Mengenal Capital Gain. Keuntungan Investasi yang Sering Dianggap Sepele

Yuk, mulai mengenal capital gain sebelum memutuskan untuk berinvestasi properti. Investor harus tahu agar bisa mendapatkan keuntungan.

Dalam dunia investasi, ada dua jenis keuntungan utama yang sering dibicarakan, yaitu pendapatan rutin seperti dividen atau sewa, dan selisih harga jual-beli aset. Yang terakhir ini disebut capital gain.

Meski terdengar teknis, capital gain sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, terutama buat kamu yang sedang mulai berinvestasi properti, saham, atau bahkan reksa dana.

Sayangnya, banyak orang hanya fokus pada nilai aset saat dibeli, tanpa memperhitungkan potensi kenaikan nilainya pada masa depan. Padahal, justru dari situlah kenaikan harga muncul.

Artikel ini akan membahas pengertian capital gain, jenis-jenisnya, cara menghitung, hingga perbedaannya dengan dividen agar kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan terukur.

Blog Skorlife menyajikan informasi dari berbagai sumber yang kredibel dan tepercaya seperti portal berita online dan situs perbankan.

Apa Itu Capital Gain?

Capital gain adalah keuntungan yang kamu dapatkan saat menjual aset lebih tinggi dari harga belinya. Aset ini bisa berupa rumah, tanah, saham, atau instrumen investasi lainnya.

Dalam konteks properti, keuntungan modal ini muncul ketika harga properti naik setelah kamu beli dan kamu menjualnya pada harga yang lebih tinggi.

Sebaliknya, kalau harga jual malah lebih rendah dibandingkan dengan harga beli, maka kondisi ini disebut capital loss

Jadi, capital gain dan capital loss adalah dua sisi dari koin yang sama. Keduanya harus kamu pahami karena investasi selalu melibatkan kemungkinan untung dan rugi.

Jenis-Jenis Capital Gain

Berdasarkan jangka waktu kepemilikan, keuntungan modal dibagi menjadi dua:

1. Jangka Pendek

Terjadi saat kamu menjual aset dalam waktu kurang dari satu tahun setelah dibeli. Biasanya dilakukan oleh investor yang aktif dan cepat membaca tren pasar.

Potensinya memang tinggi, tapi risikonya juga besar karena harga bisa fluktuatif dalam waktu yang singkat.

2. Jangka Panjang

Ini jenis yang lebih stabil. Kamu membeli aset, entah itu rumah, tanah, atau saham, dan menyimpannya dalam jangka waktu lebih dari satu tahun sebelum menjual.

Investor properti yang mencari pertumbuhan nilai secara bertahap cenderung memilih strategi ini. Tentunya, investor harus sabar.

Dalam dunia properti, investor jangka panjang biasanya membeli rumah tapak atau apartemen di lokasi yang akan berkembang pada masa mendatang.

Beberapa tahun kemudian, ketika kawasan tersebut sudah mulai ramai, nilai properti naik dan keuntungan modal pun terjadi.

Cara Menghitung Capital Gain

Kalau ingin menghitung keuntungan modal sebenarnya sederhana. Kamu bisa menggunakan rumus berikut ini. 

Capital Gain = Harga Jual – Harga Beli

Contoh:
Kamu membeli rumah seharga Rp800 juta dan menjualnya dua tahun kemudian dengan harga Rp1,2 miliar. Maka capital gain yang kamu peroleh adalah:

Rp1.200.000.000 – Rp800.000.000 = Rp400.000.000

Akan tetapi, jangan lupa, keuntungan modal juga bisa dikenakan pajak tergantung pada jenis aset dan ketentuan perpajakan yang berlaku.

Misalnya, dalam penjualan properti, kamu akan dikenakan PPh (Pajak Penghasilan) Final sebesar 2,5% dari harga jual. Ini berarti dari keuntungan modal tadi, ada pajak yang harus dibayarkan sebesar Rp10 juta.

Perbedaan Capital Gain dan Dividen

Meski sama-sama menguntungkan, capital gain dan dividen berbeda secara mendasar:

  • Capital gain berasal dari selisih harga jual dan beli aset. Keuntungan hanya muncul saat kamu melepas aset tersebut.
  • Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Kamu tidak perlu menjual aset untuk mendapatkannya.

Dengan kata lain, capital gain bersifat aktif karena kamu harus melakukan transaksi. Sementara dividen bersifat pasif, cukup menunggu, dan hasil akan datang secara berkala.

Perbedaan ini penting untuk menentukan strategi investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu.

Capital Gain dalam Investasi Properti

Di sektor properti, capital gain adalah salah satu alasan utama seseorang membeli rumah tapak, apartemen, atau tanah kaveling.

Banyak investor berharap harga properti akan naik seiring waktu, terutama jika terletak di area yang sedang berkembang alias sunrise property.

Sebagai contoh, kamu membeli rumah di kawasan pinggiran kota besar dengan harga terjangkau. Setelah infrastruktur berkembang dan akses jalan membaik, nilai rumah itu melonjak.

Saat itulah, kamu bisa merasakan manfaat capital gain secara nyata. Namun, perlu dicatat kalau hal ini bukan menjadi jaminan.

Ada kalanya harga properti stagnan atau bahkan turun, terutama jika terjadi oversupply atau kawasan tersebut kurang berkembang.

Itulah kenapa analisis lokasi, tren pasar, dan proyeksi jangka panjang sangat penting sebelum membeli properti agar kamu bisa memprediksi adanya kenaikan harga.

Keuntungan modal bisa menjadi sumber keuntungan besar, asal kamu tahu cara menghitung, waktu terbaik untuk menjual, dan strategi menyimpan aset dalam jangka panjang.

Sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang matang, pertimbangkan kenaikan harga properti sebagai salah satu komponen dalam portofoliomu.

Karena ketika kamu mengetahui nilai aset bisa bertumbuh, keputusan hari ini bisa menjadi keuntungan besar pada masa mendatang.

Di blog Skorlife, kamu bisa menemukan insight seputar keuangan, bisnis, ekonomi, dan gaya hidup dengan penjelasan yang jelas dan mudah dipahami.

Pengajuan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) ditolak oleh bank? Coba cek skor kreditmu lewat aplikasi Skorlife agar tahu penyebabnya dan bisa segera ambil langkah yang tepat.

Sedang mencari kartu kredit dengan banyak manfaat? Mayapada Skorcard hadir untuk menunjang transaksi yang praktis dan penuh keuntungan.

Kalau kamu punya rencana liburan ke India atau Vietnam, blog Skorcard punya panduan wisata yang bisa bantu bikin perjalanan lebih nyaman dan seru.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments