Apa Itu High Risk High Return dalam Investasi?
Pelajari konsep high risk high return, cara kelola risiko, dan tips investasi cerdas supaya potensi untung tinggi tetap aman.
Dalam dunia investasi, kamu pasti sering dengar istilah high risk high return. Secara sederhana, prinsip ini menggambarkan hubungan alami dalam keuangan: semakin tinggi potensi keuntungan, semakin tinggi juga risiko kerugiannya. Tapi memahami konsep ini nggak harus bikin kamu pusing, justru bisa jadi kunci biar kamu lebih percaya diri dalam mengatur strategi investasi.
Baca juga: Cara Kerja Investasi: Panduan Lengkap untuk Pemula
Apa Itu High Risk High Return?
Prinsip high risk high return menggambarkan bahwa instrumen investasi dengan potensi untung besar biasanya punya risiko lebih tinggi. Contoh paling mudah terlihat pada saham, kripto, hingga reksa dana saham. Harga asetnya bisa naik signifikan, tapi juga bisa turun cepat.
Di sisi lain, investasi yang lebih stabil seperti deposito atau SBN (Surat Berharga Negara) biasanya punya potensi imbal hasil lebih rendah, tapi risikonya juga kecil. Jadi, konsep ini sebenarnya membantu kamu menilai timbal balik sebelum memutuskan mau taruh dana ke mana.
Menurut data OJK (Otoritas Jasa Keuangan), lebih dari 90% investor ritel Indonesia memilih reksa dana dan saham sebagai instrumen utama, yang memang berada di spektrum risiko menengah-tinggi. Ini menunjukkan makin banyak orang yang mulai paham bahwa risiko dan imbal hasil berjalan beriringan.

Kenapa Konsep High Risk High Return Penting?
- Biar kamu nggak kaget saat pasar bergerak.
Dengan memahami prinsip high risk high return, kamu nggak cuma fokus pada potensi cuannya, tapi juga siap menghadapi risiko saat harga turun. - Bantu pilih instrumen sesuai tujuan keuangan.
Lagi nyiapin dana darurat? Mungkin nggak cocok masuk ke instrumen berisiko tinggi. Tapi kalau tujuannya jangka panjang seperti dana pensiun, instrumen bertipe high risk bisa jadi relevan. - Mencegah keputusan emosional.
Banyak investor pemula kecewa ketika harga turun, padahal itu wajar. Prinsip ini bantu kamu tetap realistis.
Baca juga: Apa Itu Yield? Pengertian, Cara Hitung, dan Contohnya dalam Investasi
Jenis Investasi dengan Karakter High Risk High Return
1. Saham
Saham adalah instrumen paling populer yang masuk kategori high risk high return. Potensinya besar, terutama jika perusahaan berkembang pesat. Namun volatilitas harga harian cukup tinggi, jadi fluktuasi itu bagian dari permainan.
2. Kripto
Aset kripto punya potensi return ekstrem, tapi risikonya juga besar. Dalam satu minggu saja, nilainya bisa melonjak atau turun tajam. Cocok untuk investor dengan toleransi risiko tinggi.
3. Reksa Dana Saham & ETF Sektor
Instrumen ini menawarkan diversifikasi, tapi tetap masuk kategori berisiko karena portofolionya berisi saham-saham. Cocok untuk kamu yang ingin return tinggi tapi ingin lebih terstruktur.
4. P2P Lending
Return bisa mencapai 12-18% per tahun, tapi risiko gagal bayar cukup besar. Penting untuk memilih platform yang diawasi OJK serta menilai profil borrower.

Jenis Investasi dengan Risiko Lebih Rendah
Sebagai pembanding konsep high risk high return, ada juga instrumen low-medium risk:
- Deposito
- Reksa Dana Pasar Uang
- Obligasi Pemerintah (SBN)
- ORI & SR
Instrumen ini cocok untuk dana darurat atau tujuan jangka pendek. Return-nya stabil, tapi tidak setinggi instrumen berisiko tinggi tadi.
Baca juga: Riwayat Kredit Bermasalah atau Data Tidak Sesuai, Apa yang Harus Dilakukan?
Cara Menentukan Apakah High Risk High Return Cocok untuk Kamu
1. Cek kondisi keuangan dulu
Nggak apa-apa kalau kamu baru mulai dari nominal kecil. Tapi pastikan cash flow aman, cicilan nggak melebihi sekitar 30-40% penghasilan, dan dana darurat sudah ada minimal 3-6 kali pengeluaran bulanan.
2. Tentukan tujuan investasi
Jika jangka panjang (5-10 tahun), instrumen high risk high return bisa jadi relevan. Untuk jangka pendek (≤1 tahun), sebaiknya gunakan instrumen lebih stabil.
3. Ukur toleransi risiko pribadi
Nggak semua orang nyaman lihat portofolionya turun 10% dalam seminggu, dan itu wajar. Pilihanmu harus sesuai kenyamananmu sendiri.
4. Diversifikasi yang bijak
Tidak harus 100% high risk. Campurkan antara high, medium, dan low risk agar portofolio lebih stabil.

