Kerugian Membeli Rumah dengan KPR, Pertimbangkan Hal Ini

Kerugian membeli rumah dengan KPR mungkin tidak selalu disadari oleh banyak orang ketika memutuskan untuk memiliki rumah impian. KPR (Kredit Pemilikan Rumah) memang menjadi salah satu metode populer yang digunakan oleh banyak orang untuk membeli rumah.

Namun, ada beberapa kerugian yang perlu kamu ketahui sebelum membuat keputusan.

Bunga yang Relatif Tinggi

Bunga KPR di Indonesia relatif tinggi, dan ini dapat memberikan beban finansial yang cukup berat. Sebagai perbandingan, suku bunga KPR dari Bank Mandiri berkisar 6-7%, sedangkan BCA sekitar 7-8%.

Jika dibandingkan dengan jenis kredit lain, seperti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang biasanya memiliki suku bunga sekitar 5-6%, atau Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan suku bunga sekitar 10-15%, suku bunga KPR masih bisa dianggap wajar.

Namun, penting untuk mempertimbangkan bahwa durasi KPR yang cukup panjang membuat total bunga yang dibayarkan bisa menjadi sangat besar.

Jadi, sebelum memilih produk kredit, sebaiknya bandingkan dan pertimbangkan suku bunga, besaran cicilan, dan durasi cicilan dari setiap opsi yang tersedia.

Lama Periode Cicilan dalam KPR

Durasi cicilan yang lama merupakan salah satu kerugian membeli rumah dengan KPR. Misalnya, bank biasanya menawarkan periode cicilan KPR antara 15 hingga 30 tahun.

Ini berarti kamu harus bersiap dengan komitmen untuk membayar cicilan rumah dalam jangka waktu yang sangat panjang. Periode cicilan yang panjang seperti ini bisa mempengaruhi keuanganmu secara keseluruhan dan mengikat cash flow untuk kebutuhan atau investasi lain dalam durasi tersebut.

Memilih KPR dengan durasi cicilan yang panjang memiliki dampak signifikan terhadap total jumlah yang harus kamu bayarkan.

Misalkan, kamu mengambil KPR untuk rumah seharga 1 miliar rupiah dengan durasi 20 tahun dan suku bunga 7% per tahun. Cicilan bulanan akan sekitar 7,7 juta rupiah. Jika diakumulasikan selama 20 tahun, total yang kamu bayar menjadi sekitar 1,85 miliar rupiah.

Sebagai perbandingan, jika kamu membeli rumah tersebut secara tunai, kamu hanya akan mengeluarkan 1 miliar rupiah. Dengan kata lain, memilih KPR dengan durasi yang panjang akan membuatmu membayar ekstra sekitar 850 juta rupiah lebih banyak dibandingkan dengan pembayaran tunai. 

Dampak Likuiditas Keuangan

Kerugian membeli rumah dengan KPR selanjutnya adalah berdampak pada likuiditas keuangan kamu. Cicilan bulanan yang harus kamu bayar bisa mempengaruhi aliran kas dan kemampuan kamu untuk mengalokasikan uang untuk kebutuhan atau investasi lainnya.

Risiko Kenaikan Suku Bunga

KPR dengan suku bunga variabel memiliki risiko kenaikan suku bunga. Menurut sumber dari Bank Indonesia, suku bunga KPR dapat berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi dan kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral atau pihak perbankan.

Contoh pada tahun 2005-2006, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebagai respons terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.

Pada periode tersebut, suku bunga acuan BI mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sebagai contoh, pada awal tahun 2005, suku bunga acuan atau BI Rate berada pada kisaran 6,75% dan pada akhir tahun 2006, suku bunga tersebut telah mencapai angka 12,75%.

Kenaikan ini memiliki dampak langsung terhadap produk kredit perbankan, termasuk KPR, yang biasanya akan menyesuaikan suku bunganya berdasarkan BI Rate.

