Gaji Besar Tapi KPR Ditolak, Apa Alasannya?
Kalau penghasilan kamu kecil dan pengajuan KPR ditolak, cara memperbaikinya pun jelas: naikin gaji. Yang bikin orang sering bingung adalah kalau gajinya besar hingga puluhan juta tapi masih saja KPR ditolak.
Kalau kejadian ini menimpa kamu, mungkin kamu bingung harus memperbaiki dari mana karena sepertinya tidak ada yang bisa diperbaiki.
Sebelum sakit kepala mikirin KPR yang tak kunjung di-approve, cek dulu beberapa alasan berikut terkait gaji besar tapi ditolak KPR!
1. Kolektibilitas tidak lancar
Ketika proses pengajuan KPR, ternyata penghasilan yang besar bukanlah jaminan mutlak pengajuan kamu bisa disetujui. Ada beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian dalam proses pengajuan KPR. Salah satunya adalah kolektibilitas.
Kolektibilitas dengan nilai yang buruk pada laporan SLIK OJK dengan tingkat status Dalam Perhatian Khusus (kol-2) sampai dengan Macet (kol-5) sangat mempengaruhi proses persetujuan KPR. Sebaiknya kamu mulai melunasi cicilan atau kredit agar proses KPR bisa disetujui.
Apabila 30% penghasilan kamu tidak mencukupi untuk membayar cicilan KPR karena kamu masih memiliki kredit yang belum lunas, makan harapan KPR akan mendapat persetujuan sangatlah kecil kemungkinannya.
2. Pekerjaan kurang stabil
Walaupun pendapatan kamu besar namun status pekerjaan tidak memenuhi persyaratan seperti berstatus Pekerja Informal yang tidak memiliki slip gaji dan surat keterangan dari tempat kerja maka pengajuan kamu juga kemungkinan besar akan gagal.
Pekerja Informal adalah pekerjaan yang pekerjanya bertanggung jawab atas perseorangan, bekerja pada perusahaan non-organisasi.
Di Indonesia, pekerja informal terbagi dalam beberapa profesi mulai dari pedagang pasar trradisional, pekerja lepas industri kreatif hingga pengemudi ojek online.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022 menyebut pekerja informal berjumlah 80,4 juta orang. Para pekerja informal ini besar kemungkinan akan mengalami penolakan dalam proses pengajuan KPR.
3. Banyak hutang ketimbang pemasukan
Ketika melakukan asesmen, pihak bank juga akan melihat seberapa besar hutang kamu biasanya kalau dibandingkan dengan pemasukan.
Kalau misalnya pemasukan kamu 10juta, tapi hutang setiap bulannya selalu 9jutaan keatas, bank akan menganggap ini sebagai hal buruk karena Debt-to-Income Ratio yang tinggi.
Untuk mengatasi hal ini, stop berhutang terlalu banyak selama beberapa bulan, kemudian cobalah ajukan KPR lagi.
4. Usia tua
Setelah kamu memperhatikan faktor kolektibilitas dan juga pekerjaan, berikut faktor lain yang juga menjadi penentu persetujuan proses KPR diantarnya faktor usia.
Semakin tua kamu, bisa jadi semakin kecil peluangmu disetujui apalagi kalau umur kamu diatas 55 untuk karyawan, atau diatas 65 untuk wiraswasta.
Orang tua lebih berpotensi untuk tidak punya pemasukan yang stabil ketimbang orang di usia produktif, mulai dari alasan pensiun hingga penyakit yang bisa muncul tiba-tiba.
5. Cerai
Meski tentu banyak hal yang tidak secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan seseorang, tapi banyak juga yang bisa menjadi “indikator” atas kesanggupan membayar di masa depan atau tidak.
Selain umur tua, kamu juga berpotensi ditolak KPR kalau misalnya kamu cerai ditengah proses pengajuan KPR.
Perubahan yang mendadak tentunya bisa berdampak ke segala aspek kehidupan. Contoh, bagaimana kalau misalnya semua uang kamu berasal dari mantan suami/istri? Pastinya rencana pengeluaran, termasuk KPR, juga jadi berubah kan.
6. Lokasi tidak strategis
Faktor lainnya yang bisa menggagalkan adalah faktor lokasi rumah yang akan dibeli. Lokasi rumah yang tidak strategis seperti terlalu dekat dengan area pemakaman, bantaran sungai, rawan bencana seperti banjir dan akses jalan yang buruk menjadi alasan pihak bank enggan menyetujui pengajuan KPR kamu.
7. Persyaratan tidak terpenuhi
Meski rasanya sepele, bisa jadi ada satu persyaratan atau satu dokumen kelupaan yang menyebabkan KPR mu ditolak.
Dalam proses pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baiknya kamu mengetahui apa saja persyaratan yang harus dipersiapkan, Pertama adalah WNI, dengan minimal umur 21 tahun, dan maksimal 55 tahun untuk karyawan atau 65 tahun untuk wiraswasta saat cicilan lunas.
Syarat administrasi yang harus dilengkapi diantaranya Fotokopi KTP, Kartu Keluarga (KK), NPWP akta nikah atau akta cerai, Slip gaji dan surat keterangan dari kantor.
Print out buku rekening 3 bulan terakhir. Fotokopi tagihan kartu kredit satu bulan terakhir, Salinan rekening koran serta dokumen kepemilikan bangunan (SHM, IMB, dan PBB).
8. Persiapan Lain yang Harus Dipersiapkan Sebelum Pengajuan KPR
Setelah mengetahui beberapa hal yang menyebabkan gagalnya proses persetujuan KPR. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengajuan KPR di antaranya:
- Menghitung biaya cicilan KPR, kamu harus mengetahui berapa besar uang muka yang harus dipersiapkan serta bagaimana cicilan per bulan yang harus dibayarkan.
- Menghitung pendapatan. Usahakan pendapatan kamu cukup untuk membayar cicilan agar tidak melebihi kemampuan membayar.
- Mengetahui Biaya Provisi dan Biaya Pajak Pembelian (BPHTB). Biaya provisi pada umumnya sebesar 1% dari biaya pokok kredit, namun bisa juga tergantung dari kebijakan masing-masing bank. Kamu harus secara tegas menanyakan apakah BPHTB ini dikenakan kepada pihak penjual atau pembeli.
- Mengetahui Biaya Balik Nama (BBN).
- Mengetahui Biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
- Waktu Pinjaman KPR
- Mencari developer yang amanah.
- Mencari bank dengan penawaran sistem KPR yang sesuai.
Setelah mengetahui hal tersebut, sebaiknya kamu benar-benar mempersiapkan apa saja yang mempengaruhi dalam proses pengajuan KPR agar mendapatkan persetujan oleh pihak bank.
Sesuaikan besar pendapatan yang kamu terima agar dalam proses KPR pembayaran lancar. Akan lebih baik jika kamu mendapatkan pendapatan lain di luar pendapatan utama. Tetap semangat!