Memahami Money Avoidance: Kenapa Kamu Bisa Takut Mengurus Uang

Pelajari ciri-ciri money avoidance, dampaknya, dan tips praktis untuk lebih bijak mengelola keuangan dengan percaya diri.

Apakah kamu merasa canggung atau tidak nyaman saat membicarakan uang? Atau pernah berpikir kalau orang kaya “ambil hak orang miskin”? Jika iya, kemungkinan besar kamu mengalami money avoidance, salah satu pola pikir yang bisa menghambat kesehatan finansial.

Money avoidance bukan hanya sekadar “tidak suka uang”, tapi lebih pada menghindari semua hal yang terkait dengan keuangan: menabung, berinvestasi, membuat anggaran, bahkan membicarakan uang dengan orang lain. Artikel ini akan membahas apa itu money avoidance, ciri-cirinya, dampaknya, dan strategi praktis untuk mengatasinya, supaya kamu bisa lebih percaya diri mengatur keuangan dan mencapai tujuan finansial.

Baca juga: Apa Itu Leverage dan Bagaimana Cara Kerjanya

Apa Itu Money Avoidance?

Money avoidance adalah salah satu bentuk money script, yaitu keyakinan bawah sadar yang mempengaruhi cara kita berpikir dan bertindak terhadap uang.

Orang dengan money avoidance biasanya memiliki pandangan negatif terhadap uang dan seringkali menganggap memiliki banyak uang adalah sesuatu yang “salah” atau “berbahaya”. Pola pikir ini bisa muncul karena:

  • Pengalaman masa kecil atau keluarga yang menanamkan pandangan negatif tentang uang.
  • Trauma finansial atau pengalaman kehilangan uang.
  • Perasaan bersalah saat memiliki uang lebih dari orang lain.
Apa itu Money Avoidance
Sumber gambar: Freepik

Ciri-Ciri Money Avoidance

Beberapa tanda umum money avoidance antara lain:

1. Menghindari pengelolaan keuangan

Orang dengan money avoidance biasanya jarang atau bahkan tidak pernah membuat catatan pengeluaran, anggaran, atau tabungan. Mereka cenderung menunda urusan finansial atau menganggap pengelolaan uang itu membosankan dan menakutkan.

2. Memberi pinjaman tanpa pertimbangan matang

Untuk mengurangi rasa tidak nyaman memiliki uang lebih, mereka sering memberi pinjaman kepada teman atau keluarga tanpa evaluasi kemampuan finansial sendiri. Akibatnya, mereka mudah dimanfaatkan dan kadang menempatkan diri dalam situasi keuangan yang berisiko.

Baca juga: Mengenal Hedging, Strategi Lindung Nilai dalam Dunia Keuangan

3. Merasa bersalah dengan uang

Memiliki uang lebih sering menimbulkan perasaan cemas, bersalah, atau tidak pantas. Hal ini membuat mereka enggan menabung, berinvestasi, atau bahkan menerima kenaikan penghasilan karena takut “serakah” atau dianggap egois.

4. Kurang perencanaan keuangan jangka panjang

Menabung atau berinvestasi terasa sulit karena ada rasa takut dan bersalah. Akibatnya, mereka tidak memiliki rencana keuangan jangka panjang, sehingga tujuan finansial sulit tercapai.

Kalau pola ini dibiarkan, dampaknya bisa serius:

  • Kesulitan mencapai tujuan finansial → impian membeli rumah, kendaraan, atau mempersiapkan dana darurat jadi terhambat.
  • Rentan terhadap utang atau masalah keuangan → karena pengelolaan uang tidak terkontrol, kemungkinan berutang lebih tinggi.
  • Kehilangan kesempatan investasi atau peluang finansial → peluang untuk menumbuhkan kekayaan atau memanfaatkan instrumen investasi sering terlewatkan.
Apa itu Money Avoidance
Sumber gambar: Freepik

Dampak Money Avoidance pada Kehidupan Finansial

Money avoidance bisa mempengaruhi banyak aspek penting dalam keuangan pribadi:

1. Tidak ada kontrol pengeluaran

Tanpa kebiasaan mencatat pengeluaran atau membuat anggaran, pengeluaran jadi tidak terkontrol. Hal ini membuat menabung sulit, dan seringkali uang habis sebelum mencapai tujuan finansial.

2. Kesulitan membangun aset 

Karena jarang menabung atau berinvestasi, peluang untuk menumbuhkan kekayaan jangka panjang menjadi terbatas. Padahal, membangun aset sejak dini penting untuk keamanan finansial di masa depan.

