Kenali Prinsip 5C dalam Kredit yang Kamu Perlu Tahu
Pengajuan kredit kamu ditolak padahal kamu sudah merasa tertib administrasi dan memiliki credit history yang baik? Kadang proses analisa pengajuan kredit memang menjadi misteri.
Tapi jangan sampai kamu overthinking soal ini. Pada dasarnya, prinsip utama dalam menganalisa pengajuan kredit adalah prinsip 5C.
Prinsip 5C dalam pemberian kredit mewakili lima aspek berinisial ‘C’. beberapa pendapat mengatakan bahwa terdapat 6C atau 7C. Namun, untuk dasar aspek pemberian kredit, prinsip 5C sudah mencakup bagian terpenting.
Aspek-Aspek Utama Prinsip 5C
1. Character
Huruf ‘C’ pertama adalah ‘Character’ atau karakter. Karakter di sini mengacu kepada faktor personal dari pihak yang mengajukan kredit. Ada beberapa hal yang menjadi pokok perhatiannya.
Pertama adalah attitude kamu dalam memenuhi dokumentasi persyaratan. Apakah kamu disiplin dan terbuka dalam memberikan data? hal ini bisa menjadi faktor untuk melihat keseriusan kamu dalam mengajukan kredit.
Kedua adalah attitude keuangan kamu. Hal ini terlihat dari credit history kamu pada laporan SLIK OJK ataupun laporan biro kredit lainnya. Sebaiknya kamu membayar cicilan tepat waktu setiap bulannya supaya kamu tercatat sebagai KOL-1.
Ketiga adalah bagaimana reputasi kamu di lingkungan bisnis. Biasanya, analis kredit akan melakukan interview sederhana mengenai cara kamu menjalankan usahamu. Atau, bisa juga analis bertanya kepada karyawan ataupun supplier kamu jika dianggap relevan.
2. Capacity
Huruf ‘C’ kedua adalah ‘Capacity’. Jika kamu mengajukan pinjaman untuk usaha, kapasitas ini mengacu kepada kapasitas bisnis. Artinya, daya produksi bisnis dan demand pasar akan menjadi dasar pertimbangan analisa kredit.
Jika kamu mengajukan pinjaman pribadi, capacity biasanya akan terlihat dari jumlah pendapat dikurangi dengan beban cicilan per bulannya. Setiap penyedia kredit memiliki benchmark masing-masing untuk hal ini tentunya.
3. Capital
Huruf ‘C’ ketiga adalah ‘Capital’ alias modal. Kalau kamu mengajukan pinjaman untuk usaha, analis kredit akan melihat laporan keuangan dan jumlah aset dari usaha kamu. Selanjutnya mereka akan memulai proses analisa pinjaman kredit.
4. Collateral
Huruf ‘C’ keempat adalah ‘Collateral’ alias jaminan. Jaminan menjadi garansi dari suatu pinjaman. Jaminan bisa berupa jaminan fisik seperti rumah maupun non-fisik seperti Surat Perintah Kerja (SPK) atau kontrak yang sah.
Analis kredit akan melihat status kepemilikan dari jaminan tersebut, dan menilai potensi resiko dari penurunan harga jaminan. Tujuannya adalah untuk memperkirakan bahwa jaminan bisa menutup nilai pinjaman kamu, jaga-jaga kalau kamu bangkrut dan tidak bisa bayar.
5. Condition
Huruf ‘C’ yang terakhir adalah ‘Condition’. Kondisi ini mengacu kepada kondisi ekonomi makro dan kondisi ekonomi mikro (industri). Satu hal yang menjadi highlight dari aspek ini adalah proyeksi potensi bisnis ke depan.
Semakin bagus proyeksi potensi bisnis kamu di masa depan, maka semakin besar kemungkinan pinjaman kamu disetujui. Terkadang, hal ini juga dapat menjadi salah satu penentu limit kredit yang bisa kamu dapatkan.
Cara Menggunakan Prinsip 5C dalam Pembiayaan Kredit
Prinsip pemberian kredit 5C adalah menggabungkan semua aspek menjadi satu gambaran besar mengenai kelayakan suatu pengajuan kredit. Tentu saja masing-masing aspek memiliki porsinya masing-masing.
Selain itu, setiap analis juga pastinya memiliki pertimbangan masing-masing untuk menilai bobot kelayakan pengajuan pinjaman kredit.
Banyak cara seorang analis kredit menentukan apakah kamu memenuhi syarat 5C atau tidak, tapi ada dua komponen pengecekan yang sangat penting yaitu penghasilan bulanan dan sejarah kredit.
Untuk penghasilan bulanan, kalau jumlah cicilan kamu lebih besar dari penghasilan bulanan, kamu bisa dianggap tidak akan sanggup melunasi cicilan.
