6 Faktor yang Mempengaruhi Skor Kredit. Yuk, Cari Tahu
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi skor kredit. Kamu harus mengetahui untuk mengetahui dampaknya pada pengaturan keuangan.
Penasaran bagaimana skor kredit dibentuk? Atau penasaran apa dampaknya ke skor kredit kalau telat bayar tagihan kartu kredit atau kredit lainnya.
Apa saja ya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi skor kredit menjadi bagus? Mungkin banyak pertanyaan yang ada di dalam benak.
Dalam pembahasan Personal Finance sebelumnya, blog SkorLife telah membahas apa yang dimaksud dengan skor kredit dan mengapa skor kredit penting.
Hal ini tentu penting apalagi kalau kamu memiliki cicilan KPR (Kredit Pemilikan Rumah), KKB (Kredit Kendaraan Bermotor), kartu kredit, Kredit Tanpa Agunan (KTA), dan lainnya.
Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi skor kredit kamu, berikut penjelasannya secara singkat.
Blog SkorLife telah merangkum dari berbagai sumber seperti Bcafinance.co.id dan lainnya untuk membahas hal ini.
Sejumlah Faktor yang Mempengaruhi Skor Kredit
1. Riwayat Pembayaran Utang
Faktor yang paling mempengaruhi skor kredit adalah riwayat pembayaran utang. Riwayat ini menggambarkan bagaimana kamu membayar tagihan, apakah tepat waktu atau ada keterlambatan.
Kemampuan membayar tagihan tepat waktu memberikan dampak baik bagi skor kredit. Sebaliknya, skor kredit akan terus buruk apabila sering telat membayar tagihan.
Tentunya, bank sebagai kreditur juga akan mempertimbangkan hal ini sebelum memutuskan memberikan pinjaman untuk melihat apakah ada risiko gagal bayar pada masa depan.
Nah, salah satu tips agar tidak telat membayar tagihan adalah dengan mengaktifkan fitur autodebet yakni fitur pembayaran otomatis yang memotong saldo tabungan dalam rekening bank kamu.
Dengan begitu, semua tagihan akan terbayarkan tepat waktu dan tidak ada lagi telat bayar. Hal ini juga bisa menjawab pertanyaan bagaimana agar skor kredit baik?
2. Rasio Penggunaan Kredit
Rasio penggunaan kredit atau credit utilization adalah rasio antara jumlah utang kamu gunakan dibandingkan dengan total kredit yang tersedia.
Kamu perlu tahu kalau rasio ini memberikan gambaran sejauh mana kamu menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank.
Rasio penggunakan kredit yang rendah atau di bawah 30% dianggap baik dan dapat berkontribusi positif terhadap skor kredit kamu.
Meski begitu, sejumlah bank memberikan toleransi hingga 50% untuk total semua kredit. Tentunya melihat lagi riwayatnya, apakah kamu masih bisa membayar atau tidak.
Ingat ya, kalau persentase 30% ini mencakup semua kredit seperti KPR, KKB, KTA, kartu kredit, pinjaman online. Namun, kalau kamu memiliki cicilan ke Pegadaian maka tidak masuk ya.
Selain itu, rendahnya rasio penggunaan kredit memberikan gambaran kepada pihak bank bahwa kamu bisa mengatur keuangan dengan baik.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga rasio penggunaan kredit tetap rendah agar skor kredit tetap baik.
Penjelasan di atas juga bisa menjadi jawaban apa yang menyebabkan kredit ditolak? Kalau limit kredit terbatas, pastinya permohonan ditolak.
3. Besaran Kredit
Seberapa besar total kredit atau utang yang dimiliki juga berpengaruh kepada skor kredit. Hal ini juga berefek kepada limit kredit.
Jika limit kredit semakin terbatas, maka saat kamu mengajukan pinjaman kecenderungannya pasti ditolak. Berbeda kalau sebaliknya.
Ya, bayangkan kalau kamu memiliki gaji Rp10 juta, tetapi sudah punya cicilan total Rp4,5 juta. Apakah bank atau lembaga pembiayaan akan memberikan kredit tambahan sementara limit kredit terbatas.
4. Lamanya Kredit
Lamanya kredit (tenor) dan jenis pinjaman yang beragam memiliki peranan dalam membentuk skor kredit.
Durasi waktu kredit dapat memberikan gambaran lebih mengenai bagaimana kamu bisa mengelola kredit dan utang seiring waktu.
Biasanya, kredit yang memiliki jangka waktu lama adalah KPR atau KPA (Kredit Pemilikan Apartemen) yang setidaknya bisa mencapai 10 hingga 20 tahun.
Selain itu, pola kamu membayar kredit juga akan terlihat, misalnya apakah konsisten membayar tagihan tepat waktu atau tidak.
5. Jenis atau Diversifikasi Kredit
Jenis utang pastinya beragam seperti KPR, KPA, KKB, KTA, kartu kredit, hingga paylater. Bisa jadi kamu memiliki cicilan seperti ini.
Kalau kamu memiliki beragam jenis kredit di atas, skor bisa terlihat bagus karena kreditur dapat melihat tanggung jawab. Apalagi kamu selalu membayar tepat waktu.
Meski begitu, keberagaman jenis utang tidak berdampak ke skor kredit, tetapi memang berefek kepada limit kredit.
6. Aktivitas Permohonan Kredit
Aktivitas permohonan kredit mencerminkan adanya potensi penambahan utang dan dianggap sebagai indikator potensial risiko pembayaran yang lebih tinggi.
Jika ada terlalu banyak permohonan kredit dalam waktu yang singkat, maka hal tersebut bisa mempengaruhi skor kredit menjadi buruk.
Hal tersebut bisa mengindikasikan bahwa kamu sedang mengalami masalah finansial sehingga membutuhkan biaya tambahan dengan meminjam.
Sebetulnya, faktor ini memiliki pengaruh yang paling sedikit terhadap skor kredit.
Namun, ada baiknya kamu tetap menghindari pengajuan pinjaman yang sebetulnya tidak perlu agar skor kredit tetap di kondisi yang bagus.
Itulah penjelasan mengenai sederetan faktor yang dapat mempengaruhi skor kredit. Dengan memahami faktor-faktor tersebut, harapannya kamu bisa lebih bijak lagi dalam mengelola keuangan.
Sebab, cara kamu mengelola keuangan secara tidak langsung akan membentuk skor kredit dan peluang mendapatkan kredit pada masa depan.
Sebelumnya, ada sejumlah artikel yang membahas cara menaikkan skor kredit pinjaman online, skor kredit yang bagus berapa, dan masih banyak lagi.
Kalau kamu ingin mengetahui perkembangan dunia bisnis, ekonomi, dan finansial, simak selalu blog SkorLife.
Bagi kamu yang berencana untuk mengajukan kredit mobil bekas melalui lembaga pembiayaan, cek skor kredit online melalui aplikasi SkorLife yang diunduh melalui smartphone.