3. Sulit mendapatkan kredit atau pinjaman

Riwayat keuangan yang tidak rapi atau pengelolaan uang yang kurang terstruktur dapat menurunkan skor kredit. Akibatnya, peluang disetujui saat mengajukan KPR, kredit kendaraan, atau pinjaman lainnya menjadi lebih kecil.

4. Stres dan cemas terkait keuangan

Menghindari urusan uang bisa meningkatkan rasa cemas atau stres saat menghadapi pengeluaran tak terduga, utang, atau kebutuhan mendadak.

5. Kehilangan peluang finansial

Orang dengan money avoidance sering melewatkan kesempatan investasi, promo finansial, atau peluang menambah penghasilan karena merasa tidak siap mengelola uang.

Mengenal Apa Itu Inklusi Keuangan
Sumber gambar: Freepik

Cara Mengatasi Money Avoidance

Mengubah mindset money avoidance memang tidak instan, tapi bisa dilakukan dengan langkah praktis dan konsisten. Berikut beberapa strategi:

1. Pahami Akar Masalah Keuanganmu

Coba refleksi diri: apa yang membuatmu takut menghadapi uang?

  • Apakah karena pengalaman masa lalu?
  • Trauma finansial?
  • Atau kebiasaan keluarga?

Setelah mengidentifikasi penyebabnya, evaluasi apakah menghindari uang benar-benar bermanfaat atau justru merugikan. Mengetahui akar masalah adalah langkah pertama menuju perubahan.

2. Mulai Cek Kondisi Keuangan Secara Rutin

Membiasakan diri mengecek keuangan akan mengurangi rasa cemas dan meningkatkan kontrol finansial. Beberapa cara:

  • Buat catatan pengeluaran harian atau mingguan.
  • Gunakan aplikasi perencanaan keuangan untuk mempermudah tracking.

Rekomendasi: Pakai Skorlife untuk memantau keuanganmu:

  • SkorPintar: Mengelola semua kartu kredit di satu portal, cek jatuh tempo, dan dapatkan analisa pola pengeluaran.
  • Manajemen Keuangan: Rekomendasi pembayaran tunggakan dan tips budgeting untuk lebih terkontrol.

Baca juga: Cara Memperbaiki Skor Kredit yang Buruk Akibat Pinjol

3. Buat Daftar Manfaat Uang

Tuliskan bagaimana uang bisa membantu hidupmu, misalnya:

  • Dana darurat untuk keamanan finansial.
  • Investasi masa depan atau pendidikan.
  • Liburan atau pengalaman hidup yang berharga.

Cara ini membantu mengubah mindset dari negatif menjadi positif terhadap uang.

4. Tetapkan Tujuan Keuangan Realistis

Mulailah dengan target kecil, lalu tingkatkan secara bertahap:

  • Menabung Rp500 ribu per bulan.
  • Melunasi tagihan kartu kredit atau pinjaman.
  • Membuat dana darurat minimal 3 bulan pengeluaran.

Rayakan setiap pencapaian kecil untuk meningkatkan motivasi dan konsistensi.

5. Gunakan Layanan Skorlife untuk Mendukung Perubahan

Selain tips di atas, Skorlife bisa membantumu lebih percaya diri dalam mengelola keuangan:

  • Cek Riwayat Kredit: Memahami status kredit sebelum mengajukan KPR atau pinjaman.
  • Peluang Pengajuan Kredit: Melihat peluang disetujui agar lebih percaya diri saat mengajukan kredit.

Dengan dukungan ini, proses belajar mengelola uang jadi lebih mudah, terutama bagi yang sedang berjuang keluar dari pola money avoidance.

Kesimpulan

Money avoidance bukan sesuatu yang permanen. Dengan kesadaran diri, latihan konsisten, dan dukungan tools yang tepat, kamu bisa mengubah hubunganmu dengan uang secara signifikan. Dari yang sebelumnya menghindar, kamu bisa menjadi lebih bijak dalam mengelola keuangan. Dari yang merasa cemas, kamu bisa lebih percaya diri saat mengambil keputusan finansial. Dan dari yang tidak terencana, kamu bisa menjadi lebih terstruktur dalam meraih tujuan finansial. Mengikuti langkah-langkah ini akan membantumu membangun pondasi keuangan yang lebih sehat, bebas stress, dan siap menghadapi berbagai tantangan finansial di masa depan.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments