Sewa atau Beli Rumah? Ini Pertimbangan yang Wajib Kamu Tahu
Mau sewa atau beli rumah? Simak keuntungan, kerugian, dan tips cerdas agar keputusan finansialmu aman dan sesuai kebutuhan.
Memiliki rumah bukan cuma soal punya tempat tinggal, tapi juga soal investasi jangka panjang. Apalagi buat kamu yang sudah menikah atau sedang membangun keluarga, punya rumah sendiri bisa jadi simbol keamanan finansial sekaligus aset berharga.
Tapi, dengan harga rumah yang terus meroket, pertanyaannya: lebih baik menyewa dulu atau langsung membeli rumah? Menteri Keuangan Sri Mulyani pernah menekankan, generasi muda kini menghadapi tantangan besar untuk memiliki rumah karena harga properti naik lebih cepat dibanding pertumbuhan penghasilan.
Maka dari itu, banyak orang memilih menyewa terlebih dahulu sambil menyiapkan dana untuk membeli rumah. Tapi sebelum memutuskan, ada baiknya memahami keuntungan, kerugian, dan tips cerdas terkait kedua pilihan ini.

Keuntungan Menyewa Rumah
- Fleksibel untuk mobilitas tinggi
Kalau pekerjaan atau gaya hidupmu sering berpindah-pindah, menyewa rumah memberi fleksibilitas yang besar. Tidak perlu terikat jangka panjang, jadi pindah ke lokasi baru jadi lebih mudah.
- Alternatif bagi yang belum siap secara finansial
Membeli rumah bukan perkara mudah. Butuh uang muka (DP) sekitar 20–30%, cicilan bulanan, serta persyaratan KPR lainnya. Menyewa rumah bisa jadi solusi kalau dana belum cukup.
- Biaya sewa biasanya lebih terjangkau
Menyewa rumah cenderung lebih ringan di kantong dibanding membeli. Biaya tambahan seperti Iuran Pengelolaan Lingkungan (IPL) atau keamanan biasanya sudah ditanggung pemilik. Kamu hanya perlu membayar listrik, air, dan kebutuhan sehari-hari.
- Biaya perawatan minim
Kerusakan rumah? Tinggal lapor ke pemilik. Tidak ada biaya besar untuk maintenance, sehingga pengeluaran bulanan lebih terkendali.
Baca juga: 5 Biaya Tinggal di Apartemen yang Harus Kamu Siapkan
Kerugian Menyewa Rumah
- Tidak punya aset sendiri
Menyewa berarti rumah itu bukan milikmu. Tidak ada potensi investasi jangka panjang, berbeda kalau membeli rumah yang bisa menjadi aset dan diwariskan.
- Harga sewa bisa naik tiap tahun
Inflasi dan tren properti bisa membuat harga sewa meningkat. Solusi cerdas: kontrak jangka panjang 2–3 tahun agar tarif sewa lebih stabil.
- Batasan renovasi dan dekorasi
Karena bukan pemilik, perubahan besar biasanya tidak diperbolehkan. Jadi, rumah mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan selera serta kebutuhanmu.
- Biaya pindahan tambahan
Setiap pindah rumah, ada biaya packing, transportasi, dan waktu yang harus disiapkan. Ini bisa jadi pertimbangan terutama buat keluarga muda.

Keuntungan Membeli Rumah
- Hak milik penuh dan aset yang berkembang
Dengan membeli rumah, kamu memiliki hak penuh atas properti tersebut. Rumah bisa dijadikan investasi, jaminan kredit, atau aset untuk diwariskan.
- Investasi jangka panjang
Properti cenderung meningkat nilainya dari waktu ke waktu. Kamu bisa menyewakan rumah atau menjualnya di masa depan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
- Potensi capital gain
Kenaikan harga rumah setiap tahun memberikan peluang capital gain. Artinya, nilai rumah yang kamu beli bisa jauh lebih tinggi saat dijual dibanding harga beli awal.
- Kebebasan desain dan renovasi
Sebagai pemilik, kamu bebas melakukan renovasi, dekorasi, atau penataan rumah sesuai selera serta kebutuhan keluarga.
Baca juga: Perhitungan KPR: Cara Hitung Cicilan & Simulasi Kredit Rumah
Kerugian Membeli Rumah
- Dana awal dan cicilan besar
Membeli rumah butuh modal besar, mulai dari DP hingga cicilan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bulanan. Persiapan finansial kurang matang bisa membuat tekanan keuangan meningkat.
- Wajib bayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Sebagai pemilik rumah, PBB jadi pengeluaran rutin yang bisa naik tiap tahun. Penting untuk memasukkan ini dalam perencanaan budget rumah.
