, inflasi bisa naik. Untuk menyeimbangkannya, BI menawarkan SBI ke bank atau investor besar supaya uang tersebut “ditarik sementara” ke BI.
Yang perlu kamu ingat adalah:
Sertifikat Bank Indonesia = surat utang jangka pendek BI dalam rupiah.
Ini juga salah satu alasan kenapa sertifikat bank indonesia dianggap sebagai instrumen yang sangat aman, karena diterbitkan langsung oleh bank sentral.

Fungsi SBI: Buat Apa Sebenarnya?
SBI bukan sekadar surat berharga biasa. Instrumen ini punya beberapa fungsi strategis:
1. Mengendalikan Jumlah Uang Beredar
Ketika uang di masyarakat terlalu banyak, harga barang naik lebih cepat. BI menerbitkan sertifikat bank indonesia untuk menyerap likuiditas dan membantu menstabilkan inflasi.
2. Menjaga Stabilitas Nilai Rupiah
Dengan likuiditas terkontrol, rupiah cenderung lebih stabil. Investor jadi lebih percaya diri terhadap kondisi ekonomi.
3. Menjadi Alternatif Investasi Aman
Karena diterbitkan oleh BI, SBI termasuk instrumen low-risk. Cocok bagi investor institusi yang ingin memarkir dana dalam jangka pendek.
4. Instrumen Kebijakan Moneter BI
SBI adalah salah satu alat BI untuk mengarahkan suku bunga pasar uang. Jadi, meski kamu tidak membeli SBI secara langsung, efeknya bisa terasa ke bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah), bunga kredit kendaraan, hingga deposito.
Baca juga: Cara Kerja Investasi: Panduan Lengkap untuk Pemula
Jenis-Jenis Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Saat ini ada dua bentuk utama:
1. SBI Konvensional
- Berbasis sistem diskonto
- Jangka waktu 1-12 bulan
- Dibeli dengan harga diskon, lalu saat jatuh tempo penerima mendapatkan nilai nominal
2. SBIS (Sertifikat Bank Indonesia Syariah)
- Menggunakan akad syariah (misalnya akad ju’alah)
- Cocok untuk investor atau lembaga berbasis syariah
- Tidak menggunakan konsep bunga
Keduanya tetap memegang fungsi utama serupa, yaitu membantu BI mengatur likuiditas dan pasar uang.

Karakteristik SBI
Berikut ciri khas yang membedakan SBI dari instrumen keuangan lainnya:
- Tenor Pendek
Biasanya 1, 3, 6, atau 12 bulan, bikin instrumen ini sangat likuid.
- Sistem Diskonto
Misal nominal SBI Rp100 juta dengan diskonto 5%, maka kamu membeli di harga Rp95 juta. Saat jatuh tempo, kamu tetap menerima Rp100 juta.
-
- Tanpa Warkat (100% Digital)
Sekarang sertifikat bank indonesia hanya tersedia dalam bentuk scriptless. Jadi, kalo ada yang menawarkan “SBI lembaran kertas”, itu tanda bahaya.
- Tanpa Warkat (100% Digital)
- Ditawarkan Melalui Lelang
BI menetapkan suku bunga (diskonto) berdasarkan kebutuhan pasar melalui lelang reguler.
- Nominal Unit Minimal Tinggi
Biasanya dimulai dari Rp1.000.000 per unit, tapi mayoritas pembelinya adalah bank atau institusi.
Baca juga: Apa Itu Yield? Pengertian, Cara Hitung, dan Contohnya dalam Investasi
Suku Bunga SBI: Dari Mana Datangnya?
SBI tidak punya bunga “berjalan” seperti deposito. Return yang kamu dapat dihitung dari:
Harga beli (lebih rendah) → Nilai nominal yang diterima saat jatuh tempo
Contoh sangat simpel:
- Nominal SBI: Rp500 juta
- Diskonto: 4%
- Harga beli: Rp480 juta
- Keuntungan: Rp20 juta dalam periode tenor
Bagi para nvestor jangka pendek, ini menarik karena sangat minim risiko.

