Mengapa Kamu Perlu Melakukan Financial Planning Sejak Dini?
Istilah financial planning mungkin sudah sering didengar banyak orang. Walaupun istilah tersebut bukan lagi istilah yang asing, nyatanya masih banyak yang belum memahami secara mendalam mengenai konsep financial planning. Akibatnya, muncullah beberapa kesalahpahaman umum yang beredar di masyarakat.
Kesalahpahaman yang paling sering terdengar yakni mengira bahwa financial planning hanya soal investasi. Tidak sedikit orang yang merasa perlu untuk meninjau kembali perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Kesalahpahaman lainnya adalah, financial planning hanya perlu dilakukan ketika kita sudah punya uang berlebih, financial planning itu mahal, hingga financial planning hanya perlu dimulai ketika sudah hidup settle alias berkeluarga.
Kesalahpahaman di atas tentunya bisa mempengaruhi cara seseorang membuat financial planning di masa depan. Padahal, memahami financial planning dengan baik adalah langkah yang penting dalam mengelola keuangan.
Mari kita bahas satu-satu persepsi yang keliru di atas dengan memahami konsep dasar financial planning agar nantinya kamu bisa mencapai tujuan keuangan dengan lebih baik.
1. Financial planning hanya soal investasi
Apakah financial planning sama dengan berinvestasi? Jawabannya adalah tidak. Financial planning sendiri adalah sebuah proses untuk mengevaluasi kondisi keuangan, menentukan tujuan finansial yang ingin dicapai, dan bagaimana cara mencapainya.
Dengan begitu, kamu jadi tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut, apakah itu dengan berinvestasi, melunasi utang, ganti pekerjaan, ambil sertifikasi, atau lainnya. Jadi, financial planning tidak melulu soal investasi.
2. Financial planning hanya perlu satu kali
Kesalahpahaman yang kedua yakni mengira bahwa semuanya sudah beres saat sudah membuat financial planning. Padahal, meninjau kembali financial planning yang telah dibuat adalah hal penting karena kondisi keuangan dan tujuan finansial bisa berubah seiring berjalannya waktu.
Misalnya, kamu perlu mengecek kembali perencanaan keuangan kamu ketika kena PHK masal, kemalingan, tertimpa bencana alam, bangkrut, dan lain-lain.
Meninjau kembali financial planning secara berkala bisa membantu kamu untuk tetap berada di jalur yang benar dalam mencapai tujuan keuangan. Pahami bahwa financial planning adalah sebuah proses yang akan terus berlanjut.
3. Financial planning hanya untuk orang kaya
Seringnya, istilah financial planning dianggap hanya untuk orang-orang yang sudah kaya atau berkecukupan. Padahal, financial planning itu tidak tergantung pada status ekonomi, melainkan sebuah upaya untuk mengelola uang dengan bijak yang bisa digunakan oleh siapapun.
Pikiran yang mungkin muncul di benakmu adalah, kalau gaji saja pas-pasan untuk hidup, buat apa financial planning? lebih baik fokus ke gaji saja kan?
Kamu harus sadar bahwa apapun kondisi kamu sekarang, kondisi ini bisa jadi semakin buruk, stagnan, atau jadi lebih baik. Satu contoh hal yang bisa memperburuk kondisi finansial secara drastis adalah kesehatan.
Misalkan saja gaji kamu pas-pasan, dan kemu memilih untuk sangat irit hingga cuma makan mie instan setiap hari. Hasilnya? 5 tahun mendatang kamu perlu keluar puluhan juta rupiah untuk biaya pengobatan sakit keras.
Bandingkan dengan kalau kamu memilih untuk investasi ke makanan 4 sehat 5 sempurna, mungkin 10 tahun ke depan kamu masih segar bugar dan bahkan naik jabatan karena selalu fit ketika sedang bekerja.
4. Financial planning itu mahal
Miskonsepsi yang keempat yakni butuh biaya untuk membuat financial planning. Memang benar untuk mendapatkan bantuan dari financial planner membutuhkan biaya. Namun, hal tersebut sepadan untuk mempersiapkan hal-hal tidak terduga di masa depan yang bisa membuat kamu kepikiran.
Apabila kamu tidak ingin mendapatkan bantuan dari financial planner, maka kamu bisa merencanakan sendiri keuangan kamu sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya.
Perlu diingat bahwa ini adalah 2023, bukan 1980 dimana informasi masih sangat sulit didapat. Kamu bisa cek dan belajar dari financial planner di berbagai media sosial dan platform yang sudah terpercaya.
5. Financial planning hanya untuk yang sudah berkeluarga
Memulai financial planning saat sudah berkeluarga sebetulnya boleh saja. Namun, kebiasaan baik yang dilakukan sedini mungkin pastinya memiliki dampak yang lebih besar.
Jika kamu menunda untuk membuat financial planning, maka semakin berkurang pula waktu yang tersedia untuk menambah aset-aset kamu.
Mulailah membuat financial planning dengan mengevaluasi kondisi keuangan, menentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai, dan bagaimana cara mencapainya. Dengan begitu, kamu bisa dengan mudah mencapai tujuan keuangan yang diimpikan.
Memahami konsep financial planning dengan lebih baik adalah langkah penting untuk mencapai tujuan keuangan. Perlu diingat, financial planning adalah sebuah proses yang akan terus berlanjut dan akan berbeda untuk masing-masing orang.
Financial planning sendiri pun juga bisa berubah seiring berjalannya waktu. Pahami kondisi keuangan saat ini, tentukan tujuan keuangan dan langkah-langkah yang harus dilakukan guna mencapai tujuan keuangan tersebut.