Apa Itu Hutang Lancar dan Bagaimana Mengelolanya agar Keuangan Tetap Sehat
Pahami apa itu hutang lancar, contoh, dan cara mengelolanya agar keuangan tetap sehat. Cek tips finansial & solusi manajemen utang bersama Skorlife.
Pernah merasa kewalahan dengan banyaknya tagihan bulanan yang datang bersamaan, mulai dari cicilan, pajak, sampai biaya operasional? Nah, dalam dunia finansial, kondisi itu bisa digambarkan lewat istilah hutang lancar.
Singkatnya, hutang lancar adalah kewajiban jangka pendek yang perlu kamu lunasi dalam waktu kurang dari setahun. Meski terdengar sederhana, pengelolaannya bisa menentukan lancar tidaknya arus kasmu. Yuk, kenali lebih dalam supaya kamu tahu cara mengendalikannya dengan bijak.
Baca juga: Kredit Macet: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya
Apa Itu Hutang Lancar?
Secara sederhana, hutang lancar adalah kewajiban finansial yang harus dibayar dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi bisnis. Misalnya, kalau kamu punya usaha, hutang ke pemasok yang harus dibayar dalam 3 bulan termasuk hutang lancar.
Dalam konteks pribadi pun bisa mirip: cicilan kartu kredit, tagihan listrik, atau biaya langganan yang harus kamu lunasi tiap bulan juga tergolong “hutang jangka pendek”.
Dari sisi akuntansi, hutang lancar adalah bagian dari liabilitas tercatat di neraca keuangan perusahaan. Kewajiban ini biasanya dibayar menggunakan aset lancar, seperti kas, piutang, atau persediaan barang, yang bisa segera dicairkan menjadi uang tunai.

Fungsi Hutang Lancar dalam Keuangan
Mengetahui apa itu hutang lancar bukan sekadar memahami istilah, tapi juga memahami perannya dalam menjaga kestabilan keuangan. Fungsi utama hutang lancar antara lain:
- Menunjukkan Kesehatan Likuiditas
Besarnya hutang lancar dibandingkan aset lancar bisa memberi gambaran apakah perusahaan (atau individu) cukup “cair” untuk menutup kewajiban jangka pendek. - Mendukung Operasional Sehari-hari
Banyak bisnis menggunakan hutang lancar seperti utang dagang atau pinjaman modal kerja untuk menjaga kelancaran operasional tanpa harus menjual aset tetap. - Menjadi Indikator Kredibilitas Keuangan
Lembaga keuangan biasanya melihat rasio hutang lancar sebelum menyetujui pinjaman baru. Rasio yang sehat menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola kewajiban dengan baik.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat: Apa Itu Kolektabilitas Kredit (Kol)?
Jenis-Jenis dan Contoh Hutang Lancar
Apakah semua jenis hutang masuk sebagai hutang lancar? Berikut penjelasannya dengan contoh nyata agar lebih mudah dipahami:
| Jenis Hutang Lancar | Penjelasan | Contoh Kasus |
| Hutang Dagang (Accounts Payable) | Utang kepada pemasok atas pembelian barang atau jasa secara kredit. | Perusahaan bahan bangunan membeli semen senilai Rp50 juta dengan tempo pembayaran 60 hari. |
| Beban Masih Harus Dibayar (Accrued Expense) | Biaya operasional sudah terjadi tetapi belum dilunasi. | Gaji karyawan bulan ini baru akan dibayar minggu depan. |
| Hutang Pajak | Kewajiban pajak belum disetor ke pemerintah. | Pajak penghasilan karyawan masih menunggu jadwal penyetoran. |
| Hutang Wesel (Notes Payable) | Pinjaman jangka pendek disertai janji pembayaran tertulis. | Pinjaman Rp100 juta dengan jatuh tempo enam bulan. |
| Bagian Lancar dari Hutang Jangka Panjang | Cicilan utang jangka panjang yang harus dibayar dalam waktu ≤12 bulan. | Angsuran kredit kendaraan perusahaan yang jatuh tempo tahun ini. |
| Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenue) | Dana sudah diterima tetapi belum diakui sebagai pendapatan karena layanan belum diberikan sepenuhnya. | Pembayaran langganan satu tahun di muka. |
Dari contoh di atas, bisa dilihat bahwa yang termasuk hutang lancar tidak selalu berupa pinjaman bank. Semua kewajiban jangka pendek yang perlu dilunasi dalam waktu singkat juga masuk kategori ini.

Perbedaan Hutang Lancar dan Tidak Lancar
Biar makin jelas, mari kita bedakan:
- Hutang Lancar → Jatuh tempo dalam ≤ 12 bulan (misalnya: tagihan supplier, pajak, beban gaji).
- Hutang Tidak Lancar → Jatuh tempo lebih dari 12 bulan, seperti pinjaman KPR (Kredit Pemilikan Rumah), obligasi, atau utang bank jangka panjang.
Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa menyusun strategi pembayaran dan perencanaan arus kas lebih efisien. Misalnya, jangan sampai dana yang seharusnya untuk kebutuhan jangka pendek justru dipakai melunasi pinjaman jangka panjang.
Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Kartu Kredit yang Umum di Indonesia
Mengapa Penting Mengelola Hutang Lancar dengan Baik?
