Mengenal Apa Itu KIK EBA (Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset):  Pengertian, Kelebihan, dan Risiko Investasinya

Saatnya mengenal KIK EBA atau Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset lebih jauh dalam ulasan singkat berikut ini.  

Istilah di atas bisa jadi masih terdengar asing di telinga kamu, terutama kalau tergolong investor pemula di pasar modal. 

Ada banyak produk investasi di pasar keuangan yang bisa jadi variasi portofolio. Salah satunya adalah Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset.

Apa artinya EBA adalah singkatan dari Efek Beragun Aset yang merupakan produk keuangan berbentuk hukum kontrak investasi.

Agar tidak penasaran, mari simak bersama-sama ulasan mengenai instrumen investasi satu ini. Blog SkorLife telah merangkum dari berbagai sumber.

Apa Itu KIK EBA?

Mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) adalah kontrak antara Manajer Investasi (MI) dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Efek Beragun Aset.

Dalam kontrak ini, Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif, dan Bank Kustodian diberi wewenang melaksanakan Penitipan Kolektif.

Sudah tahu belum apa yang dimaksud dengan EBA?

EBA atau Efek Beragunan Aset adalah Efek yang portofolionya terdiri dari aset keuangan, seperti tagihan (piutang).

Piutang itu timbul dari pemberian kredit, termasuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah), Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), dan tagihan kredit lainnya.

Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset termasuk dalam instrumen investasi bersifat hutang yang dijamin oleh pemerintah, sarana peningkatan kredit (credit enhancement) /arus kas (cash flow).

Selain itu, aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut pun termasuk dalam EBA.

Proses Pembentukan KIK EBA

Investor perlu tahu bahwa Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset dibentuk berdasarkan proses sekuritisasi aset.

Sebagai informasi, sekuritisasi aset merupakan proses memaketkan pinjaman individu atau perusahaan dan instrumen utang yang dikonversikan kepada sebuah instrumen investasi.

Proses ini juga memperbaiki status kredit atau meningkatkan peringkat untuk dijual kepada perusahaan.

Adapun proses pembentukan instrumen investasi ini adalah pihak kreditur awal yang memiliki tagihan masa depan “menjual” hak tagih atas pokok dan bunga dari suatu pembayaran kredit kepada KIK EBA.

Kemudian, secara kolektif investor akan membeli di awal yakni aset berupa tagihan tersebut melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. Dari proses ini, investor akan menerima imbal hasil sebagai kompensasinya.

Untuk pembelian KIK EBA, para investor dapat membelinya secara langsung melalui perusahaan Manajer Investasi yang menerbitkan dan mengelola Reksa Dana. 

Pembelian instrumen investasi ini juga bisa melalui underwriter (penjamin), atau melalui Bank sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD).

Contoh KIK EBA 

Pada 2018, Garuda Indonesia menjalin kerja sama dengan Mandiri Manajemen Investasi untuk mencatatkan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. 

Kedua perusahaan yang merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ini meluncurkan KIK EBA Mandiri GIAA01 senilai Rp 2 triliun. 

Produk investasi ini terbagi dua kelas, yaitu Kelas A senilai Rp1,8 triliun yang ditawarkan kepada investor strategis dengan tenor 5 tahun dan imbal hasil 9,75% per tahun. 

Sementara, Kelas BE sebesar Rp200 miliar yang ditawarkan secara terbatas dengan tenor 5 tahun tingkat imbal hasil tidak tepat. 

Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Mandiri GIAA01 ini merupakan instrumen sekuritisasi aset keuangan pertama di Indonesia yang menjadikan hak pendapatan atas penjualan tiket pesawat sebagai underlying.

Underlying-nya adalah hak pendapatan atas hasil penjualan tiket pesawat Garuda dengan rute Jeddah dan Madinah, keduanya di Arab Saudi. 

Pada pertengahan Juni 2022, Garuda Indonesia telah mendapatkan persetujuan OJK untuk melakukan restrukturisasi kewajiban Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Mandiri GIAA01 ini. 

Kalau sebelumnya, tenor hanya 5 tahun maka proses restrukturisasi ini mengubahnya menjadi 10 tahun.

Kelebihan Kontrak Investasi Kolektif Beragun Aset

Terdapat sejumlah kelebihan instrumen investasi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset. Mengutip laman Bareksa.com, inilah penjelasannya.

1. Efisiensi Penggunaan Modal

Hadirnya investasi EBA akan membuat struktur neraca perusahaan semakin besar daya ungkitnya atau leverage.

Sebab, pengelolaan manajemen keuangan perusahaan akan berhati-hati, taat asas, dan efisien dalam menggunakan dana perseroan.

2. Sumber Pembiayaan dan Likuiditas

Kelebihan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset berikutnya yakni sebagai sumber pembiayaan dan likuiditas.

Diversifikasi sumber pembiayaan bukan hanya dapat dilakukan perusahaan besar saja, tetapi memungkinkan untuk dilaksanakan oleh perusahaan kecil atau perusahaan noninvestasi.

Bagi perusahaan menengah kecil yang kerap menghadapi masalah pinjaman secara tradisional, instrumen investasi ini bisa menjadi sumber likuiditas sehingga sangat membantu perkembangan perusahaan.

3. Biaya Dana Murah

Dengan meningkatnya rating atas kualitas piutang yang dijaminkan, maka penerbit EBA akan mengeluarkan biaya yang lebih murah.

Dengan demikian, instrumen ini dapat ditawarkan dengan tingkat pengembalian rendah untuk investor dan mereka menyukainya karena investasinya lebih aman.

Risiko KIK EBA

Sebagai sebuah instrumen investasi, pastinya Kontrak Investasi Kolektif Beragun Aset memiliki sebuah risiko yang menyertainya. 

Risikonya adalah suku bunga pada Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset akan mengalami fluktuasi harga yang merupakan pengaruh dari perubahan suku bunga.

Bila terjadi peningkatan suku bunga, harga EBA akan turun.

Jika terjadi pelunasan piutang lebih awal atau “early call”, maka akan mempengaruhi yield yang diterima.

Nah, itulah ulasan mengenai Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang patut diketahui oleh para calon investor.

Sebelumnya, ada pembahasan mengenai Dana Investasi Real Estate atau DIRE yang relatif belum banyak dikenal. 

Tidak ketinggalan, ada Dana Investasi Real Estate Syariah yang bisa menjadi alternatif instrumen investasi. 

Pastikan kamu selalu membaca artikel terbaru di blog SkorLife yang memberikan banyak informasi mengenai investasi di pasar modal. 

Bagi kamu yang berencana membeli mobil  second dengan skema cicilan ke multifinance, cek dulu skor kreditnya di aplikasi SkorLife yang tersedia di smartphone.

Saatnya mengajukan aplikasi untuk mendapatkan Mayapada Skorcard, kartu kredit yang memberikan banyak kelebihan setelah bertransaksi. 

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments