Mengenal Bunga Floating KPR dan Cara Menghitungnya

Pahami apa itu bunga floating KPR, cara menghitung bunga floating, serta tips agar cicilan tetap aman. Yuk, pelajari sebelum ambil KPR!

Bayangkan kamu sudah memiliki rumah impian melalui fasilitas KPR (Kredit Pemilikan Rumah), namun tiba-tiba cicilan bulan depan meningkat dari biasanya. Situasi seperti ini sering terjadi ketika masa bunga floating KPR mulai berlaku.

Jenis bunga ini tidak tetap, karena bunga floating adalah suku bunga yang menyesuaikan pergerakan pasar atau kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia. Artinya, cicilan bisa naik atau turun tergantung kondisi ekonomi.

Agar kamu lebih siap mengantisipasi perubahan tersebut, mari bahas bersama cara kerja serta cara menghitung bunga floating agar keputusan finansialmu tetap terencana dan stabil.

Baca juga: Apa Itu Lelang Rumah? Tips & Pandian Beli Rumah Lelang Bank

Apa Itu Bunga Floating KPR?

Bunga floating KPR adalah jenis bunga yang tidak tetap. Artinya, suku bunga bisa naik atau turun mengikuti acuan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) atau kebijakan internal bank. Jadi, cicilan kamu bisa berubah setiap periode tertentu, biasanya setiap 3, 6, atau 12 bulan.

Berbeda dengan bunga fixed, di mana cicilan tetap selama periode tertentu, bunga floating bersifat mengambang atau menyesuaikan kondisi ekonomi. Itulah kenapa bunga floating adalah istilah yang sering dikaitkan dengan risiko fluktuasi cicilan, tapi juga bisa jadi peluang kalau suku bunga acuan sedang turun.

Contoh: Kamu ambil KPR dengan bunga tetap 5% selama 2 tahun pertama. Setelah masa itu habis, bunga berubah menjadi floating mengikuti BI rate. Kalau BI rate turun, cicilan kamu bisa ikut turun. Tapi kalau BI rate naik, cicilan pun bisa ikut naik.

Contoh Utang Jangka Panjang
Sumber gambar: Freepik

Perbedaan Fixed Rate dan Floating Rate

Sebelum masuk ke cara menghitung bunga floating, penting untuk paham dulu perbedaan dua jenis bunga ini:

Jenis Bunga Karakteristik Cocok Untuk
Fixed Rate (Tetap) Cicilan tetap selama periode tertentu (1-5 tahun) Kamu yang ingin stabilitas dan prediktabilitas anggaran
Floating Rate (Mengambang) Cicilan bisa naik-turun sesuai suku bunga acuan Kamu yang siap fleksibel dan ingin peluang bunga turun

Kebanyakan bank di Indonesia menawarkan kombinasi: masa fixed rate di awal, lalu bunga floating KPR di sisa tenor. Misalnya: fixed 3 tahun pertama, lalu floating sampai lunas.

Baca juga: 5 Keuntungan Membeli Rumah dengan KPR yang Perlu Kamu Tahu

Kelebihan dan Kekurangan Bunga Floating KPR

Setiap jenis bunga punya dua sisi. Nah, berikut ini ringkasan kelebihan dan kekurangan dari sistem bunga floating adalah:

✅ Kelebihan

  1. Cicilan bisa turun kalau suku bunga acuan BI turun. Ini memberikan peluang penghematan signifikan.
  2. Lebih fleksibel, terutama bagi kamu yang paham tren ekonomi dan bisa memanfaatkan waktu untuk refinancing.
  3. Transparan terhadap pasar, karena bunga mengikuti kondisi ekonomi riil, bukan angka tetap dari bank.

⚠️ Kekurangan

  1. Risiko cicilan naik saat suku bunga acuan meningkat. Kalau tidak siap, ini bisa mengganggu cash flow bulanan.
  2. Sulit merencanakan anggaran jangka panjang, terutama kalau penghasilan tetap.
  3. Butuh pemantauan rutin, karena bunga bisa berubah tiap periode.

Cara menghitung bunga floating KPR

Cara Kerja Bunga Floating KPR

Secara mekanisme, bunga floating KPR mengikuti formula dasar bunga efektif: bunga dihitung berdasarkan sisa pokok pinjaman yang belum dibayar. Saat suku bunga berubah, bank akan menghitung ulang cicilan sesuai tingkat bunga baru.

Misalnya:

  • Suku bunga floating = BI Rate + margin bank (misalnya 2%)
  • Jika BI Rate 6%, maka bunga floating menjadi 8%.
    Kalau bulan depan BI Rate naik menjadi 7%, bunga floating otomatis jadi 9%.

Biasanya, penyesuaian ini dilakukan setiap 3-6 bulan sekali, tergantung kebijakan bank.

Baca juga: Mengenal Rumah Subsidi: Syarat, Kelebihan, & Kekurangannya

Cara Menghitung Bunga Floating KPR

Saat mempertimbangkan mengajukan KPR, bagaimana cara menghitung bunga floating jadi salah satu pertanyaan penting untuk memahami dampaknya terhadap cicilan?