Mengelola hutang lancar bukan cuma tanggung jawab perusahaan besar. Bahkan individu pun perlu tahu cara menyeimbangkan antara kewajiban dan kemampuan bayar. Berikut alasannya:
- Mencegah Krisis Cash Flow
Terlalu banyak hutang lancar bisa membuat arus kas macet. Akibatnya, kamu kesulitan membayar kewajiban rutin seperti gaji, cicilan, atau biaya operasional. - Menjaga Skor Kredit Tetap Baik
Terlambat membayar kewajiban jangka pendek bisa menurunkan skor kredit. Padahal, skor kredit penting banget untuk menentukan peluang pengajuan pinjaman di masa depan. - Meningkatkan Kepercayaan Kreditor dan Investor
Rasio hutang lancar yang sehat menandakan kemampuan perusahaan (atau individu) dalam mengelola utang dengan baik, hal ini bisa meningkatkan kepercayaan dari pihak eksternal. - Membantu Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Saat kewajiban jangka pendek tertata rapi, kamu bisa fokus mengalokasikan dana untuk tujuan lain seperti investasi, ekspansi usaha, atau dana darurat.
Cara Efektif Mengelola Hutang Lancar
Nah, ini bagian paling penting. Berikut langkah-langkah praktis untuk diterapkan untuk menjaga agar hutang lancar tetap terkendali:
1. Buat Daftar dan Klasifikasi Kewajiban
Catat semua hutang jangka pendekmu, dari cicilan bulanan, pajak, hingga biaya operasional. Pisahkan berdasarkan tanggal jatuh tempo agar kamu tahu prioritas mana yang harus dibayar lebih dulu.
2. Gunakan Rasio Likuiditas sebagai Panduan
Rasio likuiditas (Current Ratio) bisa bantu kamu menilai kemampuan bayar jangka pendek.
Rumusnya sederhana: Current Ratio = Aset Lancar / Hutang Lancar
Contoh: Jika aset lancarmu Rp200 juta dan hutang lancar Rp100 juta,
Maka: Current Ratio = 200.000.000 / 100.000.000 = 2
Artinya, kamu punya dua kali lebih banyak aset lancar dibanding kewajiban jangka pendek, kondisi ini tergolong sehat karena asetmu cukup untuk menutup semua hutang lancar.
3. Prioritaskan Pembayaran Penting
Utamakan pembayaran kewajiban dengan punya konsekuensi besar jika terlambat, seperti pajak dan gaji karyawan. Setelah itu, baru bayarkan kewajiban lain sesuai arus kas.
4. Negosiasi Ulang Jika Diperlukan
Kalau cash flow sedang ketat, jangan ragu untuk bernegosiasi dengan pemasok atau kreditor agar bisa mendapat jangka waktu pembayaran lebih fleksibel.
5. Gunakan Aplikasi atau Layanan Manajemen Keuangan
Di era digital, kamu bisa pakai layanan seperti Skorlife untuk bantu mengatur keuangan serta kewajiban.
- Cek Riwayat Kredit: ketahui kondisi kreditmu agar lebih siap mengajukan pinjaman baru.
- Peluang Pengajuan Kredit: lihat seberapa besar peluangmu disetujui bank sebelum apply.
- Manajemen Keuangan: dapatkan rekomendasi pembayaran tunggakan dan budgeting agar utang lancar lebih terkontrol.
Dengan Skorlife, kamu bisa lebih tenang dan percaya diri mengatur keuangan pribadi maupun bisnis.
Baca juga: KTA (Kredit Tanpa Agunan): Pengertian, Manfaat, Syarat dan Cara Pengajuannya!
Kesimpulan
Secara singkat, hutang lancar adalah kewajiban finansial jangka pendek yang perlu dilunasi dalam waktu maksimal satu tahun. Yang termasuk hutang lancar meliputi utang dagang, beban tertunda, pajak, bagian cicilan pinjaman jangka panjang, serta kewaajiban operasional lain.
Mengelola hutang lancar secara cermat bisa membantu menjaga arus kas tetap sehat, memperbaiki skor kredit, hingga memperkuat reputasi keuangan. Dengan bantuan teknologi seperti Skorlife, kamu bisa memantau kewajiban, melihat peluang pengajuan kredit, dan mengatur pembayaran dengan lebih efisien.
Intinya, paham apa itu hutang lancar bukan cuma soal teori, tapi tentang bagaimana kamu bisa menjaga keuangan tetap terkendali, baik untuk bisnis maupun kehidupan pribadi.
FAQ Seputar Hutang Lancar
- Apa itu hutang lancar?
Hutang lancar adalah kewajiban keuangan yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun atau satu siklus operasional perusahaan. Jenis hutang ini menunjukkan kemampuan keuangan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menggunakan aset lancar seperti kas atau piutang.
- Yang termasuk hutang lancar apa saja?
Antara lain utang dagang, beban tertunda, pajak, hutang wesel, serta bagian lancar dari pinjaman jangka panjang. Semua kewajiban tersebut wajib dibayar dalam waktu dekat agar arus kas perusahaan tetap stabil dan operasional tidak terganggu.
- Apa bedanya hutang lancar dan tidak lancar?
Hutang lancar jatuh tempo dalam waktu maksimal satu tahun, sedangkan hutang tidak lancar memiliki tenggat lebih dari satu tahun seperti KPR atau obligasi. Perbedaannya penting untuk mengetahui seberapa cepat kewajiban perlu diselesaikan serta bagaimana mengatur likuiditas.
- Mengapa penting mengelola hutang lancar?
Pengelolaan hutang lancar membantu menjaga keseimbangan arus kas dan menghindari risiko gagal bayar. Selain itu, manajemen hutang yang baik juga berpengaruh pada skor kredit dan reputasi finansial secara keseluruhan.
- Bagaimana cara memantau hutang lancar dengan mudah?
Gunakan aplikasi seperti Skorlife untuk memantau riwayat kredit, mengatur jadwal pembayaran, dan merencanakan keuangan dengan lebih efisien. Dengan begitu, kamu bisa memastikan semua kewajiban jangka pendek tetap terkendali tanpa mengganggu stabilitas keuanganmu.





