Wajib Punya dan Paham, Ini Cara Mengatur Dana Darurat!
Pandemi sudah dipastikan berat bagi sebagian besar masyarakat, terutama di Indonesia. Ditambah dengan kondisi ekonomi yang sedang mengalami resesi.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di banyak perusahaan. Karyawan yang terkena dampak berjumlah ratusan atau bahkan ribuan secara total.
Bagi masyarakat yang terdampak, dana darurat adalah sesuatu yang bisa membantu kita untuk dapat tetap berdiri di atas kaki sendiri.
Paling tidak, idealnya sampai kita bisa mendapatkan kembali pekerjaan baru dan mendapatkan kembali pendapatan yang rutin. Sayangnya, tidak semua orang memahami pentingnya dana darurat ini.
Kurangnya pemahaman akan pentingnya dana darurat akan dapat membuat setiap orang kaget dan terlarut dalam kesedihan dari kehilangan pekerjaan mereka.
Sebaliknya, kesadaran akan pentingnya memiliki dana darurat dapat membuat semua orang siap menghadapi kondisi terburuk. Bagaimanakah cara mengatur dana darurat? Mari kita bahas satu per satu bersama mengenai cara mengatur dana darurat, ya.
Kurangi Pengeluaran Bulanan
Pertanyaan yang kerap muncul adalah, berapa dana darurat yang ideal dan bagaimana cara menghitung dana darurat? Nominal dana darurat tergantung kepada status kamu saat ini.
Apakah saat ini kamu single, menikah tanpa anak, atau kah menikah dengan anak. Idealnya, dana darurat adalah 6-12 kali lipat dari pengeluaran bulanan kamu.
Cara pertama bagaimana mengatur dana darurat adalah dengan penekan pengeluaran. Pastikan kamu memiliki catatan berupa kebutuhan setiap bulan kamu. Evaluasi satu per satu dan lihat di bagian mana yang bisa kamu tekan.
Misal tagihan listrik, dari nominal biasanya Rp 300ribuan, kamu bisa menekan pengeluaran listrik dengan cara tidak menyalakan AC di siang hari. Atau bisa juga dari kebutuhan makan, bisa kamu tekan dengan cara memasak dan tidak selalu membeli makanan di luar.
Sisihkan Sejak Hari Gajian Tiba
Langsung pisahkan uang dana darurat ke rekening lain. Jika bisa, kamu sebaiknya memiliki minimal tiga rekening. Rekening pertama adalah rekening hari-hari yang bisa kamu gunakan. Kedua adalah rekening tabungan dan ketiga adalah rekening dana darurat.
Mengapa dana tabungan dan dana darurat harus dipisahkan? Karena kerap tabungan digunakan untuk keinginan atau kebutuhan sedangkan dana darurat hanya boleh digunakan ketika ada sesuatu yang memang darurat, sepeti PHK contohnya.
Dana darurat ini bisa dianggap sebagai last resort untuk suatu kondisi emergency.
Petakan Pengeluaran Bulanan Kamu
Buat mapping untuk pengeluaran bulanan kamu juga menjadi cara untuk mengatur dana darurat. seperti misalnya kebutuhan primer seperti biaya sewa atau cicilan rumah, biaya listrik dan gas, dan lainnya.
Dari mapping tersebut, kamu dapat melihat prioritas kebutuhan. Kebutuhan primer, sekunder, dan juga kewajiban. Dengan memahami mapping ini, kamu akan lebih cermat dalam mengatur pengeluaran dan pendapat kamu.
Ketahuilah Berapa Waktu yang Kamu Butuhkan Untuk Mengumpulkan Dana Darurat Tersebut
Tanpa timeline yang jelas, terkadang bisa membuat kita lupa akan komitmen utama yakni menyiapkan dana darurat. Hitunglah berapa persen dari pendapatan kalian yang bisa dialokasikan sebagai dana darurat.
Katakan kamu bisa menyisihkan 20% dari pendapatan kamu setiap bulanannya. Maka kamu dapat menghitung dengan cara membagi jumlah dana darurat ideal dengan 20% dari pendapatan kamu, kemudian kamu akan dapat melihat berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk memiliki dana darurat yang ideal.
Siapkan Dua Jenis Dana Darurat
Jika pekerjaan kamu tidak stabil, bisa jadi merupakan freelancer atau pegawai kontrak. Ada baiknya kamu pertimbangkan untuk memiliki dua dana darurat. Pertama adalah untuk biaya operasional yang timbul mendadak seperti misal kendaraan rusak atau maintenance rumah.
Kedua adalah untuk dana keberlangsungan operasional apabila terjadi pemutusan kontrak kerja. Kedua dana darurat ini akan menjadi pegangan kamu dalam menghadapi kondisi yang tidak pasti.
Siapkan Rekening Khusus Untuk Dana Darurat
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sebaiknya miliki rekening khusus untuk dana darurat. Pastikan rekening ini tidak kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kamu bisa simpan kartu dan juga buku rekening ini di dalam cashbox dengan baik.
Butuh komitmen memang untuk tidak menggunakan dana darurat ketika rekening hari-hari sudah tidak memiliki saldo. Namun perlu diingat bahwa kamu membutuhkan dana darurat ini untuk kemudian hari.
Apabila rekening harian telah kehabisan saldo sebelum waktunya, hal ini adalah tanda bahwa kamu mungkin perlu melakukan evaluasi uang terhadap kondisi keuangan pribadi kamu.
Aktifkan Autodebet
Apabila kamu termasuk salah satu orang yang memiliki kesulitan untuk disiplin dalam menyiapkan dana darurat, kamu dapat menggunakan fasilitas autodebet. Kamu hanya perlu datang ke bank dan meminta untuk dibuat tabungan autodebet.
Kamu bisa memilih nominal dan jangka waktu yang kamu inginkan. Pilihlah sesuai kebutuhan dan kemampuan. Pastikan kamu sudah menghitung jumlah dana darurat ideal untuk kamu.
Lakukan Secara Perlahan dan Konsisten
Seperti layaknya menabung, menyimpan dana darurat juga merupakan salah satu kebiasaan rutin yang harus kita latih sendiri. Lakukan secara perlahan, pastikan kamu mengerti mengapa dana darurat ini penting.
Dengan begitu, setiap kali kamu tergoda untuk menggunakan dana darurat tersebut sebelum waktunya, kamu dapat kembali mengingatkan diri sendiri.
Konsistensi juga diperlukan dalam menyiapkan dana darurat ini. Sebaiknya kamu sudah mulai menyimpan dana darurat secara rutin. Misalnya ketika tabungan autodebet kamu sudah cair, kamu bisa menaruhnya di deposito dan kembali membuka tabungan autodebet baru. Dengan begitu, kamu sudah terlatih untuk menyiapkan dana darurat.