Langkah-langkah menghitung bunga floating:

  1. Ketahui sisa pokok pinjaman. Misalnya Rp 600 juta.
  2. Ketahui suku bunga floating per tahun. Contoh: 7% per tahun.
  3. Gunakan rumus berikut:  Bunga per bulan = (Sisa Pokok × Suku Bunga Tahunan) ÷ 12

Contoh Simulasi Bunga Floating KPR

  • Pokok pinjaman: Rp 600.000.000
  • Tenor: 10 tahun (120 bulan)
  • Bunga floating: 7% per tahun

Perhitungannya:

  • Bunga per bulan = (600.000.000 × 7%) ÷ 12 = Rp 3.500.000
  • Cicilan pokok bulanan = 600.000.000 ÷ 120 = Rp 5.000.000
  • Total cicilan bulan pertama = Rp 8.500.000

Kalau di bulan berikutnya suku bunga naik menjadi 9%, maka bunga per bulan berubah menjadi (600.000.000 × 9%) ÷ 12 = Rp 4.500.000. Cicilanmu otomatis naik jadi sekitar Rp 9.500.000 per bulan.

Jadi, memahami cara menghitung bunga floating penting banget agar kamu tahu bagaimana perubahan suku bunga mempengaruhi pengeluaran setiap bulan.

Beli Rumah atau Apartemen
Sumber gambar: Freepik

Tips Cerdas Menghadapi Bunga Floating KPR

Supaya kamu tetap aman meski bunga bisa berubah-ubah, coba praktikkan beberapa tips berikut:

  1. Pahami akad kredit dengan baik
    Baca detail tentang masa fixed rate, periode floating, dan batas maksimum bunga (jika ada).
  2. Pantau tren suku bunga BI
    Biasanya, penurunan suku bunga acuan diikuti penurunan bunga floating KPR.
  3. Siapkan dana cadangan minimal 3-6 bulan cicilan
    Ini membantu jika cicilan mendadak naik karena kenaikan bunga.
  4. Pertimbangkan refinancing atau take-over KPR
    Kalau bunga floating terlalu tinggi, kamu bisa pindah ke bank lain dengan bunga lebih rendah.
  5. Gunakan simulasi bunga KPR
    Banyak kalkulator online yang bisa bantu prediksi cicilanmu saat bunga berubah.

Bagaimana Skorlife Bisa Membantu Kamu?

Buat kamu yang sedang mengajukan KPR atau bersiap menghadapi masa floating, penting untuk memastikan kondisi finansial dan skor kredit tetap sehat. Untuk itu, aplikasi Skorlife bisa membantumu untuk:

  • 🔍 Cek Riwayat Kredit: Lihat histori kredit dan pastikan tidak ada tunggakan yang bisa mempengaruhi pengajuan KPR.
  • 💡 Peluang Pengajuan Kredit: Skorlife bantu kamu melihat seberapa besar peluang pengajuan KPR-mu disetujui bank.
  • 💰 Manajemen Keuangan: Dapatkan rekomendasi pembayaran tunggakan dan budgeting supaya keuangan tetap stabil, bahkan ketika bunga floating berubah.

Dengan Skorlife, kamu bisa menghadapi bunga floating KPR dengan lebih percaya diri dan perencanaan finansial yang matang. Yuk, cek skor kreditmu sekarang agar pengajuan KPR makin lancar!

Baca juga: Tips & Cara Menentukan Limit Kartu Kredit agar Aman

Kesimpulan

Bunga floating KPR memang bisa terasa menantang karena sifatnya yang berubah-ubah. Tapi dengan pemahaman yang tepat, kamu bisa menjadikannya peluang. Saat suku bunga turun, cicilanmu bisa jadi lebih ringan, sementara saat naik pun kamu sudah siap dengan strategi keuangan yang matang.

Jadi, pastikan kamu tahu bunga floating adalah apa, cara menghitungnya, serta bagaimana mengantisipasi perubahannya. Gunakan alat bantu seperti Skorlife untuk memantau kesehatan finansialmu, sehingga setiap keputusan soal KPR bisa diambil dengan percaya diri dan penuh perhitungan.


FAQ Seputar Bunga Floating KPR

  1. Apa itu bunga floating KPR?

Bunga floating KPR adalah jenis bunga pinjaman rumah yang nilainya berubah mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia atau kebijakan bank. Karena sifatnya tidak tetap, besar cicilan bisa naik atau turun sesuai kondisi ekonomi dan keputusan bank penerbit KPR.

  1. Kapan bunga floating mulai berlaku?

Biasanya bunga floating mulai diterapkan setelah masa bunga tetap (fixed rate) berakhir, yakni sekitar 1 hingga 5 tahun pertama masa kredit. Setelah periode itu, suku bunga akan menyesuaikan dengan kondisi pasar dan kebijakan bank.

  1. Bagaimana cara menghitung bunga floating?

Gunakan rumus sederhana: Bunga per bulan = (Sisa Pokok × Bunga Tahunan) ÷ 12

Hasil perhitungan bunga ini kemudian ditambahkan dengan cicilan pokok per bulan untuk mendapatkan total cicilan KPR selama periode bunga floating.

  1. Apa risiko dari bunga floating KPR?

Risiko utamanya adalah kenaikan cicilan ketika suku bunga acuan meningkat, terutama jika tidak ada batas kenaikan (cap rate) dari bank. Karena itu, penting menyiapkan dana cadangan agar keuangan tetap stabil saat bunga naik.

  1. Bagaimana cara menghadapi bunga floating agar tidak memberatkan?

Bangun dana darurat minimal 3-6 kali cicilan bulanan dan pantau tren suku bunga secara berkala. Selain itu, gunakan aplikasi seperti Skorlife untuk memantau skor kredit dan mengatur anggaran agar tetap siap menghadapi perubahan bunga.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments