Gambaran Kerja di Start-up, Ada Untung dan Ruginya Lho
Pada zaman sebelum teknologi maju seperti saat ini, perusahaan-perusahaan besar adalah incaran para pencari kerja. Hal ini berlaku baik bagi fresh graduate maupun professional. Namun seiring berjalannya waktu, perusahaan baru atau start-up kerap mencuri perhatian para pencari kerja.
Satu per satu perusahaan start-up berdiri dan berkembang di Indonesia. Jumlah karyawannya pun beragam, dari puluhan hingga mencapai ratusan karyawan. Tentunya para karyawan perusahaan start-up memiliki alasan kerja di start-up dengan keuntungan dan kelemahannya.
Mari kita bahas satu per satu keuntungan dan kelemahan bekerja di perusahaan start-up.
Keuntungan Bekerja di Perusahaan Start-Up
Pertama, mari kita lihat apa keuntungannya bekerja di start-up. Tentunya perusahaan start-up memiliki banyak keuntungan yang memikat hati para karyawannya. Anda bisa simak penjelasan di bawah ini apabila Anda sudah mulai melirik start-up sebagai tempat berkarir.
1. Bisa Berkontribusi Langsung Pada Pertumbuhan Perusahaan
Pada perusahaan start-up, setiap posisi merupakan posisi strategis karena setiap pencapaian Anda akan menambah nilai bagi perusahaan.
Selain itu, dengan jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak, nama Anda pun akan lebih mudah diingat apabila memiliki pencapaian. Hal ini tentunya menjadi hal yang positif dalam perkembangan karir Anda.
2. Terlibat Dalam Berbagai Bidang
Pada start-up, antar divisi akan terjalin close-coordination, dimana Anda akan memiliki koordinasi yang intens dengan divisi terkait.
Sedikit banyak Anda juga akan terlibat dan dapat mempelajari alur proses dari pekerjaan Anda. Hal ini dapat menjadi skill tambahan untuk Anda ke depannya.
3. Jam Kerja yang Fleksibel
Salah satu kelebihan kerja di start-up dan yang menjadi incaran utama para pencari kerja adalah jam kerja yang fleksibel atau flexible working hour.
Dengan kata lain, Anda dapat menyesuaikan jam kerja sesuai dengan waktu produktif Anda. Performa dan kualitas hasil pekerjaan pun otomatis dapat meningkat.
4. Tempat Belajar Berbagai Hal Baru
Bekerja di start-up merupakan tempat belajar dimana Anda langsung menjadi praktisi. Anda akan mempelajari secara langsung dan terlibat dalam proses bisnis secara keseluran.
Selain itu, Anda juga akan menambah relasi dengan berkolaborasi dengan praktisi lainnya dari seluruh divisi dalam perusahaan.
Kerugian Bekerja di Perusahaan Start-Up
Setiap hal akan selalu memiliki dua sisi. Jika tadi kita sudah bahas keuntungan dari bekerja di perusahaan start-up, maka sekarang adalah waktunya untuk membahas hal-hal yang menjadi kerugian atau kelemahan kerja di start-up.
Tentunya hal ini juga dapat menjadi pertimbangan Anda sebelum memutuskan untuk terjun berkarir di start-up.
1. Perusahaan Belum Stabil
Sesuai dengan namanya, perusahaan start-up adalah perusahaan baru yang memulai segalanya dari nol dengan harapan akan menjadi besar ke depannya.
Hal ini membuat start-up masih harus berjuang keras untuk menjaga eksistensinya dengan beradaptasi dengan lingkungan bisnis dan tergolong belum stabil.
2. Rentan Burnout Bagi Karyawan
Jumlah karyawan terbatas terkadang membuat cakupan pekerjaan menjadi melebihi kapasitas karyawan, overwork karena memiliki beberapa projects sekaligus, kadang dapat menjadi alasan seorang karyawan mengalami burnout.
Hal ini merupakan salah satu kelemahan dari perusahaan start-up karena sesuai dengan poin sebelumnya bahwa perusahaan start-up akan struggling terutama di beberapa tahun awal berdiri. Dampak dari struggling tersebut akan terasa langsung oleh para karyawannya.
Tips Bekerja di Perusahaan Start-Up
Begitulah kira-kira gambaran kerja di start-up. Pada dasarnya terlihat jelas bahwa sebagai start-up, tentunya effort yang harus diberikan oleh para karyawan akan relatif lebih besar dibandingkan dengan perusahaan besar konvensional dengan sistem yang sudah matang.
Namun, effort ini tentunya bertujuan agar perusahaan dapat terus berdiri dan juga dapat menyejahterakan para karyawan yang telah berjuang bersama.
Anda tentu saja dapat berkarir di start-up dan menikmati keuntungannya dan meminimalisir kelemahannya. Hal yang perlu Anda pahami adalah bagaimana menjadi keseimbangan di dalam dinamika perusahaan start-up. Tips yang dapat Anda gunakan adalah sebagai berikut.
1. Disiplin Dengan Jam Kerja
Baik pada start-up dengan flexible working hour atau scheduled working hour, Anda lah sebagai karyawan yang harus dapat disiplin mengenai jam kerja.
Tanpa mengabaikan pekerjaan, Anda sebaiknya mengatur agar load kerjaan dapat terselesaikan dengan baik dalam durasi dan jadwal kerja yang telah ditentukan.
Dengan menguasai kemampuan ini, tentunya work-life balance Anda akan dapat terjaga dan terhindar dari burnout.
2. Berpikir dan Bersikap Kritis
Start-up dengan budaya perusahaan kolaboratif merupakan tempat yang aman bagi Anda untuk berpikir dan bersikap kritis. Berikan opini Anda secara bebas, bertanggung jawab serta berlandasan dengan data yang kuat agar Anda dapat tetap bertahan dengan kritikan dari pihak lain.
Dengan proses diskusi seperti ini, proses pengambilan keputusan dalam proses bisnis pun akan menjadi efektif dan efisien dan Anda akan terbiasa berdiskusi dengan pikiran yang tajam.
3. Berpikiran Terbuka
Memiliki prinsip tentunya sangat penting bagi semua orang, termasuk bagi Anda yang ingin berkarir di start-up. Namun hindari bersikap terlalu keras memegang prinsip Anda cobalah perlahan buka pikiran Anda.
Open minded sangatlah diperlukan karena lingkungan start-up adalah lingkungan yang dinamis.
Perubahan kebijakan eksternal maupun internal akan lebih sering terjadi di start-up. Hal tersebut tentunya tidak dapat dihindari namun Anda dapat belajar untuk pertama menerimanya dan kemudian mengikuti perubahaan yang terjadi.
Dengan begitu, Anda akan terlatih untuk dapat bersikap lebih fleksibel dan adaptif terhadap suatu kebijakan dan juga lingkungan dimana pun Anda berada. Pelajaran ini tentunya akan menjadi nilai tambahan bagi Anda sebagai individu dan bermanfaat untuk karir Anda ke depannya.