- Risiko kredit macet
Kalau membeli dengan KPR, pastikan penghasilanmu stabil. Risiko kredit macet bisa terjadi jika kondisi finansial terganggu, bahkan rumah bisa disita bank.
💡 Pro Tip: Gunakan Skorlife untuk memantau peluang pengajuan KPR-mu. Dengan fitur ini, kamu bisa cek apakah kredit rumahmu memiliki peluang disetujui dan rencanakan langkah finansial lebih matang.
Perbandingan Sewa dan Beli Rumah
Aspek | Menyewa Rumah | Membeli Rumah |
Kepemilikan Aset | Tidak punya hak milik; rumah tetap milik pemilik | Punya hak penuh; bisa diwariskan atau dijadikan jaminan kredit |
Modal Awal | Relatif kecil; cukup biaya sewa bulanan | Besar; perlu DP 20–30% + biaya KPR dan administrasi |
Cicilan/Biaya Bulanan | Lebih ringan; hanya sewa + listrik/air | Cicilan KPR bulanan + tagihan rutin seperti listrik, air, PBB |
Fleksibilitas | Tinggi; cocok untuk mobilitas tinggi | Rendah; pindah sulit dan butuh proses jual/beli atau sewa kembali |
Perawatan / Maintenance | Minim; biasanya ditanggung pemilik | Tanggung jawab penuh pemilik; perlu biaya renovasi dan perawatan |
Kenaikan Harga / Inflasi | Harga sewa bisa naik tiap tahun | Nilai properti biasanya meningkat; potensi capital gain |
Kebebasan Renovasi | Terbatas; butuh izin pemilik | Penuh; bebas renovasi dan dekor sesuai kebutuhan |
Potensi Investasi | Tidak ada | Ada; bisa jadi aset jangka panjang dan sumber penghasilan tambahan |
Risiko Kredit / Masalah Finansial | Rendah; cuma risiko sewa | Ada risiko kredit macet jika membeli dengan KPR |
Cocok Untuk | Orang muda, mobilitas tinggi, modal awal terbatas | Siap berinvestasi jangka panjang, ingin punya aset tetap |
Baca juga: Beli Rumah atau Apartemen: Mana yang Lebih Baik?
Tips Cerdas Memutuskan Sewa atau Beli Rumah
1. Hitung cash flow bulanan dan simulasi DP + cicilan KPR
Sebelum memutuskan, buat perhitungan detail mengenai pemasukan dan pengeluaran bulananmu. Simulasikan DP rumah, cicilan KPR, hingga biaya tambahan seperti listrik, air, dan PBB. Dengan begitu, kamu bisa melihat apakah membeli rumah realistis untuk kondisi finansial saat ini, atau sewa rumah lebih aman sementara.
2. Pertimbangkan mobilitas serta fleksibilitas hidup
Kalau pekerjaan atau gaya hidupmu sering berpindah lokasi, menyewa rumah jelas lebih fleksibel. Tapi jika kamu sudah menetap di satu kota serta berencana jangka panjang, membeli rumah bisa lebih menguntungkan.
3. Manfaatkan data dan tools finansial untuk perencanaan
Gunakan fitur SkorPintar untuk pantau kartu kredit dan peluang pengajuan KPR, Cek Riwayat Kredit untuk memastikan catatan kreditmu bersih, serta Manajemen Keuangan untuk atur cicilan dan budget rumah. Tools ini membantu kamu merencanakan keputusan finansial lebih matang dan mengurangi risiko kesalahan perhitungan.
4. Pertimbangkan investasi jangka panjang dan capital gain
Jika membeli rumah, jangan lupa memikirkan nilai properti di masa depan. Properti cenderung meningkat nilainya dari waktu ke waktu, sehingga ada potensi capital gain. Ini bisa menjadi strategi investasi jangka panjang yang menguntungkan, selain menjadi tempat tinggal.
Kesimpulan
- Sewa rumah cocok untuk kamu yang ingin fleksibilitas tinggi, biaya bulanan lebih ringan, dan belum siap modal besar.
- Beli rumah tepat untuk yang siap investasi jangka panjang, ingin memiliki aset tetap, dan siap mengelola cicilan serta biaya tambahan.
Dengan perencanaan keuangan yang matang serta dukungan tools Skorlife, keputusan sewa atau beli rumah bisa diambil lebih percaya diri, aman, dan sesuai kemampuan finansialmu. Selain itu, tools ini juga membantu kamu memantau arus kas, mengatur budget, hingga meminimalkan risiko kredit macet atau masalah finansial lainnya.