Apakah KOL 5 Bisa Bikin Kamu Ditolak Kerja?

Layoff masal hingga penerimaan kerja yang lebih selektif lumayan menyulitkan warga +62 yang sedang berada di usia produktif.

Berbagai industri terkena dampaknya, apalagi dunia startup digital yang mendadak jadi tidak semewah dulu lagi. Satu hal yang lumayan bikin orang bingung adalah penolakan karena status kolektabiitas jelek (KOL-5).

Sebelum membahas kenapa-kenapa nya, kita perlu tahu dulu apakah benar kamu bisa ditolak kerja cuma gara-gara KOL-nya jelek. Yuk lanjut baca.


Ditolak kerja karena KOL 5 ?

Betul, kamu bisa ditolak kerja karena status KOL yang buruk. Untuk yang belum paham soal KOL, ada 5 status KOL yaitu KOL-1 (paling bagus) hingga KOL-5 (paling buruk).

Ketika melamar kerja, HR perusahaan pastinya akan minta informasi pribadi kamu seperti KTP dan lain-lain. Dengan data pribadi ini, mereka bisa saja mengecek status KOL kamu.

Lalu, kenapa HR menjadikan status KOL sebagai pertimbangan penerimaan kerja? Bukannya tidak ada hubungannya dengan skill dan pengalaman?


Kenapa KOL jadi pertimbangan?

KOL memang tidak ada hubungannya dengan skill yang kamu miliki, tapi KOL bisa jadi indikator perilaku kamu kedepannya ketika sudah jadi bagian dari perusahaan.

Kita mulai dari alasan kenapa kamu bisa sampai KOL-5. Alasan yang paling umum ya jelas kredit macet, alias kamu ambil pinjol tapi tidak bayar-bayar.

Kalau kamu tidak bayar hutang, artinya kamu orang yang tidak bertanggungjawab. Nah inilah yang ingin dihindari perusahaan: mempekerjakan orang yang tidak bertanggungjawab.

Selain sebagai indikator bahwa kamu tidak bertanggungjawab, KOL 5 juga bisa mengindikasikan potensi masalah finansial. Contoh, hutang kamu membengkak dan dikejar-kejar debt collector, kemudian kamu melakukan berbagai hal yang tidak baik untuk menganggulangi masalah hutang tersebut. Tentunya perusahaan tidak mau terlibat di situasi buruk seperti ini.


Tapi saya tidak pernah telat bayar

Ini yang agak sulit. Kamu bisa saja tidak pernah telat bayar, bahkan mungkin tidak pernah ambil pinjaman apapun tapi KOL 5. Ini bisa terjadi kalau ada orang jahat diluar sana yang pegang identitas pribadi kamu, dan disalahgunakan untuk ambil pinjol.

Kalau ini terjadi, kemungkinan besar kamu tidak akan tahu kecuali tiba-tiba ada yang nagih, baik itu lewat SMS, email, atau didatangi ke rumah.

Kalau merasa pernah lalai soal informasi personal, kamu bisa pakai aplikasi Skorlife untuk mengecek apakah ada yang pakai KTP kamu untuk ambil pinjol atau tidak.

Meski demikian, untuk mencegah hal ini terjadi, kamu sendirilah yang harus mengamankan semua data pribadi, dan bisa dimulai dari memahami potensi sumber kebocoran data:

1. Program bajakan

Di indonesia, eksistensi program bajakan misalnya game sudah jadi hal yang umum. Sayangnya, tidak semua orang paham bahayanya memasang program semacam itu.

Kalaupun orang paham, terkadang ada saja program yang dari luar terlihat resmi, tapi ternyata dia bisa membahayakan keamanan data di komputernya.

Cara terbaik untuk mencegah hal ini terjadi adalah dengan tidak pernah menginstal program bajakan, dan selalu berhati-hati dengan program yang kamu pasang di komputer, bahkan kalau ia terkesan aman.

2. Fotokopian umum

Sering fotokopi / scan KTP, KK, NPWP, SIM dan lain-lain? Nah, di tempat semacam ini, kamu tidak akan tahu apakah hasil scan-an nya langsung terbuang atau tetap tersimpan.

Bahkan kalau si abang fotokopinya tidak punya niat apapun, data personal yang tersimpan di komputer publik bisa dengan mudah tersebar.

Di komputer publik, bisa saja ada pengguna lain yang dengan sengaja memasang malware atau program berbahaya lain yang bisa menyimpan atau menyebarkan semua data yang ada di dalamnya.

3. Aplikasi smartphone

Sering mengalami kan, ketika buka aplikasi yang baru diinstal, dia akan minta beberapa permission misalnya untuk mengakses galeri, mengakses kamera dan lain-lain.

Di situasi ini, kebocoran data bisa terjadi karena dua hal, yaitu si penyedia aplikasi sendiri memanfaatkan datamu untuk hal buruk, atau database nya kena hack kemudian datamu jadi konsumsi orang tidak bertanggungjawab.

Selain tiga hal di atas pastinya banyak lagi sumber kebocoran data, dan kita semua harus dengan aktif mengamankan data kita masing-masing.


Ditolak kerja karena KOL jelek bukan akhir dunia, kamu bisa selalu memperbaiki status KOL dengan berbagai cara.

Kalau kamu jelas-jelas punya hutang yang belum dibayar, ya segera lunasi. Kalau juga bisa membangun reputasi kredit dengan mengambil pinjol atau paylater, misalnya untuk satu tahun, namun pastikan kamu selalu bayar tepat waktu.

Pada akhirnya, memang betul bahwa KOL jelek bisa membuat kamu ditolak kerja. Itulah kenapa kamu harus selalu update seputar status KOL pribadi, selalu bayar hutang tepat waktu, dan selalu jaga skor kredit supaya tetap baik.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments