Apa Itu Bridging Loan? Pengertian, Fungsi, dan Kapan Digunakan
Cari tahu apa itu bridging loan, cara kerja, fungsi, kelebihan, dan risikonya. Panduan lengkap agar kamu tahu kapan waktu terbaik menggunakannya.
Kadang dalam urusan finansial, waktu nggak selalu berpihak. Misalnya, kamu perlu dana cepat buat beli rumah baru, tapi hasil penjualan rumah lama belum cair. Dalam situasi seperti ini, bridging loan adalah solusi praktis yang bisa menjembatani kebutuhan dana sementara sebelum sumber pendanaan utama diterima. Singkatnya, pinjaman ini membantu menjaga cash flow tetap aman tanpa harus menunda rencana besar yang sudah di depan mata.
Baca juga: Cara Menghitung Persen Bunga Pinjaman: Rumus, Simulasi, dan Tips Anti Boncos
Apa Itu Bridging Loan?
Bridging loan adalah pinjaman jangka pendek (biasanya tenor 6-12 bulan) yang digunakan untuk menutup kebutuhan finansial sementara. Jenis pinjaman ini sering digunakan oleh individu maupun bisnis ketika membutuhkan dana cepat sambil menunggu pencairan dana utama seperti hasil penjualan aset, KPR (Kredit Pemilikan Rumah), atau investasi.
Misalnya begini: kamu ingin beli rumah baru seharga Rp1 miliar, tapi rumah lamamu di Depok belum terjual. Daripada kehilangan kesempatan, kamu bisa pakai bridging loan untuk menutup pembayaran rumah baru dulu. Begitu rumah lama terjual, hasilnya digunakan untuk melunasi pinjaman tersebut.
Jadi secara konsep, bridging loan adalah solusi transisi, bukan pinjaman jangka panjang, tapi jembatan finansial agar kamu nggak kehilangan momentum.

Bagaimana Cara Kerja Bridging Loan?
Prinsip kerjanya cukup simpel: lembaga keuangan (biasanya bank atau perusahaan pembiayaan) memberikan pinjaman dengan jaminan aset yang kamu miliki, misalnya rumah lama yang sedang dijual. Setelah dana utama cair, entah dari hasil penjualan aset, KPR, atau modal bisnis, pinjaman ini harus segera dilunasi.
Berikut alur sederhananya:
- Kamu mengajukan bridging loan dengan jaminan aset (biasanya properti).
- Bank menilai nilai aset dan kemampuan bayar kamu.
- Dana cair cepat, sering kali hanya dalam beberapa hari kerja.
- Kamu melunasi pinjaman setelah dana utama diterima (misalnya rumah lama terjual).
Makanya, bridging loan adalah pilihan cocok untuk mereka yang butuh cash injection cepat tapi punya sumber dana pelunasan yang jelas di depan mata.
Baca juga: Galbay (Gagal Bayar) Pinjol? Ini Risiko Hukumnya
Fungsi Bridging Loan dalam Keuangan Pribadi dan Bisnis
Banyak orang mengira bridging loan hanya untuk pembelian rumah. Padahal, fungsinya lebih luas dari itu. Yuk, kita lihat beberapa skenario nyata di mana bridging loan bisa sangat membantu:
1. Menjembatani Pembelian dan Penjualan Properti
Ini fungsi paling umum. Misalnya kamu sedang menjual apartemen di Jakarta tapi udah nemu rumah impian di BSD. Daripada kehilangan kesempatan, kamu bisa pakai bridging loan untuk bayar uang muka atau pelunasan rumah baru dulu.
2. Menutup Kebutuhan Modal Bisnis Sementara
Pebisnis sering menghadapi gap waktu antara proyek satu dan berikutnya. Bridging loan bisa digunakan untuk menutupi biaya operasional atau pembelian bahan baku sambil menunggu pembayaran dari klien atau dana investor cair.
3. Menjaga Arus Kas Tetap Stabil
Kadang kamu butuh uang cepat untuk gaji karyawan, bayar supplier, atau sekadar memastikan cash flow bisnis tetap positif. Nah, di situ bridging loan adalah solusi untuk membantu kamu melewati “masa kering” tanpa panik.
4. Menangkap Peluang Investasi Cepat
Ada peluang properti atau bisnis bagus tapi dananya belum siap? Bridging loan bisa jadi alat strategis buat kamu yang punya rencana matang dan bisa mengembalikannya dalam waktu singkat.

Kapan Waktu Terbaik Menggunakan Bridging Loan?
Karena sifatnya jangka pendek, bridging loan adalah pilihan ideal jika kamu:
- Sudah punya sumber dana jelas untuk pelunasan (misalnya aset yang sedang dijual).
- Sedang menunggu pencairan pinjaman jangka panjang (seperti KPR atau modal usaha).
- Punya cash flow kuat untuk menanggung bunga dan cicilan jangka pendek.