Misalnya, kamu meminjam ke bank sebesar 30 juta rupiah dengan masa cicilan 6 bulan. Anggap saja tidak ada bunga, artinya kamu harus membayar cicilan 5 juta perbulan. Nah, kalau penghasilan kamu saja di bawah 5 juta per bulan, bank mungkin tidak mau mengambil resiko menyetujui pinjamanmu, karena kemiungkinan besar kamu tidak akan bisa bayar.
Kalau penghasilan kamu pas-pasan di 5 juta, masih ada peluang disetujui tapi tentu saja semakin besar penghasilamu, semakin besar juga peluang pengajuan pinjamanmu disetujui.
Untuk sejarah kredit, pihak bank akan menghubungi biro kredit untuk mendapatkan data pinjaman dan cicilan lampau, serta mendapat skol KOL kamu.
Kalau kamu punya sejarah sering telat bayar cicilan atau bahkan gagal bayar, ya bank juga akan ragu untuk meminjamkan uang karena beresiko tidak dibayar.
Sejarah kredit yang buruk akan tercermin di skor kolektibilitas (KOL). Ada lima skor KOL yaitu 1 sampai 5, dimana 1 adalah paling bagus sementara 5 adalah paling buruk alias kredit macet.
- KOL-1 (lancar): Kamu selalu membayar tepat waktu. Perkembangan rekening baik, tidak ada tunggakan, serta sesuai dengan persyaratan kredit.
- KOL-2 (dalam Perhatian Khusus): Ada tunggakan antara 1-90 hari.
- KOL-3 (kurang Lancar): Ada tunggakan antara 91-120 hari.
- KOL-4 (diragukan): Ada tunggakan antara 121-180 hari.
- KOL-5 (macet): Ada tunggakan lebih dari 180 hari.
Tidak ada aturan pasti mengenai KOL berapa yang pasti disetujui/ditolak pinjamannya, namun idealnya kamu harus selalu ada di KOL-1.
Pengecekan status KOL ini bisa kamu lakukan di aplikasi Skorlife, sehingga kamu bisa setidaknya memperkirakan dulu seberapa besar peluang kamu disetujui. Kalau belum KOL-1, sebaiknya perbaiki dulu, kemudian setelah kamu KOL-1 barulah ajukan pinjaman.
Setelah menyelesaikan analisa mereka, barulah analis kredit akan dapat memutuskan apakah pinjaman kamu memenuhi syarat untuk disetujui atau tidak. Limit pinjaman juga akan dapat diketahui jika pengajuan kamu diterima.
Contoh Aplikasi Prinsip 5C dalam Pembiayaan Kredit
Contoh sederhana pengaplikasian prinsip 5C untuk sebuah usaha kuliner ayam bakar. Sungkono memiliki sebuah usaha kecil yang produk utamanya adalah ayam bakar dengan menggunakan bumbu rahasia keluarga.
Sungkono telah berjualan ayam bakar selama 6 tahun. Selama ini ia selalu mengandalkan modal pribadinya, namun seiring dengan bertambahnya orderan, maka ia memutuskan untuk meminjam uang ke bank.
Ia mengajukan pinjaman usaha sebesar 100 juta yang akan dibayarkan selama 2tahun, dan proses pelengkapan dokumen berjalan lancar. Untuk jaminan, Sungkono mengajukan rumah pribadinya sebagai jaminan pinjaman, dan harga rumah tersebut 300juta.
Setelah pengajuan, bank akan mereview banyak hal, mulai dari potensi perkembangan bisnis ayam bakarnya, jumlah cicilan bulanan dibanding dengan pendapatan, hingga jaminan yang bisa diambil kalau Sungkono tidak bisa melunasi.
Setelah proses analisis oleh bank dilakukan, Sungkono diinfokan bahwa ia mendapatkan pinjaman kredit dari bank. Hal ini karena 5C telah diterapkan dan memberikan hasil positif sehingga bank menilai bahwa usaha ayam bakar Sungkono layak untuk diberikan pinjaman modal.
Penjelasan tentang penerapan 5C di artikel ini ni hanya satu contoh, tentunya setiap analis kredit memiliki alur proses masing-masing, namun setidaknya sekarang kamu sudah memiliki sedikit gambarannya.
Setiap pihak peminjam bisa jadi punya parameter dan pertimbangan yang beda ketika menentukan kelayakan kredit, namun pada akhirnya mereka hanya ingin memastikan kamu bisa membayar semua pinjaman di akhir masa cicilan.
Kalau kamu mengajukan pinjaman personal, pastikan cicilan dan pengeluaran bulanan masih masuk ke pemasukan bulanan. Kalau kamu meminjam untuk usaha, usahakan punya proyeksi bisnis yang jelas supaya lebih mudah disetujui. Terakhir yang tidak kalah penting, pastikan kamu selalu di KOL-1.