Kelebihan & Kekurangan SBI: Cocok Untuk Siapa?
Mari kita bahas objektif.
Kelebihan
- Risiko Sangat Rendah – Karena diterbitkan langsung oleh BI. Hampir tidak ada risiko gagal bayar.
- Jangka Waktu Pendek – Cocok untuk investor saat ingin menempatkan dana sementara.
- Likuid – SBI sangat mudah diperjualbelikan di pasar uang antar bank.
- Stabil – Return-nya tidak fluktuatif seperti saham atau obligasi panjang.
Kekurangan
- Tidak Bisa Dibeli Ritel – Mayoritas pembeli adalah bank atau investor institusional.
- Return Relatif Kecil – Sesuai risiko yang juga rendah.
- Tidak Cocok untuk Tujuan Jangka Panjang
- Inflasi jangka panjang bisa membuat nilai riil return menjadi kecil.
Baca juga: Kenapa Pengajuan Kartu Kredit Ditolak? Ini Penyebab & Tips Menghindarinya
Contoh Penggunaan SBI di Dunia Nyata
Kasus 1: Bank Mengelola Dana Menganggur
Misalnya bank memiliki kelebihan likuiditas. Jika disimpan tanpa diapa-apakan, dana tidak menghasilkan apa-apa. Maka bank bisa membeli SBI untuk mendapatkan imbal hasil jangka pendek.
Kasus 2: BI Menjaga Inflasi
Saat ekonomi mulai terlalu panas, BI bisa menyerap dana besar lewat SBI untuk mendinginkan tekanan inflasi.
Kasus 3: Investor Institusi “Memarkir Dana”
Ketika pasar modal sedang tidak stabil, SBI bisa menjadi “tempat aman sementara” sebelum mereka masuk lagi ke investasi lebih agresif.
Keterkaitan SBI dengan Kehidupan Sehari-hari
Walaupun SBI bukan instrumen yang bisa kamu beli sebagai masyarakat umum, kamu tetap akan terkena dampaknya. Contohnya:
- Ketika BI memakai SBI untuk menyerap likuiditas, bunga KPR bisa naik.
- Saat SBI dilepas kembali ke pasar, bunga kredit bisa turun.
- Pergerakan SBI membantu menjaga inflasi tetap terkendali.
- Stabilitas rupiah memberi pengaruh ke harga kebutuhan pokok dan nilai tabunganmu.
Gunakan Skorlife untuk Mengelola Keuangan di Era Suku Bunga yang Bergerak Cepat
Kondisi suku bunga dipengaruhi oleh instrumen seperti SBI. Kalau suku bunga acuan BI naik atau turun, dampaknya terasa ke:
- KPR
- Kredit kendaraan
- KTA (Kredit tanpa Agunan)
- Limit kartu kredit
- Peluang kredit disetujui atau tidak
Makanya penting untuk tahu kondisi keuangan dan riwayat kreditmu. Di sini, aplikasi Skorlife bisa jadi solusi untuk:
✓ Cek Riwayat Kredit – Lihat reputasi finansial kamu (sehat, DPK, atau sudah menunggak).
✓ Lihat Peluang Pengajuan Kredit – Skorlife menunjukkan kemungkinan pengajuan kreditmu disetujui, membuatmu lebih percaya diri sebelum apply KPR atau kredit lainnya.
✓ Rekomendasi Pelunasan & Budget – Kamu bisa dapatkan insight soal tunggakan mana yang lebih baik dilunasi dulu plus rekomendasi budgeting secara realistis.
Dengan memahami instrumen seperti sertifikat bank indonesia, dan dengan memantau kesehatan finansial melalui Skorlife, kamu bisa membuat keputusan keuangan dengan lebih matang.
Baca juga: Pengertian SBSB (Surat Berharga Syariah Negara) beserta cara belinya
Kesimpulan
Sertifikat bank indonesia adalah bagian penting dari sistem keuangan Indonesia. Meski tidak bisa dibeli individu, dampaknya besar pada suku bunga, kredit, inflasi, sampai kestabilan rupiah.
Memahami SBI bisa membantu kamu membaca arah ekonomi. Dan untuk menjaga kondisi keuangan pribadi tetap sehat di tengah perubahan ekonomi, jangan lupa evaluasi riwayat kreditmu secara berkala melalui Skorlife.
FAQ seputar Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
- Apa itu Sertifikat Bank Indonesia (SBI)?
SBI adalah surat berharga jangka pendek yang diterbitkan oleh Bank Indonesia untuk mengatur jumlah uang beredar di masyarakat. Instrumen ini juga sering digunakan bank atau investor institusi untuk memarkir dana jangka pendek karena risikonya sangat rendah.
- Apa fungsi utama Sertifikat Bank Indonesia?
Fungsinya antara lain mengendalikan likuiditas, menjaga stabilitas nilai rupiah, menekan inflasi, dan menjadi acuan dalam kebijakan suku bunga pasar uang. SBI juga bisa menjadi alternatif investasi aman bagi lembaga keuangan.
- Bagaimana cara kerja suku bunga atau imbal hasil SBI?
SBI menggunakan sistem diskonto. Artinya, investor membelinya dengan harga lebih rendah dari nilai nominal, lalu mendapatkan nilai penuh saat jatuh tempo. Selisihnya itulah yang menjadi keuntungan.
- Apakah SBI bisa dibeli oleh masyarakat umum?
Tidak. Saat ini SBI lebih ditujukan untuk bank dan investor institusional. Namun, masyarakat masih bisa merasakan dampaknya melalui perubahan suku bunga kredit, deposito, dan stabilitas ekonomi yang dipengaruhi oleh kebijakan BI terkait SBI.
- Apa perbedaan SBI dengan SBIS (SBI Syariah)?
SBI bersifat konvensional dan menggunakan konsep diskonto, sedangkan SBIS mengikuti prinsip syariah. Meski mekanismenya berbeda, keduanya tetap berfungsi sebagai instrumen moneter untuk mengatur likuiditas serta stabilitas keuangan.