- Ingin memanfaatkan peluang investasi yang butuh keputusan cepat.
Tapi kalau kamu belum punya kepastian kapan dana utama akan cair, lebih baik pikir dua kali. Bunga bridging loan biasanya cukup tinggi (bisa 10–15% per tahun), jadi penting banget punya strategi pembayaran secara matang.
Baca juga: Tips & Panduan Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Kelebihan dan Kekurangan Bridging Loan
Sebelum memutuskan mengambil pinjaman ini, pahami dulu sisi positif dan risikonya.
✅ Kelebihan
- Proses cepat: Cocok untuk kebutuhan mendesak, cair dalam hitungan hari.
- Fleksibel: Bisa digunakan untuk properti, bisnis, atau kebutuhan pribadi.
- Tidak perlu menjual aset dulu: Kamu bisa lanjut transaksi tanpa menunggu dana lama cair.
- Membuka peluang finansial baru: Bisa membantu kamu “bergerak dulu” tanpa harus kehilangan momentum.
⚠️ Kekurangan
- Bunga lebih tinggi: Karena risikonya lebih besar, suku bunga bridging loan bisa di atas pinjaman biasa.
- Tenor pendek: Biasanya 6-12 bulan, jadi wajib punya rencana pelunasan yang jelas.
- Risiko gagal bayar: Kalau penjualan aset tertunda, kamu bisa menanggung beban bunga tambahan.
💡 Tips Skorlife: Sebelum mengajukan bridging loan ke bank, cek dulu riwayat dan skor kredit-mu di Skorlife. Dengan begitu, kamu bisa tahu seberapa besar peluang pengajuan kreditmu disetujui. Kalau ada tunggakan, Skorlife juga bantu kasih rekomendasi pembayaran dan pengaturan budget supaya kondisi finansialmu lebih siap saat mengajukan pinjaman.
Tips Mengelola Bridging Loan dengan Aman
- Pastikan tujuan pinjaman jelas.
Jangan ambil hanya karena “butuh uang cepat.” Harus ada sumber dana pelunasan realistis. - Pilih lembaga keuangan terpercaya.
Pastikan kamu membandingkan bunga, biaya administrasi, hingga tenor dari beberapa bank. - Gunakan hanya untuk kebutuhan produktif.
Hindari memakai bridging loan untuk konsumsi, karena bunga tinggi bisa memberatkan cash flow. - Pantau kondisi kreditmu secara berkala.
Aplikasi seperti Skorlife bisa bantu kamu memantau skor kredit dan memberi insight keuangan yang berguna.
Alternatif Selain Bridging Loan
Kalau merasa bunga bridging loan terlalu tinggi, kamu bisa pertimbangkan:
- Kredit Tanpa Agunan (KTA): Cocok untuk kebutuhan cepat tanpa jaminan, tapi limitnya lebih kecil.
- Kredit Multiguna: Menggunakan properti sebagai jaminan dengan tenor lebih panjang.
- Refinancing: Mengajukan pembiayaan ulang atas aset yang sudah dimiliki untuk mendapatkan dana tambahan.
Masing-masing punya keunggulan sendiri, tergantung kebutuhan dan profil risiko kamu.
Kesimpulan
Jadi, bridging loan adalah solusi cerdas buat kamu yang untuk kebutuhan dana cepat dalam masa transisi keuangan, baik untuk beli rumah baru, menutup modal bisnis, atau menjaga cash flow tetap stabil. Tapi karena bunganya relatif tinggi dan tenornya pendek, pastikan kamu punya rencana pembayaran jelas serta realistis.
Dan sebelum mengambil keputusan, cek dulu skor kreditmu di Skorlife. Dengan tahu kondisi kreditmu sejak awal, kamu bisa lebih percaya diri mengajukan pinjaman, dapat peluang disetujui lebih besar, dan punya strategi finansial lebih matang.
FAQ Seputar Bridging Loan
- Apa itu bridging loan?
Bridging loan adalah pinjaman jangka pendek yang menjembatani kebutuhan dana sementara, biasanya digunakan saat menunggu dana utama seperti hasil penjualan rumah atau KPR.
- Siapa yang cocok menggunakan bridging loan?
Orang yang sedang dalam masa transisi keuangan, misalnya jual rumah lama untuk beli rumah baru, atau pebisnis yang menunggu pembayaran proyek.
- Berapa lama tenor bridging loan?
Umumnya 6 hingga 12 bulan, tergantung kebijakan lembaga keuangan dan nilai jaminan.
- Apakah bunga bridging loan tinggi?
Ya, karena bersifat sementara serta berisiko lebih tinggi, bunganya bisa mencapai 10-15% per tahun.
- Apakah bisa mengajukan bridging loan tanpa jaminan?
Kebanyakan bank meminta jaminan berupa aset seperti properti, tapi beberapa fintech bisa menawarkan versi tanpa agunan dengan limit lebih kecil.