Risiko di Balik Prinsip High Risk High Return
Konsep ini bukan ajakan untuk berani-beranian. Setiap potensi imbal hasil tinggi selalu datang dengan konsekuensi:
- Volatilitas tinggi
Harga fluktuatif dalam jangka pendek. - Risiko kerugian permanen
Terutama kalau instrumennya tidak memiliki fundamental kuat. - Risiko psikologis
Investor sering panik dan cut loss ketika harga turun, meski belum tentu perlu.
Baca juga: Binary Option: Cara Kerja, Risiko, dan Legalitas di Indonesia
Tips Memulai Investasi High Risk High Return secara Aman
- Mulai kecil saja dulu.
Biar kamu bisa belajar tanpa tekanan berlebih. - Gunakan uang dingin.
Hindari menggunakan dana untuk kebutuhan dalam waktu dekat. - Rutin review portofolio.
Cek perkembangan setiap 1-3 bulan sekali. - Upgrade literasi investasi.
Pelajari fundamental perusahaan atau token kripto sebelum masuk. - Hindari FOMO.
Lonjakan harga cepat bukan berarti harus ikut. Fokus pada rencana, bukan hype.
Cek Kesehatan Finansial bersama Skorlife sebelum Investasi
Memulai investasi berisiko tinggi bakal lebih aman kalau kondisi finansialmu juga sehat. Kamu bisa mulai dari hal sederhana seperti:
- Cek Riwayat Kreditmu lewat Skorlife biar kamu tahu posisi keuanganmu sekarang.
- Lihat peluang pengajuan kredit disetujui sebelum ajukan KPR (Kredit Pemilikan Rumah), kredit kendaraan, atau pinjaman lain, bikin kamu lebih percaya diri.
- Atur anggaran dan lunasi tunggakan lewat fitur manajemen keuangan dari Skorlife, biar cash flow lebih stabil sebelum mulai investasi high risk.
Dengan kondisi finansial terkontrol, kamu bisa ambil peluang return besar dengan lebih tenang.
Baca juga: Soft Saving: Teknik Nabung Ala Milenial dan Gen Z yang Anti Ribet
Kesimpulan
Prinsip high risk high return bukan cuma soal mengejar cuan besar, tapi tentang memahami hubungan antara risiko dan keuntungan. Dengan strategi yang tepat, kondisi finansial stabil, serta literasi yang terus berkembang, kamu bisa memanfaatkan instrumen berisiko tinggi secara lebih bijak.
Kalau kamu ingin mulai investasi dengan lebih yakin, pastikan dulu kesehatan finansialmu. Gunakan Skorlife untuk cek riwayat kredit, melihat peluang pengajuan kredit disetujui, dan menjaga cash flow tetap aman. Karena keputusan finansial yang besar bakal lebih mantap kalau dasarnya kuat.
FAQ seputar High Risk High Return
- Apa itu high risk high return dalam investasi?
High risk high return adalah prinsip bahwa makin tinggi potensi keuntungan sebuah investasi, makin tinggi pula risiko kerugiannya. Konsep ini membantu investor memilih instrumen sesuai tujuan dan toleransi risiko.
- Apa saja contoh investasi high risk high return?
Saham, aset kripto, reksa dana saham, ETF sektor, dan P2P lending. Semua punya potensi imbal hasil tinggi, tetapi volatilitasnya juga besar.
- Apakah investasi high risk cocok untuk pemula?
Boleh saja untuk belajar, asalkan nominalnya kecil dan pakai uang dingin. Pemula perlu memahami risiko sebelum masuk lebih dalam.
- Kenapa risiko tinggi identik dengan return tinggi?
Karena pasar memberi “kompensasi” untuk risiko tambahan. Semakin tidak pasti hasilnya, semakin besar return yang ditawarkan untuk menarik investor.
- Bagaimana cara mengurangi risiko investasi high risk?
Diversifikasi, riset yang matang, mulai dari jumlah kecil, serta memastikan kondisi finansial sehat sebelum mengambil risiko besar.





