Perbandingan Investasi Reksadana vs Properti. Lebih Untung Mana?

Inilah perbandingan antara investasi reksadana vs properti. Kira-kira mana yang lebih menguntungkan, ya? Temukan jawabannya dalam artikel ini.

Kalau dilihat dari karakteristik dan pengertiannya, reksadana dan investasi properti merupakan instrumen yang sangat berbeda.

Untuk kamu yang awam, tentu ingin tahu reksa dana itu apa sih?

Melansir laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat dan dikelola oleh badan hukum bernama Manajer Investasi (MI).

Dapat diartikan, reksadana merupakan instrumen investasi di pasar modal, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.

Sedangkan investasi properti adalah jenis penanaman modal dalam bentuk real estate, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.

Adapun contoh investasi properti, yaitu tanah, rumah, apartemen, gudang, vila, ruko (rumah toko), kios, toko, dan lain-lain.

Agar tidak salah pilih instrumen investasi, mari cari tahu untung rugi antara reksadana dan investasi properti yang telah blog SkorLife rangkum dari laman Panangianschool.com.

Perbandingan Investasi Reksadana vs Properti

1. Kemudahan Diversifikasi

Keuntungan pertama dari reksa dana adalah aset yang memiliki beragam jenis instrumen investasi.

Adapun contoh reksadana di Indonesia meliputi, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), Reksadana Saham, dan Reksadana Campuran.

Sedangkan diversifikasi pada investasi properti bisa saja dilakukan. Hanya saja, kamu memerlukan modal yang besar.

2. Likuiditas Tinggi

Reksadana juga termasuk aset yang memiliki likuiditas tinggi, itu artinya pemilik bisa melakukan pencairan dana dengan mudah dan cepat.

Kamu bisa melakukan penjualan aset reksadana dengan memperhatikan Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang berlaku.

Penasaran ya, berapa lama reksadana bisa dijual? 

Batas waktu pembayaran uang oleh Manajer Investasi yakni hingga 7 hari kerja atau T+7, setelah investor menjual reksadananya.

Sementara investasi pada aset properti membutuhkan waktu lama ketika kamu ingin menjualnya alias tingkat likuiditas tergolong rendah.

Apalagi kalau kamu memiliki properti dengan harga di atas belasan miliar atau puluhan miliar, kamu perlu waktu lebih lama untuk menjualnya. 

3. Modal

Beda reksadana vs properti berikutnya terkait modal yang diperlukan untuk investasi.

Cara investasi reksadana yang bisa dilakukan dengan modal kecil pastinya menjadi kelebihan tersendiri.

Kamu bisa memilikinya cukup dengan modal uang ratusan ribu rupiah, melalui aplikasi yang telah terdaftar di OJK atau Otoritas Jasa Keuangan.

Bahkan, kamu bisa membeli reksadana mulai dari Rp10 ribu. Hal ini memang memudahkan investor ritel. 

Hal ini sangat berbeda dengan investasi properti yang membutuhkan modal besar saat membeli aset. Apalagi bila aset itu ada di lokasi yang strategis.

Kamu memerlukan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah untuk memiliki properti. Meski ada skema cicilan dari bank, tetapi tetap saja butuh dana banyak. 

4. Risiko Investasi

Perbedaan lain dari reksadana dan properti yakni dilihat dari risiko investasinya.

Seperti telah disebutkan di awal, kelebihan reksa dana adalah instrumen investasi di pasar modal yang menawarkan likuiditas tinggi.

Namun, kamu perlu ketahui likuiditas reksadana itu juga memiliki risiko berupa keterlambatan pembayaran perintah penjualan atau wanprestasi dari Manajer Investasi.

Sedangkan pada investasi properti, risiko atau kerugian bisa saja terjadi bila legalitas atau Surat Hak Milik (SHM) yang kamu miliki bermasalah.

Risiko lainnya terkait properti adalah bangunan yang semakin tua sehingga tidak dipertimbangkan lagi harga jualnya. 

5. Keuntungan yang Diperoleh

Berbicara soal keuntungan, antara reksadana vs properti punya jenis imbal hasil yang berbeda.

Keuntungan reksadana per bulan berbeda-beda, tergantung jenisnya. Contohnya saja, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) yang menawarkan keuntungan sekitar 4-6% per bulan.

Sedangkan keuntungan investasi properti datang dari kenaikan harga aset per tahun.

Berdasarkan studi situs jual beli properti Rumah123.com, harga properti di Jakarta pada Agustus 2022 naik sebesar 2,7% bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, kepemilikan aset rumah, apartemen, ruko, toko, hingga kavling bisa menjadi sumber penghasilan pasif yang menjanjikan.

Kamu bisa mendapatkan passive income dari sewa properti secara bulanan atau tahunan. Misalnya kamu memiliki apartemen di Yogyakarta yang melirik mahasiswa.

Atau kamu bisa juga mempunyai hunian vertikal di Bekasi dengan membidik target market karyawan atau pekerja asing (ekspatriat).

 6. Biaya Kepemilikan

Beda reksadana dan investasi properti juga bisa dirasakan terkait biaya kepemilikan.

Reksadana mengharuskan pemiliknya membayar biaya ekstra seperti switching fee, subscription fee, redemption fee, serta biaya transfer bank.

Sementara dalam investasi properti, sang pemilik aset perlu mengeluarkan biaya perawatan dan pemeliharaan secara rutin agar kondisinya tetap terjaga.

Apalagi kalau kamu memiliki apartemen atau rumah klaster, tentunya harus memperhatikan biaya IPL (Iuran Pengelolaan Lingkungan).

7. Tujuan Investasi

Kalau ditanya apa kelemahan dari reksadana? Reksadana tidak cocok bila kamu mencari instrumen investasi dengan tujuan jangka panjang.

Umumnya, jenis reksadana di Indonesia memiliki jangka waktu investasi dari 1 tahun hingga 3 tahun saja.

Hal ini berbeda dengan properti yang ditujukan sebagai instrumen investasi jangka panjang untuk bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga aset di pasaran.

Bayangkan kalau kamu memiliki properti hingga 20-30 tahun, kenaikan harga tanahnya tentu lumayan besar. 

Nah, demikianlah perbandingan antara reksadana vs properti yang perlu kamu pahami sebelum memutuskan instrumen investasi terbaik.

Jadi, kesimpulannya lebih baik mana investasi reksadana atau properti ditentukan dari ketersediaan modal yang kamu punya, tujuan investasi, tingkat pengetahuan, karakteristik dan profil risiko. 

Pastikan kamu tidak pernah menaruh semua dana investasi dalam satu instrumen saja. Kalau bisa kamu memiliki reksadana, tabungan, emas, dan juga properti. 

Sebelumnya, ada ulasan mengenai perbandingan antara reksadana vs crypto. Mungkin kamu ingin melirik jenis mata uang ini.

Pantau terus perkembangan terbaru di sektor investasi, ekonomi, bisnis, keuangan, dan gaya hidup, hanya di blog SkorLife.

Bagi kamu yang berencana membeli rumah impian dengan skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yuk cek dulu skor kreditnya di aplikasi SkorLife yang tersedia di smartphone.

Hanya kartu kredit Mayapada Skorcard yang memberikan banyak kelebihan setelah melakukan transaksi di mana saja.

Yuk, baca selalu blog Skorcard agar kamu mendapatkan rekomendasi terbaru mengenai wisata, makanan, minuman, dan lainnya. 

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments