Berapa Gaji Kepala Desa? Yuk, Intip Rinciannya Berikut Ini
Penasaran dengan gaji kepala desa? Yuk, cari tahu penghasilan profesi yang memiliki tanggung jawab besar dalam pemerintahan ini.
Jabatan kepala desa sering kali dianggap sederhana, tapi tanggung jawabnya cukup besar. Mulai dari urusan administratif, pembangunan desa, sampai mengelola dana miliaran rupiah tiap tahun.
Tidak heran sih kalau banyak yang penasaran, berapa sih sebenarnya gaji kepala desa? Apalagi sejak masa jabatan kepala desa resmi diperpanjang jadi 8 tahun per periode.
Perubahan ini tentu bikin publik makin ingin tahu soal besaran penghasilan yang diterima. Jika orang berambisi menjadi bapak atau ibu kepala desa, tentu penghasilannya besar.
Apakah makin lama menjabat berarti makin besar gajinya juga? Yuk, bahas tuntas soal penghasilan kepala desa dan semua yang berkaitan dengannya.
Blog Skorlife akan membahas topik ini secara menyeluruh dengan merujuk pada berbagai sumber tepercaya, termasuk media daring seperti Detik.com.
Gaji Pokok Kepala Desa Berdasarkan Regulasi Pemerintah
Berdasarkan PP (Peraturan Pemerintah) Nomor 11 Tahun 2019, penghasilan tetap yang diterima kepala desa paling sedikit adalah Rp2.426.640 per bulan.
Angka ini setara dengan 120% dari gaji pokok PNS golongan II/A. Jadi, meskipun kepala desa bukan PNS (Pegawai Negeri Sipil), patokan gajinya tetap mengacu ke sistem yang berlaku di ASN (Aparatur Sipil Negara).
Untuk perbandingan, sekretaris desa mendapat minimal Rp2.224.420 dan perangkat desa lainnya Rp2.022.200.
Semua gaji ini masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) yang bersumber dari dana desa.
Nah, di sinilah menariknya. Meskipun secara angka kelihatan standar, setiap desa bisa punya skema yang berbeda tergantung dari besarnya dana desa yang mereka kelola.
A. Tunjangan Tambahan dan Skema Dana Desa
Bukan cuma soal gaji pokok, kepala desa juga berhak mendapat tunjangan yang dananya berasal dari alokasi dana desa.
Berdasarkan PP yang sama, ada aturan bahwa 30% dari total dana desa wajib dialokasikan untuk membayar penghasilan tetap dan tunjangan pemerintah desa.
Misalnya, kalau sebuah desa menerima dana desa sebesar Rp800 juta dalam satu tahun, maka sekitar Rp240 juta-nya harus digunakan untuk gaji kepala desa, sekretaris desa, dan perangkat lainnya.
Nah, sisa 70%-nya dipakai untuk belanja pembangunan desa. Mungkin banyak yang belum tahu mengenai hal ini.
Artinya, besar kecilnya tunjangan sangat bergantung pada jumlah dana desa yang diterima tiap wilayah. Inilah kenapa gaji dan tunjangan kepala desa di satu daerah bisa lebih besar dibanding daerah lain.
B. Gaji Kepala Desa vs Tanggung Jawab yang Berat
Kalau kamu berpikir jadi kepala desa itu cuma mengurus surat-surat RT (Rukun Tetangga)/RW (Rukun Warga), coba pikir ulang.
Kepala desa itu juga harus siap jadi juru damai kalau ada konflik lahan, mengurus BLT (Bantuan Langsung Tunai) dana desa, bahkan memimpin proses pembangunan seperti irigasi, jalan desa, atau program UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Dengan semua itu, wajar kalau orang bertanya-tanya, yaitu apakah gaji kepala desa sudah layak? Jawabannya bisa relatif.
Ada yang merasa cukup, apalagi kalau desa punya anggaran besar. Akan tetapi, di desa terpencil yang dananya terbatas, kepala desa harus pintar-pintar mengelola anggaran dan waktu.
C. Gaji Kepala Desa dan Masa Jabatan 8 Tahun
Perpanjangan masa jabatan menjadi 8 tahun juga memunculkan diskusi baru, apakah ini akan memengaruhi struktur penggajian?
Hingga saat ini, belum ada regulasi baru soal kenaikan gaji seiring dengan perpanjangan masa jabatan. Namun, beberapa pihak mendorong agar gaji kepala desa bisa dinaikkan seiring dengan bertambahnya beban dan waktu menjabat.
Apalagi, dengan masa jabatan yang lebih lama, potensi untuk menjalankan program pembangunan jangka panjang jadi makin besar.
Itulah gambaran lengkap soal penghasilan kepala desa beserta tunjangannya. Angkanya memang bisa berbeda-beda, tergantung besar kecilnya dana desa yang dikelola.
Akan tetapi satu hal yang pasti, yaitu tanggung jawabnya nggak kecil. Jadi wajar kalau banyak yang berharap penghasilannya bisa terus ditingkatkan seiring waktu.
Jangan lewatkan artikel-artikel terbaru di blog Skorlife untuk memperluas pengetahuan kamu tentang keuangan, investasi, dan dunia bisnis. Yuk, mulai langkah kecilmu di pasar modal dari sekarang.
Sebelum mengajukan KPR ke bank swasta atau bank milik pemerintah, pastikan kamu sudah cek skor kredit melalui aplikasi Skorlife agar rencana keuanganmu berjalan lancar.
Butuh kartu kredit yang penuh manfaat? Segera ajukan Mayapada Skorcard dan nikmati berbagai keuntungan untuk transaksi online maupun offline.
Ingin tahu rekomendasi makanan dan minuman khas dari Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi? Baca panduan lengkapnya hanya di blog Skorcard.