Misalkan, konsumen yang mengambil KPR dengan suku bunga variabel di awal tahun 2005, kemungkinan akan menghadapi kenaikan cicilan bulanan mereka seiring dengan kenaikan suku bunga acuan BI.

Hal ini mencerminkan betapa pentingnya bagi konsumen untuk memahami dan mempertimbangkan risiko kenaikan suku bunga ketika mengambil KPR dengan suku bunga variabel.

Terikat dengan Ketentuan Kontrak KPR yang Ketat

Ketika kamu memutuskan untuk membeli rumah dengan KPR, kamu akan terikat dengan kontrak yang memiliki syarat dan ketentuan tertentu. Kontrak ini biasanya sangat detail dan ketat dalam mengatur hak dan kewajiban antara bank dan nasabah. Beberapa contoh peraturan ketat dalam kontrak KPR meliputi:

  • Denda Keterlambatan: Jika kamu terlambat melakukan pembayaran cicilan, biasanya akan ada denda yang dikenakan. Denda ini bisa berupa persentase tertentu dari jumlah cicilan atau nilai tetap yang telah ditentukan.
  • Kewajiban Asuransi: Beberapa bank mewajibkan nasabah untuk mengasuransikan properti yang dibeli dengan KPR. Hal ini bertujuan untuk melindungi bank dari risiko kehilangan aset. Biaya premi asuransi ini biasanya dibebankan kepada nasabah.
  • Pelunasan Lebih Awal: Jika kamu memiliki kelebihan dana dan ingin melunasi KPR lebih cepat, beberapa bank mungkin mengenakan biaya atau denda pelunasan dini.
  • Penyesuaian Suku Bunga: Bagi KPR dengan suku bunga variabel, bank memiliki hak untuk menyesuaikan suku bunga sesuai dengan kondisi pasar atau kebijakan internal.
  • Syarat Penjualan Properti: Beberapa bank mungkin memiliki ketentuan khusus jika kamu ingin menjual properti sebelum KPR lunas, seperti wajib melunasi sisa pinjaman atau mendapatkan persetujuan dari bank terlebih dahulu.

Sebelum menandatangani kontrak KPR, pastikan kamu membaca dan memahami semua ketentuan dengan baik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan pihak bank atau ahli hukum agar kamu tidak menemui kejutan di kemudian hari.

Kesulitan dalam Penjualan Rumah

Proses menjual rumah yang masih terikat KPR cukup rumit karena melibatkan beberapa tahapan yang harus mendapatkan persetujuan dari bank.

Pertama, penjual harus menginformasikan niat menjual kepada bank dan menyelesaikan administrasi terkait. Setelah ada pembeli yang tertarik, harga jual harus disepakati oleh semua pihak, termasuk bank, karena bank memiliki hak atas properti tersebut.

Selanjutnya, dana yang diterima dari penjualan akan digunakan untuk melunasi sisa pinjaman KPR kepada bank. Hanya setelah pinjaman lunas, hak kepemilikan rumah baru bisa sepenuhnya dialihkan kepada pembeli.

Keseluruhan proses ini tidak hanya memakan waktu yang lebih lama dibandingkan penjualan rumah tanpa KPR, tetapi juga mengharuskan penjual dan pembeli untuk menangani lebih banyak aspek hukum dan administrasi.

Kesimpulan

Sebelum memutuskan untuk membeli rumah dengan KPR, memahami semua kerugian membeli rumah dengan KPR adalah langkah penting untuk menghindari masalah di kemudian hari.

Untuk lebih bijak dalam mengelola dan merencanakan keuangan kamu, termasuk dalam hal pemilihan KPR, pertimbangkan untuk menggunakan aplikasi SkorLife. Dapatkan berbagai informasi dan tips keuangan dengan mengunjungi dan membaca artikel-artikel di blog SkorLife, dan pastikan juga untuk mendownload aplikasi SkorLife di sini.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments